CANTIKA.COM, Jakarta - Virus corona yang menyebar melalui udara membuat setiap orang waspada. Untuk mencegah penularan virus ini, kita mesti menjaga daya tahan tubuh dan kebersihan diri.
Beberapa bagian tubuh kita memang sering bersentuhan dengan benda lain, terutama tangan sampai wajah. Berpegangan saat naik bus atau kereta, menyentuh gadget, berjabat tangan dan cium pipi kanan dan kiri alias cupika-cupiki dengan teman atau saudara. Semua itu membuat penularan virus kian rentan.
Sejumlah orang di berbagai negara mulai menghentikan kebiasaan berjabat tangan dan cium pipi karena khawatir tertular virus corona atau COVID-19. Supaya tidak mengurangi keakraban, mereka menggantinya dengan cara yang unik.
Berikut ini gaya pengganti jabat tangan dan cium pipi di berbagai negara:
- Cina
Sebagai ganti jabat tangan, pemerintah Cina menganjurkan masyarakat memegang tangan mereka masing-masing sebagai tanda menyapa. Masyarakat Cina juga memiliki tradisi gong shou, yakni mengepalkan salah satu telapak tangan kemudian menutup kepalan tersebut dengan telapak tangan yang lain di depan dada. Ini gestur klasik dalam memberikan salam sesuai tradisi Cina. - Prancis
Masyarakat Prancis biasanya mencium pipi sebagai tanda keakraban sekaligus menyapa. Namun lantaran virus corona, ahli etika Prancis, Philippe Lichtfus menyarankan langkah yang sederhana untuk menggantikannya. Yakni, cukup dengan menatap mata lawan bicara. - Brazil
Kementerian Kesehatan Brazil mengimbau masyarakat tidak memakai satu sedotan logam untuk minum bersama. Terutama pasangan yang dimabuk cinta, mereka biasanya menyedot chimarrao -minuman khas Amerika Selatan, dari sedotan yang sama dengan sang kekasih. - Jerman
Menteri Dalam Negeri Jerman, Horst Seehofer menolak ajakan jabat tangan kanselir Angela Merkel. Horst Seehofer memilih tersenyum lalu menjabat tangannya sendiri. Mereka tertawa dan Angela Merkel spontan mengangkat tangan. - Spanyol
Tak ada lagi tradisi mencium patung Bunda Maria sebulan menjelang Paskah. Masyarakat Spanyol mengantre untuk dapat mencium tangan atau kaki patung Bunda Maria guna meminta perlindungan. - Romania
Festival Martisor yang menandai awal musim semi di Romania memiliki satu keunikan yang romantis. Saat itu, para pria memberikan bunga talismanic kepada kekasihnya, dan tentu disertai dengan kecupan. Soal pemberian bunga tetap bisa dilakukan, tapi tak ada lagi kecupan.IklanScroll Untuk Melanjutkan - Polandia
Ketika mengikuti acara persekutuan spiritual di Polandia, akan ada ritual pemberian roti dari pastur kepada jamaah. Sejak virus corona merebak, tata cara pemberian roti kini berubah. Jika dulu pastur yang mengambil potongan roti kemudian menyuapi jemaah, sekarang jemaah sendiri yang mengambil dan memakan roti itu.Jemaah juga dilarang mencelupkan tangan mereka ke dalam air suci ketika masuk dan keluar dari gereja. Sebagai gantinya, mereka membuat tanda salib dengan gerakan tangan.
- Iran
Dari sebuah video yang beredar, ada tiga orang bertemu. Mereka kompak memasukkan tangan ke saku pakaian masing-masing. Dua di antaranya yang mengenakan topeng sengaja menyenggol atau menepuk kaki satu sama lain sebagai tanda menyapa.Sebuah video serupa di Lebanon menunjukkan penyanyi Ragheb Alama dan komedian Michel Abou Sleiman saling menepuk kaki sambil membuat suara ciuman.
- Selandia Baru
Beberapa lembaga pendidikan di Selandia Baru sementara ini meninggalkan tradisi Maori atau hongi, yakni saat dua orang saling mendekat lalu menekan hidung mereka. Alih-alih menyapa siswa baru dengan hongi, para staf pengajar menyambut siswa menggunakan lagu Maori. - Uni Emirat Arab dan Qatar
Uni Emirat Arab dan Qatar menyarankan masyarakat agar menghentikan salam tradisional 'hidung ke hidung'. Orang-orang juga tidak boleh berjabat tangan atau berciuman. Sebagai penggantinya, cukup melambaikan tangan.
CHANNEL NEWS ASIA