CANTIKA.COM, Jakarta - Memperingati Pekan ASI Sedunia, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan UNICEF menyerukan kepada Pemerintah dan semua mitra untuk mendukung dan melindungi ibu di Indonesia untuk melanjutkan praktik menyusui yang optimal selama pandemi COVID-19 yang sedang berlangsung.
Secara khusus, ibu didorong untuk memulai menyusui dalam satu jam pertama kelahiran, menyusui bayinya secara eksklusif selama enam bulan pertama, dan terus menyusui hingga dua tahun atau lebih. ASI memberikan nutrisi yang optimal untuk bayi karena memiliki jumlah nutrisi yang tepat, mudah dicerna, dan tersedia.
American Academy of Pediatrics (AAP) merekomendasikan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan, dan terus berlanjut bahkan setelah makanan padat diperkenalkan, sampai setidaknya usia 1 tahun atau sampai ibu dan bayi setuju untuk berhenti. WHO merekomendasikan menyusui hingga usia 2 tahun atau lebih karena manfaatnya berlanjut selama itu.
Beriku lima manfaat sehat menyusui yang akan membuat Anda semangat, seperti dilansir dari laman Healthline, Senin 2 Agustus 2021.
1. ASI memberikan nutrisi yang ideal untuk bayi
Sebagian besar profesional kesehatan merekomendasikan pemberian ASI eksklusif setidaknya selama 6 bulan atau lebih lama. ASI mengandung semua yang dibutuhkan bayi selama 6 bulan pertama kehidupannya, dalam semua proporsi yang tepat. Komposisinya bahkan berubah sesuai dengan kebutuhan bayi yang berubah, terutama selama bulan pertama kehidupan.
Selama hari-hari pertama setelah melahirkan, payudara Anda menghasilkan cairan kental dan kekuningan yang disebut kolostrum. Ini tinggi protein, rendah gula, dan sarat dengan senyawa bermanfaat. Ini benar-benar makanan yang luar biasa dan tidak tergantikan oleh formula.
Kolostrum adalah cairan pertama yang ideal dan membantu perkembangan saluran pencernaan bayi yang belum matang. Setelah beberapa hari pertama, payudara mulai memproduksi susu dalam jumlah yang lebih besar seiring dengan pertumbuhan perut bayi.
2. ASI mengandung antibodi penting
ASI sarat dengan antibodi yang membantu bayi Anda melawan virus dan bakteri, yang sangat penting, terutama berlaku untuk kolostrum, cairan pertama. Kolostrum menyediakan sejumlah besar imunoglobulin A (IgA), serta beberapa antibodi lainnya.
Saat Anda terpapar virus atau bakteri, Anda mulai memproduksi antibodi yang kemudian masuk ke dalam susu. IgA melindungi bayi dari sakit dengan membentuk lapisan pelindung di hidung, tenggorokan, dan sistem pencernaan bayi.
Formula tidak memberikan perlindungan antibodi untuk bayi. Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa bayi yang tidak disusui lebih rentan terhadap masalah kesehatan seperti pneumonia, diare, dan infeksi.
3. Menyusui dapat mengurangi risiko penyakit bayi
Dengan menyusui dapat mengurangi risiko bayi Anda untuk terhadap paparan penyakit, antara lain:
Infeksi telinga tengah
Menyusui, terutama secara eksklusif dan selama mungkin, dapat melindungi dari infeksi telinga tengah, tenggorokan, dan sinus jauh melampaui masa bayi.
Infeksi saluran pernapasan
Menyusui dapat melindungi dari berbagai penyakit akut pernapasan dan gastrointestinal.
Pilek dan infeksi
Bayi yang disusui secara eksklusif selama 6 bulan mungkin memiliki risiko lebih rendah terkena pilek dan infeksi telinga atau tenggorokan yang serius.
Infeksi usus
Menyusui dikaitkan dengan pengurangan infeksi usus.
4. ASI meningkatkan berat badan bayi yang sehat
Menyusui meningkatkan berat badan yang sehat dan membantu mencegah obesitas pada masa kanak-kanak. Satu studi menunjukkan bahwa menyusui selama lebih dari 4 bulan memiliki pengurangan yang signifikan dalam bayi mengalami kelebihan berat badan.
Ini mungkin karena perkembangan bakteri usus yang berbeda. Bayi yang disusui memiliki jumlah yang lebih tinggi dari bakteri usus yang bermanfaat, yang dapat memengaruhi penyimpanan lemak.
Bayi yang diberi ASI juga memiliki lebih banyak leptin dalam sistem mereka daripada bayi yang diberi susu formula. Leptin adalah hormon kunci untuk mengatur nafsu makan dan penyimpanan lemak.
5. Menyusui dapat membuat anak lebih pintar
Beberapa penelitian menunjukkan mungkin ada perbedaan perkembangan otak antara bayi yang diberi ASI dan susu formula. Perbedaan ini mungkin karena keintiman fisik, sentuhan, dan kontak mata.
Studi menunjukkan bahwa bayi yang disusui memiliki skor kecerdasan yang lebih tinggi dan cenderung tidak mengembangkan masalah perilaku mengalami kesulitan belajar seiring bertambahnya usia.
Namun, efek yang paling menonjol terlihat pada bayi prematur, yang memiliki risiko lebih tinggi untuk masalah perkembangan. Penelitian dengan jelas menunjukkan bahwa menyusui memiliki efek positif yang signifikan pada perkembangan otak jangka panjang bayi.
Baca: Pekan ASI Sedunia, Tata Janeeta: Sempat Khawatir ASI Tidak Cukup