CANTIKA.COM, Jakarta - Begitu banyak keanekaragaman yang bisa Anda temukan di Indonesia, mulai dari kuliner, adat istiadat hingga budayanya. Berbicara mengenai budaya, Indonesia memiliki kain tradisional yang merupakan warisan budaya Indonesia. Tidak hanya kain batik, nyatanya Indonesia memiliki beragam jenis kain tradisional yang memiliki corak unik dan menarik.
Penasaran? Berikut ulasan lengkapnya, melansir Wonderful Indonesia, Rabu 14 Juli 2021
1. Endek Bali
Endek, kain tenun asal Bali ini sempat ramai diperbincangkan karena kain ini masuk koleksi Spring/Summer 2021 rumah mode ternama asal Perancis, Dior. Nama Endek berasal dari “endek” atau “ngendek” yang berarti diam atau tetap dan tidak berubah warnanya. Jadi, saat proses pembuatannya, benang yang diikat dan dicelupkan pada pewarna, benang tersebut warnanya tidak berubah.
Kain tenun Endek juga memiliki motif yang beragam. Setiap motif memiliki makna dan penggunaannya masing-masing. Motif patra dan encak saji misalnya, kedua motif tersebut bersifat sakral dan hanya digunakan saat upacara keagamaan. Sedangkan motif lainnya seperti tokoh pewayangan, flora, fauna dan motif geometris biasa dikenakan untuk kegiatan sosial atau beraktivitas sehari-hari.
2. Tenun Lombok
Kain tenun Lombok banyak dicari dan dikagumi oleh para kolektor dan wisatawan dari berbagai penjuru dunia. Proses pembuatan kain bisa sampai puluhan hari sehingga sangat istimewa dan memiliki nilai estetik yang sungguh memikat. Keindahan tenun ini dihasilkan dari keuletan para wanita yang menenun dengan cara yang masih tradisional, serta penggunaan pewarna dan kapas yang juga masih alami.
3. Sasirangan Banjar
Menurut catatan sejarah, kain adat suku Banjar ini sudah ada sejak abad ke-12. Menurut cerita dari penduduk setempat, kain ini merupakan karya dari Patih Lambung Mangkurat setelah ia bertapa di atas rakit Balarut Banyu selama 40 hari 40 malam. Banyak masyarakat yang percaya bahwa kain ini memiliki kekuatan magis yang dapat digunakan untuk mengobati orang sakit dan mengusir roh jahat.
Kain Sasirangan memiliki motif dan teknik yang khas. Motif kain ini dibuat dengan teknik jelujur atau garis vertikal yang memanjang dari atas ke bawah. Ada tiga jenis motif utama yang dikenal masyarakat dalam membuat kain Sasirangan antara lain motif lajur, motif ceplok, dan motif variasi. Masing-masing motif juga memiliki makna yang berbeda mulai dari kekuasaan, kejujuran, keindahan, keakraban, dan masih banyak lagi.
4. Lurik Yogyakarta
Lurik yang memiliki motif garis-garis searah ini biasanya dibuat dari serat kapas, serat kayu, serat sutera atau serat sintetis. Untuk kain tenun tradisional, biasanya pembuatnya menggunakan alat tenun, bukan mesin yang digerakkan oleh manusia dimana pengrajin akan memintal serat dengan tangan. Hingga saat ini, kain Lurik masih digunakan untuk upacara adat seperti mitoni dan labuhan.
5. Songket Palembang
Songket Palembang diresmikan menjadi Warisan Budaya Tak Benda Indonesia pada tahun 2013. Kata 'songket' sebenarnya berasal dari kata sungkit yang artinya mengait. Nama tersebut diberikan karena dianggap cukup mewakili proses pembuatan kain Songket, yakni dengan cara mengaitkan kain tenun, lalu menyelipkan benang emas, kemudian ditenun kembali hingga sempurna. Perlu diketahui juga bahwa kain Songket Palembang terdiri dari beberapa jenis, di antaranya Songket Lepus, Songket Tabur, Songket Bunga, Songket Limar, Songket Tretes, dan Songket Rempak.
6. Songket Minangkabau
Tidak hanya Palembang, Minangkabau juga memiliki songket. Songket sendiri tidak terpisahkan dari suku Minang dikarenakan kain ini masih dikenakan untuk berbagai upacara adat seperti Batagak Pangulu (Pengangkatan Pemimpin Adat) dan ragam prosesi dalam upacara pernikahan. Motif-motif Songket Minangkabau hadir dalam wujud simbol-simbol alam, terutama tumbuhan, sebut saja beberapa motif Songket Minangkabau antara lain Bungo Malur, Kudo-Kudo, Kain Balapak Gadang, Pucuak Ranggo Patai, Pucuak Jawa, Pucuak Kelapa, dan masih banyak lagi.
Dua motif Songket Minangkabau yang paling terkenal adalah motif Kaluak Paku dan Pucuak Rabuang. Kedua motif ini punya makna yang mendalam. Kaluak Paku (lekuk pucuk pakis muda) memiliki makna introspeksi diri di mana sebelum menilai orang lain, nilailah diri sendiri. Sedangkan, motif Pucuak Rabuang melambangkan kehidupan yang bermanfaat.
Baca: Hari Batik Nasional, Mari Mengenal Kain Tradisional Papua Bernama Terfo