CANTIKA.COM, Jakarta - Sama seperti pelaku bisnis spa lainnya, Wulan Tilaar berjuang dengan beragam jurus jitu untuk bertahan di pandemi Covid-19. Ia mengaku awalnya sempat kelabakan karena pandemi ini global dan pertama kali terjadi. Salah satu tantangan terberatnya saat itu adalah usaha spa ditutup sejak Maret 2020. Diketahui jumlah Martha Tilaar Spa sebanyak 45 gerai dari Aceh hingga Kupang.
Untuk mempertahankan bisnis dan karyawan, Martha Tilaar Spa melakukan switching product dari kosmetik ke hand sanitizer. Penjualan minuman herbal atau herbal drink juga menjadi jurus jitu yang berdampak besar pada pemasukan.
“Kami punya herbal drink di spa, jadi kami menjual herbal drink lemongrass dan jahe. Produk itu direspons positif oleh pasar mengingat mengonsumsi empon-empon salah satu cara alami untuk meningkatkan daya tahan tubuh atau imunitas di masa pandemi. Hasil penjualan herbal drink menyumbang 60 hingga 70 persen perusahaan karena spa tutup saat itu,” tutur Wulan Tilaar sebagai Direktur Martha Tilaar Spa kepada Cantika via aplikasi video pada Selasa, 6 April 2021.
Tak hanya fokus di penjualan minuman herbal di berbagai multichannel termasuk e-commerce, Wulan beserta timnya juga merumuskan standar operasional (SOP) baru sesuai dengan protokol kesehatan (prokes). Tujuannya saat spa bisa dibuka kembali, para karyawan dan terapis sudah menerapkan cara kerja sesuai protokol kesehatan.
“Sebagai salah satu pionir atau contoh industri spa di Indonesia, di awal pandemi kami merancang SOP prokes dari alur spa journey. Mulai dari pemilik spa, terapis, tamu hingga kesiapan fasilitas. Semua punya peran penting dan aturannya. Simulasi itu kami buat dalam video dan diunggah juga di Instagram supaya kami bisa sharing kepada spa lain. Kita harus terbuka dan sama-sama bangkit dengan spa lainnya,” imbuh perempuan 43 tahun itu.
Para terapis di Martha Tilaar Spa wajib memakai apron, pelindung rambut, masker, dan pelindung sepatu. Secara berkala dilakukan tes PCR/antigen untuk terapis dan karyawan. Seperti unit bisnis lainnya di Martha Tilaar Group, Martha Tilaar Spa juga memiliki tim satgas Covid-19. Para pelanggan wajib mandi terlebih dahulu sebelum menjalani perawatan.
Menurut Wulan, hingga saat ini, baru 50 persen Martha Tilaar Spa yang sudah buka. Gerai lainnya belum beroperasi kembali karena mengikuti aturan usaha di zona merah yang diberlakukan pemerintah setempat. Contohnya, banyak gerai Martha Tilaar Spa di DKI Jakarta yang belum bisa beroperasi seperti biasa karena aturan pemerintah di masa PSBB.
“Karena sekarang belum bisa beroperasi secara maksimal. Kami sekarang buka untuk melayani loyal customer atau by appointment only. Jadi, kami benar-benar ketat menjalankan protol kesehatan supaya tidak menambah penyebaran Covid-19 melalui spa,” tuturnya.
Wulan juga berinovasi dengan pelayanan spa yang bersifat “jemput bola” seperti home care spa dan office to office yang sesuai protokol kesehatan. “Menurut saya, kami perlu lincah untuk beradaptasi dengan pandemi. Kami harus peka melihat peluang-peluang yang ada. Mungkin enggak banyak, tapi pasti ada dan berdampak baik untuk semua. Apa yang bisa kita lakukan dengan prokes, maka dilakukan,” imbuhnya.
Compassionate Leadership, Rumus Wulan Memimpin di Masa Pandemi
Memimpin sekaligus mempertahankan bisnis di masa pandemi tentu tantangan tersendiri bagi Wulan Tilaar. Menurut Wulan, gaya kepemimpinan yang lebih penuh kasih alias compassionate leadership menjadi kuncinya.
“Mempunyai kasih, empati, karena ini adalah di mana waktu sebagai manusia membutuhkan seorang pemimpin, teman atau siapa pun yang bisa merasakan apa yang dirasakan orang lain,” tukas lulusan S2 komunikasi massa dan periklanan di Universitas Boston, Amerika Serikat.
“Contohnya, bagaimana kami hadir untuk para terapis. Kami ada forum diskusi di zoom meeting. Puji Tuhan, saya sangat bersyukur, mereka sangat pengertian, senasib sepenanggungan. Jadi begitu, ‘kita jualan ini hari ini, mereka semangat’. Ada perubahan penggajian yang disesuaikan, mereka memahaminya. Understanding, listening, emphatizing, dan helping, hadir bersama saling bantu,” lanjutnya.
Wulan juga memberi contoh nyata sama-sama berjuang. Salah satunya Wulan ikut berjualan minuman herbal kepada koneksinya. Ia mengungkapkan itu bukan perjuangan yang mudah saat memulainya. Ia membutuhkan waktu berpikir sebelum mengirim pesan yang berisi penawaran minuman herbal produksinya. Ia mengaku sempat berpikiran malu dan memikirkan pendapat orang lain, sebab ia belum pernah melakukan sebelumnya.
“Saya ikut nawarin herbal drink ke teman-teman saya. Awalnya, ‘aduh enak gak yak gue jualan’. Tapi at the moment, gak ada acara lain selain saya ikut jualan,” katanya.
“Mengalahkan rasa gak enak dan malu. Ternyata gak masalah, semua teman-teman saya juga jualan. Pengalaman buat saya mengalahkan diri sendiri dari ketakutan dan rasa malu,” ungkapnya.
Baca juga: Herbal Juice, Cara Menikmati Jamu Masa Kini untuk Milenial
Wulan Tilaar, Holistic Beautifier & Direktur Martha Tilaar Spa. Foto: Dok Pribadi
Anggota Keluarga yang Terpapar Covid-19, Wulan Tilaar: Jadi Menteri Logistik
Wulan Tilaar mengisahkan pernah ada salah satu anggota keluarga yang tinggal bersamanya terpapar Covid-19 dan sudah pulih Maret 2021. Awalnya, anggota keluarga itu menunjukkan gejala ringan, sehingga ia memutuskan semua yang tinggal di rumah itu menjalani tes Covid-19. Begitu hasil tes keluar, anggota keluarganya dinyatakan positif Covid-19, sementara anggota keluarga lain termasuk Wulan hasil tesnya negatif. Selama anggota keluarganya menjalani isolasi mandiri, Wulan fokus memastikan segala kebutuhannya dibantu para asisten rumah tangganya.
“Jadi menteri logistik, ngirimin makanan, obat, tabung oksigen, udah kayak strategi perang,” ucapnya.
Selama proses itu, Wulan mengamati bahwa mental pasien positif Covid-19 sangat terdampak. “Gimana dia harus isolasi mandiri sendirian dalam keadaan Covid, walaupun dia gak sesak atau apa pun. Tapi di dalam kesendirian muncul rasa ketakutan, kekhawatiran sendirian,” lanjutnya.
Oleh karena itu, Wulan sekeluarga selalu menguatkan dan menyemangatinya lewat telepon atau panggilan video. “Karena kita gak bisa satu area, setiap hari video call. Jika ada perasaan tidak enak, dia akan telepon kita. Kita ajak doa bareng setiap hari. Lama-lama bisa ditanggulangi, namanya emosi up and down,” serunya.
Berkaca dari kondisi itu, Wulan menyadari bahwa manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan interaksi, perhatian, dan sentuhan, sekalipun kepribadiannya introvert. “Jadi kalau kita punya saudara dan karyawan (positif Covid-19), kita kasih perhatian khusus. Kesehatan mentalnya sangat mempengaruhi tingkat kesembuhannya,” sarannya.
Belajar Self Healing dan Fokus Jadi Holistic Beautifier
Selama beraktivitas di rumah saja saat awal pandemi, Wulan mengaku beberes rumah jadi salah satu kegiatan yang membuatnya lebih positif dan bahagia. Menurutnya, selama hampir 16 tahun tinggal di rumah tersebut, ia jarang terjun langsung membereskan rumah karena kesibukan pekerjaannya sehingga mempercayakan urusan itu kepada para asisten rumah tangganya.
Ternyata begitu ia melakukannya sendiri, Wulan merasakan banyak manfaat untuk kesehatan mentalnya.
“Mulai membersihkan tanaman, rumah dirapiin, tadinya saya enggak pernah ngurus rumah, ternyata dengan membersihkan ruangan atau rumah, energi di rumah kita beda banget. Lebih positif dan enak. Juga bisa membuat kita fokus bekerja di rumah. Lebih ringan, lebih happy,” ucap Direktur Sekolah Kecantikan Puspita Martha International itu.
Wulan Tilaar, Holistic Beautifier & Direktur Martha Tilaar Spa. Foto: Dok Pribadi
Cara lain Wulan menjaga kesehatan mental di masa pandemi melalui belajar meditasi, aromaterapi, dan self healing. “Cara-cara untuk bisa menyembuhkan atau menyeimbangkan diri sendiri, saya ambil beberapa courses. Nantinya saya bisa sharing itu kepada orang-orang sekitar,” imbuhnya.
Keinginannya belajar banyak hal terkait kesehatan mental berhubungan dengan misi baru yang dicanangkan di masa pandemi, menjadi holistic beautifier.
“Orang yang mempercantik seseorang secara holistik. Tak hanya memperhatikan riasan, rambut, tubuh, tapi juga merawat kecantikan seseorang dari dalam. Itu berhubungan dengan kesehatan mental,” paparnya.
“Saya merasa ada panggilan ke situ, cantik itu gak hanya soal riasan, baju, dan penampilan. Juga soal kecantikan dari dalam yang terus kita bawa sampai kapan pun sampai kita berkerut,” lanjutnya.
Jalan Kaki Olahraga Favorit Wulan Tilaar, Enjoy dan Tenang
Tak hanya fokus menjaga kesehatan mental, Wulan juga aktif merawat kebugaran tubuhnya. Jalan kaki salah satu olahraga favorit yang sudah menjadi rutinitasnya sebelum pandemi. Wulan mengaku bisa memenuhi 7000 langkah dalam sehari. Biasanya, ia berjalan kaki bersama teman di dekat taman rumahnya. Begitu pandemi, ia memilih jalan kaki di dalam rumahnya.
Ia mengaku sempat berhasil mencapai 10.000 langkah dalam sehari selama delapan bulan. Tapi kemudian, ia menurunkan target menjadi 6.000 langkah dalam sehari hingga saat ini karena kondisi lututnya.
Untuk memenuhi target itu, Wulan memastikan memenuhi 1.000 langkah di rumah. Saat berada di kantor, ia kerap mengitari area kubikal kantor dan naik turun lantai dengan tangga.
Wulan menyenangi olahraga jalan kaki karena ia bukan tipe orang yang berolahraga dengan latihan intens. Ia lebih nyaman dengan aktivitas fisik sembari menikmati keindahan alam sekitar.
“Dengan jalan kaki kita bisa lebih tenang, melihat keindahan alam sekitar, banyak ide yang tiba-tiba pop up in my mind. Kita bisa begini atau begitu, lho,” katanya.
Semangat Kartini Kala Pandemi, Wulan Tilaar: Mengalahkan Takut dan Malu
Sosok Raden Ajeng Kartini atau R.A Kartini yang berjuang kebangkitan perempuan di masanya turut menginspirasi setiap wanita, termasuk Wulan Tillaar. Di masa pandemi yang penuh tantangan ini, Wulan Tilaar berjuang untuk mengalahkan rasa takut dan malu dari dalam dirinya.
Dalam memaknai pandemi ini, Wulan Tilaar mengajak para kartini menganggapnya sebagai masa tantangan, bukan suatu hal yang menakutkan.
"Saya selalu bilang gitu ke karyawan. Saya selalu bilang ini masa tantangan untuk kita, tantangan itu berarti ada kesempatan bahwa kita bisa melaluinya dengan baik. Bukan justru malah terpuruk atau kita malah jatuh," katanya.
Menurut Wulan, cara berpikir berperan penting dalam menyikapi pandemi. Jika kita melihat sebuah tantangan, maka kita harus peka atau cepat untuk menangkapnya. Oleh karena itu, ia menekankan kuncinya beradaptasi.
"Kalau kita stuck di sini, kita enggak akan melakukan apa-apa. Tapi kalau kita sudah mulai bergerak, mulai melangkah, itu artinya kita sudah berusaha. Kalau kita sudah berusaha, saya yakin dan percaya Tuhan akan membuka jalan," ucapnya.
"Memang hal terbesar adalah mengalahkan diri sendiri. Dari ketakutan, malu, itu sebenarnya enggak ada, kita sendiri yang berpikir seperti itu," pungkas Wulan Tilaar.
Baca juga: Teman Alami KDRT, Begini Cara Mendengarkan Curhatnya Menurut Pakar