CANTIKA.COM, Jakarta - Pandemi turut mengubah kebiasaan kencan karena orang-orang sulit berinteraksi satu sama lain demi mengurangi risiko penularan virus corona. Aplikasi kencan daring Tinder mencatat, 2020 adalah tahun tersibuk dan jadi awal dari dekade yang sangat berbeda di dunia kencan.
Dalam siaran resmi, Rabu 31 Maret 2021, Tinder mengatakan percakapan berlangsung 32 persen lebih lama selama pandemi. Selain itu, Gen Z mulai beralih ke video chat. Hampir setengah dari pengguna Tinder melakukan video chat dengan match mereka selama pandemi, dan 40 persen berencana terus memakai video chat untuk mengenal orang-orang baru bahkan setelah pandemi berlalu.
Baca: Tinder Ungkap 4 Gaya Bijak Berkencan Saat Pandemi Covid-19
Tinder juga memprediksi gambaran masa depan kencan di masa mendatang.
Pertama, orang akan lebih jujur dan otentik dalam berkencan. Pandemi memberikan pandangan baru mengenai berbagai hal bagi banyak orang. Pengguna Tinder pun menjadi lebih jujur dan terbuka tentang siapa mereka, penampilan mereka, dan apa yang sedang mereka rasakan. Ekspresi ini disampaikan lewat bio pengguna aplikasi kencan Tinder dengan tulisan "anxiety" dan "normalize", yang tumbuh signifikan di Tinder selama pandemi. "Anxiety" lebih banyak ditulis 31 persen; "normalize" ditulis 15 kali lebih banyak.
Kedua, batasan akan jadi lebih transparan. Pandemi juga mendorong diskusi mengenai batasan ruang pribadi menjadi lebih marak. Pengguna Tinder menggunakan bio mereka untuk memperjelas ekspektasi mereka: kata-kata "pakai masker" atau "wear a mask" 100x lipat lebih banyak dipakai selama pandemi, "batasan" atau "boundaries" digunakan 19 persen lebih banyak dari sebelumnya, dan istilah "kesediaan" atau "consent" juga naik 11 persen. Praktik itu akan membuat percakapan tentang "kesediaan" atau "consent" menjadi lebih umum dan nyaman di masa mendatang.
Ketiga, lebih banyak orang ingin "kita jalani dulu saja". Dalam survei pengguna Tinder yang dilakukan baru-baru ini, pengguna yang mencari pasangan kencan dengan status "tidak mencari jenis hubungan tertentu" naik hampir 50 persen.
Jadi, alih-alih pandemi mendorong keinginan mereka untuk menikah, generasi berikutnya justru akan berpikir lebih ke arah “jalani dulu aja” dan mencari hubungan yang lebih terbuka.
Keempat, kencan digital akan tetap menjadi bagian dari “new normal”. Karena kontak langsung masih berisiko, orang beralih ke pengalaman virtual untuk terhubung dengan orang lain. Dan meskipun saat ini kontak langsung sudah mulai dilakukan kalau memang sangat penting, namun kencan digital akan tetap ada.
Menurut survei Tinder baru-baru ini, mereka yang telah mencoba kencan digital merasa lebih santai saat berusaha kenal lebih jauh dengan pasangan kencannya, dan 40 persen pengguna Gen Z di Tinder mengaku bahwa mereka akan terus melakukan kencan digital, bahkan saat tempat kencan favorit mereka telah dibuka kembali.
Kelima, kencan pertama akan lebih banyak tentang aktivitas. Dengan banyaknya bar dan restoran yang tutup, banyak tempat yang biasanya menjadi tempat kencan pertama tidak lagi menjadi pilihan.
Jadi, ketika tiba waktunya untuk bertemu, orang akan lebih memilih untuk melakukan aktivitas kencan pertama yang lebih kreatif, personal, dan kasual dibandingkan sebelumnya. Misalnya, Tinder melihat peningkatan 3 kali lipat dalam penyebutan "sepatu roda" di bio pengguna dan permintaan untuk aktivitas kencan seperti, "fort building" yang muncul di bio.
Keenam, sentuhan kecil akan berdampak besar. Pengguna Tinder menggunakan biografi mereka untuk mencari kasih sayang seperti berpegangan tangan, berpelukan, atau sentuhan seseorang di rambut mereka.
Hal ini terlihat dari penggunaan kata "berpelukan" atau yang meningkat 23 persen, dan "berpegangan tangan" atau meningkat 22 persen. Setelah mengalami berbulan-bulan tanpa kontak fisik, para daters menjadi sangat menghargai bentuk kasih sayang secara fisik sekecil apapun. Jadi, meskipun pertemuan menjadi hal biasa, namun sentuhan fisik paling kecil sekalipun akan memiliki peran penting dalam berkencan.
Ketujuh, orang akan selalu ingin berkencan dengan seseorang yang dekat. Geolokasi atau kemampuan menemukan orang di sekitar pengguna relevan di masa pandemi. Sebutan "pindah" atau "moving" di bio naik 28 persen tahun lalu. Jadi, meskipun teknologi terus memungkinkan orang untuk tinggal atau bekerja di mana saja, pengguna Tinder masih tetap mencari seseorang yang tinggal dekat dengan mereka.