CANTIKA.COM, Jakarta - Di tengah wabah virus corona baru atau COVID-19 yang melanda Indonesia sejak awal Maret 2020, nama Rumah Sakit Penyakit Infeksi atau RSPI Sulianti Saroso santer disebut dalam pemberitaan. Sebab RSPI Sulianti Saroso menjadi rujukan utama bagi pasien positif COVID-19.
Apakah kamu tahu awal mula nama Sulianti Saroso? Ternyata diambil dari nama tenaga medis yang telah mendedikasikan ilmu dan pengetahuannya, Julie Sulianti Saroso. Perempuan kelahiran 10 Mei 1917 ini lahir di Karangasem, Bali, dan merupakan putri kedua dari keluarga Dokter M Sulaiman.
Merujuk dari berbagai sumber, Julie Sulianti Saroso pernah menempuh pendidikan dasar berbahasa Belanda Europeesche Lagere School (ELS) kemudian pendidikan menengah di Gymnasium Bandung dan melanjutkan pendidikan tinggi di Geneeskundige Hoge School (GHS), sebutan baru bagi Sekolah Kedokteran STOVIA di Batavia.
Sulianti pun dinyatakan lulus sebagai dokter pada tahun 1942 lalu bekerja sebagai dokter di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo. Pada awal kemerdekaan, ia ikut bertahan di rumah sakit besar itu. Namun, ketika ibu kota negara pindah ke Yogyakarta, Sulianti turut hijrah menjadi dokter republiken, lalu bekerja di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta.
Perempuan yang akrab dipanggil Julie ini memiliki jiwa sosial yang tinggi dan kerap berada di garda depan. Mulai dari mengirim obat-obatan ke kawasan gerilyawan, aktif di organisasi seperti Wanita Pembantu Perjuangan, Organisasi Putera Puteri Indonesia, dan Kowani.
Dalam kiprahnya sebagai dokter, ia konsisten menyampaikan gagasan tentang pendidikan seks, alat kontrasepsi, dan pengendalian kehamilan dan kelahiran. Bagi dokter yang dikenal lincah ini, korelasi kemiskinan, malnutrisi, buruknya kesehatan ibu dan anak, dengan kelahiran yang tak terkontrol, adalah fakta terbuka yang tak perlu ditutupi.
Julie Sulianti Saroso juga pernah menjabat sebagai Direktur Jenderal Pencegahan, Pemberantasan, dan Pembasmian Penyakit Menular (P4M) pada 1967. Ia juga merangkap sebagai Direktur Lembaga Riset Kesehatan Nasional (LRKN).
Menjelang akhir masa baktinya, ia lebih banyak menekuni bidang yang sesuai dengan kompetensi akademiknya, yakni penyakit menular. Sulianti tetap saja tak tertarik menangani pasien orang per orang. Ia tidak membuka praktik pribadi. Filosofinya sebagai dokter bukan sebatas mengobati pasien, melainkan membuat masyarakat - terutama kalangan menengah ke bawah- hidup sehat, sejahtera, dan bahagia. Ia meninggal pada 29 April 1991 di usia 73 tahun.
Untuk mengenang dedikasinya pada masyrakat luas, sejak 21 April 1995 nama Julie Sulianti Saroso resmi disematkan menjadi nama Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso yang merupakan rumah sakit vertikal tipe B non pendidikan yang berada di bawah Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Rumah sakit yang terletak di daerah Sunter, Jakarta Utara ini berfungsi memberikan pelayanan dan penunjang medis kepada seluruh lapisan masyarakat yang membutuhkan.
TERAS | EKA WAHYU PRAMITA