CANTIKA.COM, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menginginkan agenda pemulihan dampak pandemi Covid-19 tak hanya memperbaiki pertumbuhan ekonomi. "Jangan lupa, pandemi ini paling berdampak pada perempuan" ujarnya.
Sri Mulyan menuturkan, kebanyakan dari tenaga kesehatan yang saat ini berhadapan dengan pasien Covid-19 adalah perempuan. Sebab itu, kelompok ini menjadi sangat rentan dan harus mendapat dukungan dengan cepat.
Pemerintah, kata Sri Mulyani, sudah menggelontorkan bantuan jaring pengaman sosial dan stimulus bagi usaha kecil dan menengah. Semua bantuan ini diharapkan menguntungkan kelompok perempuan yang paling terkena dampak pandemi Covid-19.
Ilustrasi buruh perempuan. shutterstock.com
Deputi Partisipasi Masyarakat Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Indra Gunawan, mengatakan perempuan dan anak-anak adalah kelompok yang paling rentan terkena dampak pandemi Covid-19. Hingga 9 Juni 2020, kata dia, sebanyak 5.970 pekerja perempuan mengalami pemutusan hubungan kerja dan 16.941 pekerja perempuan dirumahkan.
"Sebanyak 32.277 pekerja migran Indonesia dipulangkan dari berbagai negara, 70,41 persen di antaranya adalah perempuan," kata Indra. Menurut dia, para pekerja migran yang kembali ke Indonesia tidak semuanya mendapat pekerjaan baru untuk menghidupi diri dan keluarganya.
Di sisi lain, banyak perempuan yang harus menjadi tulang punggung keluarga sebagai dampak dari pandemi. "Perempuan menjadi tulang punggung keluarga karena suaminya berhenti bekerja, diisolasi, atau meninggal karena Covid-19," ujar Indra.
FAJAR PEBRIANTO