CANTIKA.COM, Jakarta - Seperti kita ketahui bersama, tanda-tanda terinfeksi virus corona baru atau Covid-19 umumnya mengalami demam hingga suhu tubuh di atas 38 derajat Celcius, sesak napas, dan batuk. Tapi belakangan ada gejala kasat mata lain yang patut diwaspadai, salah satunya masalah di kulit
Dokter spesialis kulit dan kelamin Arini Astasari Widodo mengatakan bahwa memang betul kelainan kulit dapat menjadi tanda awal terinfesi Covid-19, sebelum gejala lainnya diketahui. Bentuknya bisa menyerupai campak, cacar air, alergi obat, biduran, dan lainnya. Tapi dokter Arini juga mengingatkan bila Anda mengalami kelainan kulit seperti di atas selalu terinfeksi Covid-19. Waspada harus, tapi jangan jadi panik.
"Terdapat banyak kemungkinan kelainan kulit lain yang berhubungan dengan Covid-19 yang dapat terjadi, selain yang telah disebutkan, namun hanya ditampilkan yang paling sering menurut literatur," ucap Arini dalam kuliah "WhatsApp Menjaga Kulit Tetap Sehat saat Bulan Ramadan" pada Jumat, 8 Mei 2020.
Menurut Arini, gejala kulit pada pasien Covid-19 dapat bermacam-macam, seperti ada dan tidak nyeri maupun gatal.
Oleh karena itu, kita mesti mengetahui lebih dulu masalah kulit akibat corona dapat terjadi karena berbagai faktor sebagai berikut.
1. Reaksi imunitas terhadap nukleotida virus, yaitu dinamakan viral exanthems
2. Sekunder, akibat kelainan organ lain yang disebabkan oleh Covid-19, seperti peradangan pembuluh darah (vasculitis) atau vaskulopati thrombotic (karena Covid-19 membuat pembuluh darah rusak).
3. Reaksi efek samping obat yang dikonsumsi.
Perlu diingat bahwa pada penderita Covid-19 bisa saja mengalami kelainan kulit yang tidak berhubungan dengan penyakit tersebut. Pada kulit terdapat protein ACE 2, akan tetapi hubungan pasti keberadaan protein ini dalam kulit dan manifestasi kulit pada Covid-19 belum ada penelitiannya.
Apakah lesi kulit pada pasien dengan Covid-19 berhubungan langsung dengan virus itu sendiri? Ariani mengatakan itu belum jelas sampai sekarang karena penelitian belum cukup kuat untuk menyimpulkan.
"Terdapat beberapa kelainan kulit yang dapat mendahului gejala Covid-19 lainnya, yaitu erupsi vesicular. Pengetahuan mengenai kondisi ini dapat membuat kita menjadi lebih waspada adanya kemungkinan Covid-19 bila mengalami kelainan kulit tersebut," tambah Arini.
Namun harus tetap diingat bahwa Covid-19 hanya sedikit yang timbul gejala kulit, sebagian besar tidak disertai kelainan kulit.
Dalam penelitian pada bangsal Covid-19 di Eropa, hanya sekitar 20 persen yang terdapat kelainan kulit. Dengan tanda sebagai berikut:
- Erupsi makulopapular: plak merah dan bintil merah, menyerupai lesi kulit campak
- Erupsi vesikular: lenting isi cairan kecil-kecil
- Pseudo chilblain: kebiruan pada ujung kaki dan tangan
- Urtika: bentol seperti biduran, gidu. (seperti bentol di gigit nyamuk, gatal, lebar-lebar dan banyak)
Umumnya reaksi iritasi terlokalisasi di suatu tempat di lokasi tempat terpajan iritan, dan terasa perih. Oleh karena itu, Arini menyarankan bila menjumpai kelainan ini, konsultasi ke dokter. Saat ini ada fasilitas telemedicine yang memudahkan pasien untuk konsultasi online atau daring.
EKA WAHYU PRAMITA