CANTIKA.COM, Jakarta - Pandemi memberikan dampak yang luar biasa untuk perekonomian, khususnya pelaku usaha mikro kecil menengah. Berbagai pembatasan Covid-19, membuat cara berjualan online menjadi salah satu opsi yang bisa diambil pengusaha UMKM. Para pihak pun bergandengan tangan untuk memberikan dukungan dan pemulihan serta peningkatan pemasukan para UMKM. Standard Chartered Foundation, YCAB Foundation bersama dengan Youth Business International (YBI) bersinergi merilis program pelatihan bagi UMKM Covid-19 Economic Recovery Programme, untuk mendukung kaum muda, khususnya perempuan pengusaha UMKM, untuk pulih dari dampak ekonomi akibat pandemi Covid-19. Program ini merupakan bagian dari Futuremakers yang merupakan inisiatif global Bank untuk mengatasi kesenjangan dengan menggalakkan inklusi ekonomi bagi kaum muda, termasuk mereka yang terdampak oleh Covid-19, di negara-negara tempat Bank beroperasi.
Dengan mengintegrasikan aspek digital, program ini menargetkan 10.000 calon pengusaha dan pengusaha muda perempuan di berbagai daerah. CEO dan Founder YCAB Foundation, Veronica Colondam mengaku sedih karena timnya sebenarnya sudah bertahun-tahun bekerja dalam meningkatkan kesejahteraan. Sayang, pandemi pun membuat berbagai usaha itu jadi mundur. "Itulah sebabnya kami bersemangat untuk menjadi bagian dari inisiatif global ini dalam mengambil langkah pertama yang diperlukan menuju pemulihan dan pertumbuhan baru. Melalui pendidikan dan pembiayaan inovatif, kami berkomitmen untuk mendukung pelaku usaha muda perempuan untuk berkontribusi pada pemulihan ekonomi setelah pandemi Covid-19,” kata Veronica Colondam dalam acara virtual "Peluncuran Program Pemulihan Ekonomi: Adopsi Teknologi untuk Kemajuan UMKM", beberapa waktu lalu.
Veronica Colondam menambahkan bahwa para pelaku UMKM perlu memiliki smartphone sebagai platform untuk menjajakan produk. Hal itu pun perlu didorong dengan berbagai ilmu dalam memasarkan produk secara online yang baik. "Kita melatih 3.000 ibu-ibu dengan Chatbot dan kita mendapati peningkatan pengetahuan untuk menggunakan teknologi dalam berjualan sebesar 76 persen," kata Veronica.
Veronica meLanjutkan, ada sekitar 57 persen peningkatan pendapatan harian para pelaku UMKM karena memanfaatkan teknologi untuk berjualan. Lalu, 98 persen para peserta puas dengan program pelatihan yang dilakukan hanya melalui Chatbot WhatsApp. Dengan metodologi terkini, program ini mengintegrasikan elemen digital melalui pengembangan sistem pembelajaran pendidikan yang memiliki fitur Chatbot dengan Learning Management System (LMS) dan Helpline yang tertanam di dalamnya. Dirancang khusus untuk melayani pengusaha dengan literasi digital rendah, alat digital ini memanfaatkan platform WhatsApp untuk alasan kebiasaan dan kemudahan penggunaan. Modul baru yang melengkapi pelatihan literasi keuangan dasar juga dapat diakses, yang mencakup informasi terkait Covid-19 (protokol kesehatan & pembaruan vaksinasi), manajemen stres, dan pelatihan tentang cara mengubah bisnis mereka.
Head of Corporate Affairs, Brand & Marketing Indonesia & ASEAN Markets, Standard Chartered Diana Mudadalam menjelaskan tahun ini pihaknya berfokus pada pemulihan ekonomi. Misi ini diwujudkan, salah satunya, dengan merilis Covid-19 Economic Recovery Programme. "Kami optimis bahwa Covid-19 Economic Recovery Programme yang mulai dijalankan tahun ini akan dapat membawa dampak positif dan dapat menjadi katalis bagi para pengusaha muda dan UMKM Indonesia untuk bangkit dan berkontribusi bagi pemulihan ekonomi nasional,” kata Diana.
Anita Tiessen, CEO Youth Business International mengatakan dampak pandemi yang berkelanjutan terus melumpuhkan ekonomi dan mengganggu normalnya operasi bisnis, pengusaha muda, terutama yang menjalankan bisnis kecil dan dari komunitas rentan menjadi sektor yang paling terpukul. "Saya mengapresiasi inisiatif yang dijalankan dan didanai oleh Standard Chartered Foundation yang mana membantu kami memperluas dan melanjutkan perjuangan untuk memulihkan ekonomi dan memberikan dukungan bagi UMKM yang butuhkan untuk bertahan dan berkembang serta berkontribusi ke arah yang lebih makmur, ekonomi yang lebih bervariasi dan tangguh untuk semua orang,” kata Anita Tiessen.
Baca: Jacquelle dan Ittaherl, Inspirasi Brand Lokal yang Memberdayakan Perempuan