CANTIKA.COM, Jakarta - COVID-19 memiliki pengaruh berbeda terhadap setiap orang, tergantung pada kekebalan seseorang. Demikian pula dengan kondisi pasca-COVID-19 yang belakangan ini menjadi masalah.
Sindrom pasca-COVID merupakan komplikasi yang muncul setelah dinyatakan negatif dan sembuh dari penyakit. Selama periode ini, seseorang dapat mengalami perubahan gejala dari yang sama dan paling umum dari virus corona baru menjadi tanpa gejala, tetapi terus mengalami efek virus yang menetap dan berjangka panjang.
Dilansir dari Times of India, Sabtu, 23 Januari 2021, gejala pasca-COVID antara lain nyeri sendi, kabut otak, hingga nyeri dada, tapi sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal JAMA menemukan dua gejala paling umum yang dialami oleh individu pasca-pemulihan.
Pasien, yang sebelumnya telah keluar dari rumah sakit setelah pulih dari COVID-19, dievaluasi dan diamati berdasarkan gejala yang berkepanjangan. Ditemukan bahwa 87,4 persen pasien yang sembuh mengeluh mengalami setidaknya satu gejala, dua yang paling umum adalah kelelahan dan dispnea.
Dispnea, yang dikenal sebagai sesak napas, adalah kondisi medis yang membuat seseorang sulit bernapas dan memicu rasa sesak dan nyeri dada.
Baca juga: Vitamin yang Disarankan Dokter untuk Pasien COVID-19 Gejala Ringan
Sementara kelelahan adalah keadaan merasa lelah dan kurang energi. Beda dengan mengantuk, kelelahan dapat bertahan untuk jangka waktu yang lebih lama.
Jika mengalami sesak parah di dada, National Health Services (NHS) merekomendasikan agar kamar menjaga suhu ruangan tetap dingin dan tetap membuka jendela.
Selain itu, Anda bisa rileks dan mencoba latihan pernapasan yang bisa menenangkan saraf. Duduk tegak dengan bahu rileks juga dapat membantu prosesnya.
Tentu saja mencegah selalu lebih baik daripada mengobati. Karena itu, lakukan semua tindakan pencegahan dan menjaga jarak sosial setiap kali berada di luar rumah. Pakai masker dan desinfeksi permukaan yang sering disentuh secara teratur untuk mengurangi risiko terinfeksi COVID-19.