CANTIKA.COM, JAKARTA - Konsumsi gorengan secara berlebihan tak hanya berisiko untuk kesehatan, tetapi juga kecantikan. Menurut Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Arini Astasari Widodo, masalah kulit wajah timbul dari proses menggoreng itu sendiri.
"Dalam proses menggoreng meningkatkan molekul yang dinamakan Advanced Glycation End Products atau AGE yang mengakibatkan kerusakan kolagen dan elastin, sehingga memicu penuaan kulit," ucap Arini dalam Kuliah Whatsapp Menjaga Kulit Tetap Sehat Saat Bulan Ramadan, Jumat 8 Mei 2020.
Proses tersebut juga membutuhkan temperatur yang tinggi, meningkatkan jumlah lemak trans, dan merusak vitamin-vitamin yang berada di dalamnya, termasuk vitamin yang berguna untuk kulit. Selain itu, proses menggoreng meningkatkan senyawa kimia acrylamide yang bisa meningkatkan risiko kanker.
"Lemak trans apabila dikonsumsi dalam jumlah yang banyak dapat meningkatkan respons peradangan, termasuk dapat terjadi pada kulit, sehingga kulit menjadi lebih sensitif terjadi inflamasi (radang). Hal ini perlu diwaspadai pada seseorang dengan kulit sensitif, bakat eksim atau autoimun," tambah Arini.
Di sisi lain, kalori dalam makanan yang digoreng bisa meningkat tiga kali lipat dari sebelum proses penggorengan. Kalori yang tinggi ini bisa berdampak pada kesehatan seperti diabetes, obesitas, penyakit jantung, dan gangguan metabolik lainnya, serta berdampak buruk pada kulit.
Kandungan lain yang perlu diperhatikan di dalam gorengan adalah garam dan monosodium glutamate atau MSG. Keduanya merupakan sumber sodium yang dapat menarik air, sehingga tingginya kadar sodium pada makanan yang digoreng bisa membuat retensi cairan pada tubuh.
"Wajah dapat tampak “puffy”, sehingga wajah cenderung tampak tidak segar," ungkapnya.
Perlu juga diingat, gorengan tak selalu gurih dan asin, ada pula yang manis seperti donat, gemblong hingga pisang goreng madu. Konsumsi makanan manis yang berlebihan juga dapat meningkatkan molekul AGE seperti yang dipaparkan di atas berdampak buruk untuk tampilan wajah sehat.