Kapan Waktu Terbaik Mengenalkan Pendidikan Seks pada Anak? Ini Kata Dokter Anak

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi anak laki-laki bercerita pada ibunya. cdn.com

Ilustrasi anak laki-laki bercerita pada ibunya. cdn.com

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Kapan waktu terbaik mengenalkan pendidikan seks pada anak? Apakah pertanyaan itu kerap muncul saat mengasuh buah hati. Menurut Dokter Spesialis Anak dan Konsultan Eva Devita Harmoniati, pendidikan seks bisa dikenalkan sejak dini demi mencegah anak dari pajanan pronografi. Pendidikan seks tak hanya tentang bagaimana melakukan seks tapi agar mereka memahami fungsi-fungsi organ seksual mereka, kapan menggunakannya, dan cara mereka bertanggung jawab menggunakannya.

"Jadi di usia remaja pun masih banyak batasan dan peringatan serta perlu banyak panduan untuk mencegah mereka terpapar konten pornografi yang belum saatnya mereka lihat," ucapnya dalam Instagram Live Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Perlindungan Anak Terhadap Pajanan Pornografi pada Selasa, 18 Agustus 2020.

Pendidikan seks sebenarnya diawali dengan gender sejak dini di usia 16-18 bulan. Ketika sudah mengenalkan gender seorang anak, jelaskan juga fungsinya.

Lalu, anak di usia 2-3 tahun dikenalkan konsep perempuan dan laki-laki. Di usia pra-sekolah mulai kasih batasan siapa yang boleh lihat, pegang, dan siapa yang tidak boleh memegang, termasuk saat di tempat umum tidak boleh dibuka.

"Nanti di usia 6-8 tahun baru diajarkan tentang bahasan yang lebih khusus lagi misal kenapa ada bayi di perut ibu. Dari situ bisa mulai dijelaskan pendidikan seks. Tapi kalau tidak ada pertanyaan kritis ke arah sana, kita boleh kenalkan saat anak memasuki usia pubertas," kata Eva.

Untuk menjelaskan pada anak ketika masih berusia 3 tahun yang masih dibantu saat buang air kecil atau besar. Beritahu pada mereka kalau alat kelamin perempuan namanya vagina sementara laki-laki penis.

Katakan pula pada mereka jika alat kelamin tidak boleh dipegang dan dilihat sembarang orang. Lalu orang tua juga mulai kasih batasan, misal mandinya dengan bapak untuk anak laki-laki untuk membuat batasan sekaligus edukasi tentang kelamin anak.

"Jika dalam proses terdapat pertanyaan-pertanyaan kritis dari anak maka kita harus tanya dulu "menurut kamu seperti apa?" baru kita luruskan dengan bahasa yang mudah dipahami oleh anak," jelasnya.

EKA WAHYU PRAMITA

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."