Saran Orang Kaya Menikahi Orang Miskin, Serius atau Bercanda?

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Rini Kustiani

google-image
Ilustrasi pasangan menikah/pernikahan. Shutterstock

Ilustrasi pasangan menikah/pernikahan. Shutterstock

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Pernyataan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy yang menyarankan orang kaya menikahi orang miskin memantik kontroversi. Pandangan itu disampaikan Muhadjir saat memberikan sambutan di Rapat Kerja Kesehatan Nasional di Kemayoran, Jakarta, Rabu 19 Februari 2020.

Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional atau BKKBN, Hasto Wardoyo menjelaskan bagaimana konteks dari pernyataan Muhadjir Effendy tadi. "Saya ikut mendengarkan di acara itu. Sebetulnya konteksnya setengah joke (bercanda) ya," katanya.

Dalam acara yang dihadiri oleh sejumlah pejabat negara itu, Muhadjir Effendy menyampaikan usulan mencegah meningkatnya angka kemiskinan. Caranya, Menteri Agama Fachrul Razi menerbitkan fatwa tentang pernikahan antartingkat ekonomi.

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy. ANTARA FOTO/Wahyu Putro A

Pada kesempatan itu, Muhadjir Effendy mengatakan ada ajaran agama yang terkadang disalahtafsirkan. Salah satunya, mencari jodoh yang setara. "Orang miskin menikah dengan sesama miskin, akibatnya jadilah rumah tangga miskin baru. Ini problem di Indonesia," ucap dia. Dengan begitu, Muhadjir Effendy menyarankan ada fatwa yang isinya mewajibkan orang kaya menikah dengan orang miskin.

Hasto Wardoyo menganggap gagasan Menteri Muhadjir Effendy perlu didiskusikan terlebih dulu oleh para ulama sebelum menjadi keputusan. Musababnya, wacana fatwa adalah ranah para ulama. "Harus dikaji oleh para ahli, seperti kyai atau ulama besar," kata Hasto.

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."