CANTIKA.COM, Jakarta - Bagi yang masih jomblo, tak usah galau. Kenali saja bakteri dalam tubuh. Sebab, ternyata, bakteri dalam tubuh dapat berperan menentukan pasangan. Setidaknya, itulah hasil penelitian yang dilakukan oleh para ilmuwan asal Swiss.
Dalam jurnal Royal Society B, mereka mencari tahu daya tarik seseorang melalui sistem kekebalan tubuh. Caranya terbilang unik. Para ilmuwan itu bereksperimen dengan bakteri di kaus. Mereka berpendapat bahwa bakteri yang tertinggal di pakaian menandakan sistem kekebalan tubuh pemakainya.
Eksperimen pun dimulai. Mereka meminta sekelompok siswa mengenakan kaus yang sama selama dua hari berturut-turut tanpa memakai deodoran. Setelah itu, giliran sekelompok siswi yang harus memilih calon pasangan mereka dari kaus tersebut tanpa mengetahui wajah si empunya kaus.
Dari uji coba ini, para peneliti mengungkapkan bahwa seorang perempuan akan memilih pria dengan sistem kekebalan tubuh yang berbeda dengannya. Hal itu terlihat dari bau yang dihasilkan bakteri.
"Ini masuk akal dari sudut pandang evolusi karena sistem imunitas yang berbeda membuat anak bisa bertahan hidup dari infeksi pada masa mendatang," tulis para ilmuwan dalam jurnal itu. Itulah keajaiban bakteri, yang selama ini dinilai berbahaya. Padahal tak selamanya begitu. Ada juga bakteri baik yang berfungsi sebagai penguat sistem kekebalan tubuh.
Tubuh manusia merupakan rumah bagi 100 triliun mikroba atau dikenal juga dengan mikrobioma (jamak). Jumlah sel bakteri bahkan melebihi sel yang ada di dalam tubuh kita. Perbandingannya 10 : 1. "Beberapa bahkan berperan dalam hubungan sejoli," tulis William Miller, seperti dikutip dari laman berita Live Science. Miller adalah pensiunan dokter dan pakar biologi evolusi.
Dalam studi yang terbit di jurnal Microbiome edisi November 2014, misalnya, kelompok peneliti dari Belanda mengungkapkan bahwa berciuman selama 10 detik dapat mentransfer jutaan bakteri. Menariknya, dalam artikel ilmiah berjudul 'Shaping The Oral Microbiota Through Intimate Kissing', disebutkan bahwa, semakin sering berciuman, komunitas bakteri yang dimiliki sepasang kekasih kian mirip. Namun mereka tidak menyebutkan secara spesifik jenis bakteri yang ada.
Studi tersebut melibatkan 21 pasangan yang tinggal di Amsterdam, Belanda. Para peneliti menanyakan beberapa hal, di antaranya soal kebiasaan berciuman, seberapa sering mereka berciuman dalam satu tahun, dan kapan berciuman paling intim.
Setelah itu, para ilmuwan mengambil sampel bakteri dari mulut responden, sebelum dan setelah berciuman. Dari situ mereka menemukan komunitas bakteri yang sama di lidah setiap pasangan. Tim peneliti juga meminta salah satu anggota dari setiap pasangan untuk meminum yoghurt probiotik sebelum berciuman dengan kekasih mereka. Yoghurt berisi penanda bakteri Lactobacillus dan Bifidobacteria.
Dalam mulut orang yang tidak meminum yoghurt juga ditemukan mikroba penanda yang jumlahnya bahkan mencapai tiga kali lipat, sekitar 80 juta bakteri baru. Tes ini membuktikan bahwa bakteri tersebut berpindah melalui ciuman. "Para pasangan berbagi bakteri yang sama," tulis para peneliti itu.
LIVE SCIENCE | MICROBIOME | ROYAL SOCIETY