CANTIKA.COM, JAKARTA - Generasi Z (13-22 tahun) yang lahir di era digital memiliki sejumlah masalah kulit wajah seiring pertumbuhan yang dipengaruhi hormon. Di antaranya jerawat dan flek hitam akibat paparan sinar matahari yang berlebihan.
"Dalam usia 13 tahunan hormon esterogen mulai terbentuk stabil yang mengakibatkan ketidakstabilan proses produksi minyak menjadi berlebih. Hal Itulah yang mengakibatkan bakteri penyebab jerawat mudah tumbuh," ucap Dara saat ditemui di acara Rediscovering the Indonesia Female from Generation ZAP Beauty Index 2020 di Jakarta, Selasa 21 Januari 2020.
Sebenarnya, lanjut Dara, selama masalah kulit tidak serius sebenarnya tidak membutuhkan perawatan khusus. Jika dulu banyak orang mengatasi masalah jerawat dengan suntik, kini orang banyak yang beralih pada laser yang dinamakan photofacial acne.
"Treatment bisa dilakukan saat sedang memiliki jerawat aktif karena mematikan bakteri penyebab jerawat dan mengurangi produksi minyak. Biasanya jerawat akan kering 2-3 hari usai treatment" ucap Dara.
Head Medical & Training dr. Dara Ayuningtyas saat ditemui di acara "Rediscovering the Indonesia Female from Generation ZAP Beauty Index 2020" di Jakarta, Selasa 21 Januari 2020. TEMPO/ Eka Wahyu Pramita
Untuk cegah masalah flek hitam, dikatakan Dara, tidak cukup sebatas memakai payung, sebab tidak ada perlindungan di kulitnya.
"Jadi disarankan untuk memakai sun protection yang tepat, bukan sunblock. Sebab kalau sunblock hanya nge-block sinar, namun yang lebih baik yakni sun protection karena bisa melindungi sinar ultraviolet A dan B," terang Dara.
Di sisi lain, menurut Chief Operation MarkPlus Institute Yasanova Savitry kemauan generasi Z dalam merawat diri dengan produk perawatan kulit atau skincare cukup beragam.
"Jadi, banyak dari generasi Z yang memakai produk skincare atau melakukan perawatan dengan masalah yang sebenarnya tak begitu urgent membutuhkan. Apa yang terlihat di wajah dan tidak enak dipandang bagi mereka, baru mereka akan aware," pungkasnya.