CANTIKA.COM, Jakarta - Sakit kepala terkadang sering dianggap remeh. Namun jika sudah merembet ke seluruh bagian kepala bahkan sampai tengkuk dan bahu, barulah terasa sangat mengganggu.
Terlebih selama masa bekerja dari rumah atau WFH, pusing pada kepala bagian atas adalah salah satu kondisi yang kerap dirasakan. Pusing ini bisa disebabkan posisi saat bekerja dari rumah kurang tepat sehingga memicu ketegangan.
Baca Juga:
Ada pula yang menduga karena paparan sinyal internet yang semakin intens ditambah saat melakukan telekonferensi Anda akan memakai earphone atau headset yang tak jarang membuat telinga lelah dan memicu ketegangan pada kepala. Mengutip laman Sehatq, ada beberapa pemicu pusing pada kepala bagian atas.
Berikut ini rincian penyebab pusing di kepala bagian atas:
- Tegang atau tension headache
Ketegangan pada saraf di bagian kepala adalah penyebab umum sakit kepala. Biasanya rasa sakit yang muncul memberikan tekanan konstan. Ibaratnya, kepala seperti diikat. Pada beberapa kasus, pusing yang dipicu ketegangan saraf ini dapat merembet ke leher dan bahu. Pusing jenis ini bisa juga dipicu oleh stres, kelelahan, terlalu sering membungkuk, atau kurang minum.
- Migrain
Ketika mengalami migrain, Anda akan merasakan sakit kepala berdenyut dengan hebat. Rasa sakit tersebut seolah-olah menjalar dari bagian atas kepala pada satu sisi atau bagian belakang leher. Ada kalanya pusing karena migrain ini disertai dengan mual, sensitif terhadap cahaya, suara, atau aroma, dan tangan mulai dingin.
- Brain freeze
Otak juga bisa membeku. Ya, sederhananya, ini yang terjadi jika di saat cuaca terik Anda langsung menyeruput minuman dingin atau makan es krim dalam jumlah banyak. Brain freeze membuat Anda merasakan sakit kepala di bagian atas yang tajam meski hanya beberapa detik. Jangan khawatir, rasa sakit itu akan hilang perlahan.
- Kurang tidur
Kurang tidur juga dapat memicu pusing. Sakit kepala karena kurang tidur ini biasanya membuat kepala terasa berat, tubuh lesu, mata berat dan selalu berair, serta sering menguap. Menambah porsi tidur bukan satu-satunya jawaban untuk mengatasi sakit kepala karena kurang tidur. Anda juga harus memastikan tidur berkualitas dengan suasana kamar yang mendukung dan posisi tidur yang nyaman. Dengan begitu, utang tidur tertebus dan tubuh terasa segar saat bangun.
- Oksipital neuralgia
Oksipital neuralgia umumnya muncul pada bagian belakang atau atas kepala. Rasanya seperti ada yang mengingat kepala Anda dengan sangat kencang. Kepala juga terkadang terasa kesemutan atau tersentak karena rasa sakit yang mengejutkan. Oksipital neuralgia terjadi saat saraf yang bergerak dari tulang belakang ke kulit kepala mengalami kerusakan, teriritasi, atau terjepit.
IklanScroll Untuk Melanjutkan - Sinus
Sinus adalah peradangan pada dinding sinus atau rongga kecil yang saling terhubung melalui saluran udara dalam tulang tengkorak. Jika dibiarkan, peradangan ini akan memicu sakit kepala di bagian atas atau samping. Gejala sakit kepala karena sinus umumnya diikuti dengan hidung tersumbat, napas bau, dan ingus berwarna kehijauan.
- Terlalu banyak minum obat
Perhatikan apa saja obat-obatan yang Anda konsumsi. Adakah di antara obat itu yang memiliki efek samping sakit kepala? Jika ini terjadi, segera berkonsultasi dengan dokter agar dampaknya tidak berkepanjangan.
- Olahraga terlalu berat
Pada sebagian orang, sakit kepala dipicu oleh latihan yang intens secara tiba-tiba. Misalkan berlari atau melompat-lompat tanpa pemanasan. Tubuh membutuhkan penyesuaian sebelum melakukan gerakan yang cepat atau lebih tangkas.
- Hipertensi
Hipertensi atau tekanan darah tinggi juga dapat memicu sakit kepala bagian atas karena terjadi tekanan di area tempurung kepala. Rasa sakitnya seperti ada yang menguncir rambut dengan kencang tepat di atas kepala. Umumnya sakit kepala karena hipertensi disertai dengan penglihatan mulai kabur, napas pendek, dan kebingungan.
- Sindrom vasokonstriksi serebral reversibel (RCVS)
Jangan abaikan sakit kepala karena bisa jadi itu gejala Sindrom vasokonstriksi serebral reversibel atau RCVS. Ini merupakan kondisi saat pembuluh darah di area otak berkerut. Kondisi ini bisa memicu stroke, perdarahan di otak, dan disertai gejala lain, seperti lemah, kejang, dan penglihatan kabur.