CANTIKA.COM, Jakarta - Sejak usia pertengahan 20-an banyak perempuan harus menghadapi pertanyaan : “kapan kawin?”. Entah mereka yang belum punya pasangan ataupun yang sudah berpacaran, pertanyaan itu sama memuakkan. Mereka yang masih sendiri dan sedang tidak teman kencan mungkin lebih akan sensitif terhadap pertanyaan tersebut. Faktor eksternal kadang membuat kita bertanya kepada diri sendiri, “mengapa aku masih sendiri sementara yang lain sudah memiliki kekasih?”.
Ada banyak faktor yang membuatmu enggan berkencan dan tetap single. Mulai dari jebakan rutinitas hingga rasa percaya diri yang rendah. Apapun alasannya banyak berakar pada pengalaman masa lalu bahkan sejak usia kanak-kanak. Dr. Lisa Firestone dari The Glendon Association mendaftar 8 faktor dan alasan yang membuat seseorang terjebak dalam kesendirian.
1. Terlalu menutup diri
Dengan segala alasan mungkin kamu akan menyangkal ini. Sebenarnya membangun benteng diri adalah salah satu cara bagi manusia untuk bertahan dalam menjalani kehidupan. Namun, sebagian orang membangun benteng ini lebih kokoh dalam hubungan interpersonal. Dinamika kehidupan di masa kecil, termasuk orangtua atau pengasuh yang acuh dan dingin bisa jadi faktor yang membuat diri merasa janggal pada sifat afeksi. Akibatnya kita memiliki kecenderungan berhubungan dengan orang yang memiliki sifat sama dengan orang-orang terdekat di masa kecil. Sayangnya ketika pertahanan diri ini muncul, tak mudah bagi kita untuk menyadarinya. Kita pun lebih banyak menyalahkan faktor eksternal dan gagal paham bahwa kita sendirilah yang terlalu menutup diri.
2. Ketertarikan yang tidak sehat
Ketika kita mengaktifkan pertahanan diri secara mental, kita cenderung memilih pasangan yang jauh dari sosok ideal. Kita mungkin akan membangun hubungan yang salah dan tidak memberi kepuasan diri, dengan cara memilih seseorang yang sebenarnya tidak tersedia secara emosional. Proses ini biasanya tidak disadari dan justru membuat kita menyalahkan pasangan saat hubungan asmara gagal. Selanjutnya kita cenderung merasa hancur dan sakit hati karena penolakan berulang-ulang tanpa menyadari bahwa sebenarnya diri sendiri yang mencari pola ini.
3. Takut pada keintiman
Ketakutan akan keintiman mungkin merupakan wujud dari kekhawatiran kepada seseorang yang terlalu menyukai kita. Sebenarnya ini alasan yang tidak rasional untuk tidak berkencan. Kita juga mungkin akan bersikap buruk dan terlalu kritis pada seseorang hanya untuk memastikan bahwa diri tidak mendapatkan tanggapan penuh kasih yang kita inginkan. Dengan bersikap seperti ini, tanyakan pada diri sendiri, “benarkah kita mungkin tak selalu mendambakan cinta yang kita impikan?”.
4. Terlalu pilih-pilih
Pertahanan diri kadang membuat kita lebih memilih dan mudah menghakimi. Ini biasa terjadi setelah kita mengalami patah hati atau pengalaman buruk lainnya. Banyak perempuan lantas berpikir bahwa “tak ada laki-laki baik tersisa” atau “semua yang baik sudah jadi punya orang”. Dalam menjalin hubungan asmara, kita akan menaruh harapan yang tidak realistis atau mencari-cari kekurangan. Kala melihat dunia dengan pandangan kritis dan ketidakpercayaan, kita cenderung mengabaikan seseorang bahkan sebelum memberi mereka kesempatan. Kita juga cenderung menganggap berkencan dengan seseorang adalah sebuah hasil akhir, tanpa melihat bahwa pasangan bisa membuat kita bahagia dalam jangka waktu yang panjang.
5. Tingkat percaya diri yang rendah
Setiap orang memiliki suara-suara hati negatif yang mengatakan bahwa kita terlalu gemuk, jelek, tua, dan lain-lain. Saat mendengarkan ini, kita cenderung bersikap menutup diri dan membuat orang menjauh. Jika kita sedang melajang, bukan berarti suara buruk dalam hati itu benar. Kemungkinan besar, kita hanya kurang percaya diri.
6. Takut berkompetisi
Kurangnya rasa percaya diri seringkali membuat kita takut untuk bersaing. Kala tertarik pada seseorang, kita mungkin akan cepat mundur. Ketakutan untuk bersaing sering tumbuh seiring bertambahnya usia. Kita lantas menyerang diri dan berpikir sudah terlalu tua untuk “cinta-cintaan”. Padahal sejatinya, kencan penuh dengan hal-hal kompetitif. Bersaing dan berjuang untuk mendapatkan sesuatu yang kita inginkan adalah baik. Kita juga bisa meningkatkan peluang menciptakan hubungan dengan pasangan yang benar-benar diinginkan.
7. Jebakan rutinitas
Seiring bertambahnya usia orang cenderung tak mau keluar dari zona nyaman. Kesuksesan dalam karier, prestasi, dan kemandirian memang merupakan hal yang positif. Namun kondisi yang terlalu nyaman, membuat kita sangat sulit keluar dari gelembung itu. Rasa lelah setelah seharian bekerja mungkin akan membuat kita lebih memilih mendapatkan kenyamanan dalam bentuk piyama dan tempat tidur, daripada keluar dan bertemu orang-orang yang bisa memicu kecemasan.
8. Kriteria pasangan yang terlalu rumit
Tak ada salahnya membuat kriteria pria idaman. Namun penting untuk diingat, kita tidak bisa terlalu kaku dalam menentukan itu. Tetap terbuka adalah salah satu hal terpenting yang bisa dilakukan saat mencari pasangan. Kita mungkin akan terluka, tapi jika tak mau mengambil resiko, itu sama saja dengan mengurangi peluang untuk bertemu seseorang yang bisa diajak membangun masa depan bersama. Tetap terbuka saat berkencan dengan seseorang juga bisa membantu kita untuk menemukan hubungan yang otentik dan substantif.
Baca juga: Tips Cari Jodoh Lewat Aplikasi Kencan, Jangan Tanggapi Semua yang Ajak Kenalan