Psikolog Bagi Tips Cegah Bosan saat Bekerja di Rumah

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi wanita bekerja di rumah. shutterstock.com

Ilustrasi wanita bekerja di rumah. shutterstock.com

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Lebih dari seminggu pemberlakuan imbauan pemerintah tentang bekerja di rumah, belajar di rumah, dan beribadah di rumah guna memutus mata rantai penyebaran virus corona baru atau COVID-19. Bagi Anda yang bisa menuntaskan pekrjaan di rumah tak dipungkiri rasa bosan bisa menghampiri. Bila Anda sedang mengalaminya, intip sejenak tips berikut.

Menurut psikolog Lathifah Hanum masyarakat dapat menyiapkan makanan dan minuman yang dapat menambah semangat saat menjalani karantina mandiri.

"Sediakan hal-hal yang biasanya menjadi mood booster kita sehari-hari," kata psikolog dari Fakultas Psikologi Universitas Indonesia (UI) tersebut.

Kemudian, jika Anda terbiasa melakukan olahraga kecil di tengah pekerjaan, maka lakukan kebiasaan tersebut untuk menjaga kebugaran. Menjalin relasi dengan orang lain juga bisa menangkal stres saat berdiam lama di dalam ruangan.

"Kita bisa juga mencoba media-media baru dalam interaksi tersebut, misalnya video call dengan fitur-fitur lucu yang disediakan oleh media tersebut," katanya.

Meski tidak bertatap muka secara langsung, interaksi sosial semacam itu dapat membantu mengekspresikan pikiran dan perasaan sehingga stres dapat berkurang. Dengan demikian, hal-hal yang menimbulkan rasa tidak nyaman di dalam diri dapat diungkapkan. Bahkan, lawan bicara mungkin dapat membantu memulihkan rasa tidak nyaman secara psikologis.

Upaya lain yang dapat dilakukan untuk mengurangi stres adalah dengan membatasi konsumsi berita. Di tengah wabah COVID-19 yang menjangkiti semakin banyak orang, sebaiknya kurangi konsumsi berita dapat menjadi solusi yang tepat. Tujuannya menghindari kesalahpahaman dan kepanikan akibat membaca berita-berita yang kebenarannya belum dapat dipertanggungjawabkan.

"Pada kondisi saat ini, berita merupakan salah satu hal penting karena kita perlu mengetahui kondisi dunia, terutama kondisi negara sendiri. Namun, jika terus mendengarkan berita tersebut selama 24 jam, maka kita pun bisa menjadi tertekan," tuturnya.

Oleh karena itu, masyarakat sebaiknya membatasi jumlah jam yang digunakan untuk mencari berita terkini. Batasi pula akses terhadap berita-berita yang bersifat negatif.

"Utamakan untuk mencari berita dari website yang terpercaya dan mampu memberikan kita solusi terhadap situasi yang terjadi saat ini. Misalnya, website WHO," ucapnya.

Hal terpenting lainnya adalah asupan sehat dan bergizi untuk menjaga kesehatan mental.

"Beraktivitas di rumah bisa membuat kita terlena dengan waktu dan lupa waktu makan. Biasakan untuk tetap makan tepat waktu," jelasnya.

Selain menjaga kesehatan tubuh, asupan makanan yang sehat juga dapat menjaga kesehatan mental. Oleh karena itu, masyarakat disarankan untuk tetap menjaga asupan makanan agar tetap sehat secara jiwa dan raga.

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."