CANTIKA.COM, Jakarta - Sejumlah ibu yang bekerja dari rumah merasa kewalahan selama pandemi corona. Selain menuntaskan pekerjaan sendiri dan kegiatan rumah tangga, para ibu juga ikut mendampingi buah hati yang juga belajar dari rumah.
Tentu berbagi peran dengan suami bisa mengurangi kewalahan dan gejolak emosi yang mendera para ibu. Selain itu, penting bagi ibu bisa mengelola emosi di masa sulit ini. Founder Keluarga Kita dan Sekolah Cikal Najelaa Shihab memahami betul rutinitas yang sama dan berada di rumah saja berpeluang membuat emosi ibu naik turun.
Berikut tips para ibu yang bekerja dari rumah mengelola emosi dari Najelaa Shihab
1. Komunikasi jadi kunci
Komunikasi tetap menjadi kunci dalam menjalani banyak hal, terlebih saat ini di mana semua orang sangat terbebani.
"Semua terdampak, pasangan kita sedang khawatir dengan masa depan pekerjaan, anak, termasuk guru anak kita, ditambah lagi diri sendiri yang mesti menyesuaikan dengan keadaan," ucapnya.
Selama mendampingi anak belajar dari rumah, ibu jangan sungkan berkonsultasi dengan guru soal kendala, butuh penjelasan lebih detail ataupun beban tugas di tengah situasi sulit ini. "Kalau komunikasi tidak dipakai akhirnya gagal bertransmisi dengan pembelajaran jarak jauh,'' imbau Najelaa.
2. Me time
Walau tengah menghadapi pandemi corona, orang tua disarankan tetap memiliki me time atau waktu untuk diri sendiri untuk melepas penat sekaligus mengisi energi baru. Di masa ini, coba nikmati me time durasi pendek, tapi frekuensinya yang sering. "Bisa dengarkan musik, nonton series, dan menghubungi teman," katanya.
3. Buat rutinitas baru
Dengan situasi baru yang dialami oleh semua keluarga, diharapkan Anda membuat rutinitas baru yang menjadi kesepakatan baru. "Rutinitas baru tersebut diputuskan bersama baik di kantor maupun di rumah bersama keluarga dan di sekolah dengan para guru," ucap Najelaa.
Rutinitas baru dengan sekolah yang diperlukan bagi orang tua, bukan mengambil alih tugas anak tapi justru mengatakan kepada guru tantangan yang dihadapi anak.
"Misalnya waktu pengerjaan lebih lama dan tugas lebih pendek sesuai dengan tingkat konsentrasi anak. Orang tua tidak diharapkan 100 persen jadi guru karena butuh keterampilan dan kecakapan khusus," ucapnya.
4. Kelola harapan
Mengelola harapan bisa membuat ibu dan keluarga lebih tenang menjalani hari. "Mungkin saat ini kita belum bisa tenang karena kita belum tahu kapan badai ini akan berlalu, tapi hati kita bisa tenang dengan ekspektasi yang juga bisa di-manage, percayalah tidak ada orang tua yang sempurna," pungkasnya.
EKA WAHYU PRAMITA