CANTIKA.COM, Jakarta - Apakah kamu sudah pernah menelusuri secara detail proses terjadinya kehamilan? Banyak faktor penentu kehamilan di antaranya kesehatan tubuh, proses pembuahan, dan izin dari Yang Maha Kuasa.
Dokter Spesialis Kandungan dan Kebidanan Budi Wiweko mengatakan syarat terjadinya pembuahan alami adalah adanya sperma, sel telur, dan rahim yang sehat serta saluran telur yang terbuka sehingga memungkinkan bagi sel telur dan sperma untuk bertemu.
"Di awal perjalanan sperma untuk membuahi sel telur melalui vagina dan mulut rahim harus difasilitasi lendir mulut rahim yang baik. Seleksi pertama yang terjadi di mulut rahim memungkinkan hanya sperma terbaik yang lolos melalui rintangan awal ini," ucapnya saat dihubungi Tempo.co, Ahad, 23 Februari 2020.
Tak cukup berbekal sperma yang baik, organ reproduksi perempuan pun harus sehat. Dengan siklus haid yang sempurna, Tuhan Yang Maha Kuasa menyiapkan sel telur matang untuk dilepaskan dari indung telur sekaligus menyiapkan saluran reproduksi yang dibutuhkan melalui produksi hormon estrogen sel telur.
"Kita dapat menyaksikan betapa indahnya orkestra ini melalui terjadinya haid yang teratur setiap bulan. Produksi sel telur matang akan menyiapkan dinding rahim bagi menempelnya sebuah embrio hasil pembuahan. Terjadinya haid sesungguhnya menjelaskan proses lepasnya lapisan dalam rahim pada kondisi tidak adanya pembuahan," ucap Guru Besar Departemen Obstetri Ginekologi
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini.
Selain itu lendir mulut rahim yang biasa dikeluarkan seorang perempuan ketika masa subur tiba, kaya estrogen akan bertindak layaknya petugas resepsionis yang ramah bagi sperma yang sedang berusaha mencari sel telur.
Untuk menembus barikade yang luar biasa ini, dibutuhkan sperma terbaik dengan bentuk, kecepatan dan energi yang kuat dalam jumlah yang cukup untuk sama-sama berupaya mendekati sel telur yang telah menanti di dalam saluran telur.
Demi mendapatkan kekuatan dan kecepatan, sperma mengalami proses aktivasi paling tidak sebanyak dua kali, yaitu di mulut rahim dan di sekitar sel telur agar mampu menembus barikade luar biasa.
Saat pembuahan alami terjadi, puluhan juta sperma dilepaskan di liang vagina. Adanya seleksi alam yang sangat ketat menyebabkan hanya puluhan atau ratusan ribu sperma saja yang mampu mencapai saluran telur untuk kemudian satu buah sperma saja yang sanggup membuahi satu buah sel telur.
Sel telur secara anatomi juga dikelilingi sel pelindung yang kita kenal dengan "kumulus" dan zona pelusida sebagai proteksi terhadap kualitas sel telur dan embrio sebelum terjadinya penempelan di dinding rahim.
Segera setelah terjadinya pembuahan, dinding sel telur atau zona pelusida akan menebal dan tidak memungkinkan bagi sperma yang lain untuk ikut membuahi sel telur yang sama. Satu sel telur hanya mungkin dibuahi oleh satu sperma untuk terjadinya embrio yang sempurna secara genetik sehingga mampu menempel dinding rahim dan terjadilah kehamilan.
Dari semua pasangan yang melakukan hubungan seksual teratur tidak semuanya berhasil mendapatkan kehamilan, 75 persen kehamilan terjadi dalam waktu enam bulan pasca perkawinan.
Dalam kurun waktu 12 bulan pasca perkawinan, 85 persen pasangan berhasil mendapatkan kehamilan. Lima belas persen pasangan tidak beruntung untuk mendapatkan kehamilan yang kita kenal dengan infertilitas atau gangguan kesuburan.
Data yang ada sejauh ini membuktikan bahwa sperma sanggup bertahan dalam saluran reproduksi selama 3 hari. Oleh karena itu, kita menganjurkan hubungan seksual yang teratur setiap 2 sampai 3 hari sekali (di luar waktu haid) agar kemungkinan kehamilan semakin besar.
Apa yang terjadi bila sperma dilepaskan di luar tubuh? Hanya dalam hitungan menit sperma akan mati dan tidak memiliki kekuatan untuk bergerak dan harus diingat bahwa sperma membutuhkan faktor pertolongan yang sangat banyak untuk mampu mencapai sel telur.
"Jadi hanya sperma terbaik, sel telur yang sehat didukung lingkungan yang baik alias organ reproduksi yang sehat dapat menyebabkan sebuah kehamilan," ucap Budi.
EKA WAHYU PRAMITA