Feby Febiola Idap Kanker Ovarium Stadium 1C, Begini Pengobatannya

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Feby Febiola mengunggah foto kondisinya seusai menjalani operasi kista ovarium pada 1 Juni 2020. Dalam postingannya Feby mencantumkan pesan optimis dan tetap terlihat ceria. Instagram

Feby Febiola mengunggah foto kondisinya seusai menjalani operasi kista ovarium pada 1 Juni 2020. Dalam postingannya Feby mencantumkan pesan optimis dan tetap terlihat ceria. Instagram

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Lewat unggahan Instagram-nya pada Selasa, 21 Juli 2020, aktris Feby Febiola mengabarkan ia mengidap kanker ovarium stadium 1C. Setiap perempuan memiliki dua indung telur yang terletak di sisi rahim. Kanker ovarium (indung telur) adalah kanker yang menyerang indung telur. 

Sementara, kanker ovarium stadium 1 merupakan tahap yang paling awal. Orang yang divonis dengan kanker stadium ini memiliki harapan hidup yang tinggi, yaitu sekitar 90. Tidak ada penyebaran atau metastasis ke organ lain.

Umumnya, kanker stadium 1 dibagi menjadi tiga tahap. Tahap 1A kanker hanya berada dalam satu ovarium atau satu tuba fallopi (saluran yang menghubungkan indung telur dan rahim). Tak ada kanker pada permukaan luarnya.

Tahap 1B kanker berada dalam kedua ovarium atau tuba fallopi, namun tidak terdapat pada permukaan luarnya.

Bagaimana dengan tahap 1C? Kanker berada pada satu atau kedua ovarium atau tuba fallopi. Selain itu, jaringan di sekitar tumor pecah selama atau sebelum operasi sehingga mengakibatkan sel-sel kanker menyebar ke perut atau area panggul. Kanker ditemukan pada permukaan luar setidaknya salah satu ovarium atau tuba fallopi. Sel kanker ditemukan dalam cairan yang keluar dari perut.

Stadium kanker ovarium dapat terus bertambah untuk menunjukkan penyebarannya. 

Kanker ovarium stadium 2 telah menyebar ke organ lain di dalam panggul. Harapan hidup untuk orang yang divonis dengan kanker ovarium stadium 2, yaitu sekitar 70 persen. Sementara, kanker ovarium stadium 3 telah menyebar dengan cukup luas hingga ke lapisan perut atau kelenjar getah bening di perut. Orang yang divonis dengan kanker ovarium stadium 3 memiliki harapan hidup sekitar 50-30%. 

Kanker ovarium stadium 4 telah menyebar ke area atau organ tubuh yang lebih jauh dari tempat asalnya. Harapan hidup penderita kanker ovarium ini, yaitu sekitar 17%.

Kanker ovarium bisa menimbulkan beberapa gejala. Akan tetapi, wanita cenderung merasakannya saat penyakit telah menyebar. Meski begitu, sebagian wanita juga mengalaminya pada tahap awal. Apa saja gejalanya?

Gejala-gejala kanker ovarium

  • Perut kembung atau bengkak
  • Cepat merasa kenyang ketika makan
  • Penurunan berat badan 
  • Area panggul terasa tidak nyaman
  • Kebiasaan buang air besar berubah, misalnya menjadi sering sembelit
  • Sering buang air kecil
  • Kelelahan
  • Sakit punggung
  • Menstruasi tidak teratur
  • Nyeri saat berhubungan intim

Jika Anda memiliki gejala-gejala tersebut, jangan ragu untuk memeriksakan diri ke dokter guna memastikan kondisi Anda. Deteksi dini sangatlah penting karena dapat meningkatkan kemungkinan untuk sembuh. Hal itu pun turut disampaikan Feby Febiola kepada para penggemar untuk rajin check up ke dokter.

Pemeriksaan untuk mendeteksi adanya kanker adalah dengan melakukan USG transvaginal dan pemeriksaan penanda tumor CA-125. 

Sedangkan pilihan pengobatan untuk kanker ovarium stadium 1 yaitu dengan operasi pengangkatan tumor. Dokter juga mungkin menyarankan Anda untuk menghilangkan tuba fallopi atau kelenjar getah bening di sekitarnya. Terkadang, histerektomi atau pengangkatan rahim pun dilakukan untuk menghindari penyebaran.

Perawatan yang lain dapat dilakukan mencakup kemoterapi atau radiasi untuk membunuh sel-sel kanker. Kemoterapi adalah pemberian obat-obatan kimia kuat yang dapat membunuh sel kanker. Namun, prosedur ini dapat merusak sel-sel sehat dalam tubuh sehingga memberi efek samping.

Sementara, terapi radiasi dilakukan dengan bantuan energi sinar-X untuk membunuh sekaligus menghentikan penyebaran sel kanker.

Jika perawatan lain tak efektif atau kanker muncul kembali, dokter mungkin akan merekomendasikan terapi yang ditargetkan. Metode ini dapat membunuh molekul tertentu yang terkait dengan pertumbuhan dan penyebaran kanker. 

SEHATQ

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."