4. Minyak kenari
Sama seperti kacang asalnya, minyak kenari juga dikaitkan dengan penurunan risiko penyakit jantung. Dalam uji klinis kecil yang diterbitkan pada jurnal Nutrition Juni 2013, para peneliti menemukan bahwa minyak kenari membantu meningkatkan fungsi endotel bahkan lebih baik daripada kenari utuh. Fungsi endotel terkait dengan perkembangan penumpukan plak di dinding arteri kita.
Minyak kenari memiliki rasa kaya dan pedas yang Anda harapkan dari minyak kenari yang diperas dingin. Namun, saat dimasak, rasanya bisa menjadi pahit. Jadi, gunakan minyak ini untuk saus salad dan olahan dingin.
5. Minyak wijen
Minyak wijen memiliki rasa yang kaya dan pedas. Rasa tersebut bisa melengkapi tahu, nasi, dan sayuran saat ditumis. Minyak ini tersedia dua varietas: panggang dan biasa. Panggang paling baik untuk memperkaya rasa hidangan karena titik asapnya lebih rendah.
Minyak wijen biasa memiliki titik asap sedang hingga tinggi - pilih variasi ini saat memasak. Selain itu, minyak wijen kaya akan lignan yang berfungsi sebagai antioksidan, menurut makalah di Food Science and Agriculture Desember 2014
6. Minyak canola
Minyak canola berasal dari tanaman canola, tanaman dengan bunga kuning yang tumbuh setinggi tiga hingga lima kaki. Biji tanamannya ini dihancurkan untuk menghasilkan minyak.
Canola dianggap minyak yang sehat karena rasio lemak tak jenuh tunggal dan lemak jenuhnya yang tinggi (sekitar sembilan kali lipat dari sebelumnya) dan sekitar 10 persen lemak minyak berasal dari omega-3 yang menyehatkan jantung.
Kebanyakan minyak canola dimurnikan sehingga kehilangan sifat antioksidannya saat dipanaskan selama pemrosesan. Meskipun titik asap tinggi (468 derajat Fahrenheit atau 242 derajat Celcius), ada kekhawatiran akan pembentukan senyawa beracun saat dipanaskan hingga sekitar 350 derajat, menurut Today's Dietitian.
7. Minyak nabati lainnya
Minyak bunga matahari, safflower, jagung dan kedelai cukup mirip, terdiri dari lemak tak jenuh ganda, diikuti oleh lemak tak jenuh tunggal dan kemudian sejumlah kecil lemak jenuh. Kandungan asam lemak ini menjadikannya pilihan minyak goreng yang sehat, menurut meta-analisis Lipid Research Juli 2018.
Sebaliknya, ada dua minyak goreng yang sebaiknya dikurangi pemakaiannya, salah satunya minyak kelapa. Minyak kelapa sebenarnya bisa menjadi bagian dari makanan sehat, tetapi tidak sesehat minyak lain seperti extra-virgin olive oil dan minyak alpukat, jadi penggunaannya harus dibatasi.
Minyak, yang diperas dari daging kelapa ini mengandung sekitar 93 persen lemak jenuh. Banyak perdebatan tentang apakah jenis lemak jenuh yang ditemukan dalam minyak kelapa itu benar-benar sehat, tidak sehat atau memiliki efek netral, menurut ulasan di Journal of American College of Nutrition November 2018.
Virgin coconut oil relatif tahan panas dengan titik asap 350 Fahrenheit atau 176 derajat Celcius, sedangkan minyak kelapa olahan biasa memiliki titik asap 400 hingga 450 derajat atau sekitar 232 derajat Celcius.
Selain minyak kelapa, minyak sawit pun sebaiknya dibatasi. Minyak sawit yang diekstrak dari buah pohon sawit dan mengandung 52 persen lemak jenuh, sedangkan minyak inti sawit yang diambil dari biji sawit mengandung 86 persen lemak jenuh. Lemak jenuh tinggi dikaitkan dengan penyakit kardiovaskular seperti stroke dan penyakit jantung.
MILA NOVITA
Halaman