CANTIKA.COM, Jakarta - Sejumlah orang menyetok makanan olahan atau kaleng karena dianggap praktis dan tahan lama. Namun, perlu perhatian khusus cara konsumsinya di tengah pandemi virus corona baru atau COVID-19. Mengingat asupan bergizi salah satu sumber yang menopang daya tahan tubuh atau imunitas untuk tangkal virus.
Dokter spesialis gizi dari RSPI-Puri Indah, Raissa E. Djuanda, tak melarang orang-orang mengonsumsi makanan beku dan kalengan saat pandemi COVID-19, asalkan porsi dan nutrisinya dijaga.
"Sayuran dan buah-buahan beku atau kaleng diperbolehkan, cek nutrition fact dengan syarat pilih yang rendah gula, garam, minyak," katanya.
Para ahli kesehatan merekomendasikan asupan garam, gula, dan lemak tak berlebihan per hari. Untuk garam sebaiknya tidak lebih dari satu sendok teh atau lima gram per hari. Lalu, gula maksimal empat sendok makan atau 50 gram, sementara minyak atau lemak sebaiknya tidak melebihi lima sendok makan atau 67 gram setiap hari.
"Makanan kaleng dan beku perlu dipastikan per serving-nya berapa, misalnya kemasannya itu 100 gram tetapi di nutrition fact-nya itu biasanya hanya 20 gram, harus diperhatikan kalau habiskan sebungkus," tutur Raissa.
Ia menjabarkan makanan yang dibekukan memang berkurang kandungan gizinya, walau tak terlalu banyak. Menurutnya, sayur dan buah yang dibekukan masih lebih sehat daripada makanan kemasan lain yang mengandung zat tambahan.
"Makanan sehat dari bahan segar, sayur, dan buah bisa disimpan di dalam freezer jadi tahan lama, bisa sampai dua bulan. Bisa pakai teknik rebus sebentar lalu kasih es, baru biar berhenti panasnya, masukan cup dimasukan freezer," tuturnya.
Untuk tips konsumsi selama COVID-19, ia menyarankan makanan berbahan dasar buah dan sayuran serta karbohidrat kompleks, misalnya kue dari bahan tepung gandum atau granola.