CANTIKA.COM, Jakarta - Gaun mini halterneck yang dikenakan penyanyi Amy Winehouse saat konser terakhirnya pada Juni 2011 dijual dalam acara lelang. Gaun bermotif bambu dan bunga itu laku seharga USD243.200 atau sekitar Rp3,46 miliar pada minggu lalu.
Gaun yang dirancang oleh penata gaya sekaligus temannya, Naomi Parry, itu dipakai Amy di Beograd, Serbia, pada Juni 2011. Sebulan kemudian, ia meninggal pada usia 27 tahun karena keracunan alkohol sebulan kemudian.
Parry awalnya memperkirakan gaun tersebut akan laku terjual antara USD15.000 atau Rp213 juta hingga USD 17.000 atau sekitar Rp242 juta. Faktanya, lebih dari dugaan awalnya.
Parry mengisahkan bahwa desain gaun tersebut bermakna semangat awal baru. Sebab Winehouse baru saja selesai menjalani rehabilitasi sebelum penampilan terakhirnya.
Penampilan itu ibarat titik balik bagi Winehouse. Dia akan segera menjadi duta merek, dengan sejumlah desainer mengirimkan banyak pakaian mewahnya. Begitu kecanduan Winehouse mulai lepas kendali, Parry mengatakan beberapa rumah mode menjauhkan diri, hanya Dolce & Gabbana yang bertahan.
“Saya merasakan kesedihan yang luar biasa ketika saya melihat gaun itu,” ucap Parry kepada The Post. “[Gaun itu] seharusnya menjadi awal dari sesuatu yang baru dan bergerak maju. Dia telah melakukannya dengan sangat baik,” lanjutnya
Namun makna itu berubah menjadi kehancuran mutlak, ungkapnya.
Di samping gaun bermotif bambu, lebih dari 800 gaun, sepatu, dan perhiasan rocker Inggris selama kariernya telah terjual sekitar USD 4 juta atau sekitar Rp57 miliar melalui Julien's Auctions.
Darren Julien, CEO Julien's Auctions, merilis pernyataan setelah penawaran, menyebut acara tersebut sukses besar. "Barang-barangnya telah terbukti dapat dikoleksi, tidak hanya oleh penggemar dan museumnya, tetapi juga kolektor memorabilia budaya pop dan kami berharap artefaknya meningkat nilainya setelah bertahun-tahun.”
Beberapa barang dari lelang akan dipamerkan di Museum Desain London, mulai 26 November, sebagai bagian dari pameran "Amy: Beyond the Stage" mereka.
Setelah Winehouse meninggal, barang-barang pribadinya disimpan dan tidak dibuka sampai Januari 2020, ketika keluarganya memutuskan untuk melelang barang-barangnya.
"Sangat menyedihkan melihat barang-barang ini berada di sini. Kami semua setuju, ada begitu banyak," jelas Parry. “Apa gunanya menyimpannya di loker ketika bisa menghasilkan uang untuk yayasan dan meningkatkan kesadaran? Dan melakukan pameran pada saat yang bersamaan?”
Hasil dari lelang akan disumbangkan ke Amy Winehouse Foundation, sebuah organisasi yang membantu kaum muda yang berjuang melawan kecanduan.
Baca juga: Kisah Amy Winehouse Diangkat Lagi Jadi Film
NEW YORK POST