CANTIKA.COM, Jakarta - Dokter spesialis paru dari Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Susanthy Djajalaksana mengatakan bahwa banyak penelitian yang menyebutkan hanya dengan beraktivitas fisik seperti jalan kaki secara rutin setiap harinya dapat membantu meningkatkan kesehatan paru. Terlebih di masa pandemi COVID-19, virus yang menjadi sumber wabah ini menyerang paru.
"Bukti-buktinya sangat kuat, bahkan mampu untuk menjaga kondisi paru cukup dengan berjalan kaki atau sepeda statis dapat meningkatkan kondisi fisik dan emosional," kata Susanthy Djajalaksana dalam konferensi pers daring tentang peringatan Hari Pneumonia Sedunia dan Hari PPOK Sedunia yang dipantau di Jakarta, Rabu 17 November 2021.
Baca Juga:
Susanthy menekankan aktivitas fisik sangat penting dilakukan khususnya bagi penderita penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) yang bisa mengalami pemburukan apabila terinfeksi COVID-19.
PPOK adalah penyakit yang menyebabkan peradangan di saluran pernapasan yang sifatnya lama kelamaan akan semakin berat atau memburuk. Fungsi saluran napas penderita PPOK akan terus memburuk apabila tidak diobati dengan benar guna mencegah terjadinya pemburukan.
PPOK diakibatkan oleh pajanan zat beracun, polusi, atau iritan lainnya pada saluran napas. Pajanan asap rokok dan polusi udara yang terlampau sering paling banyak menjadi penyebab munculnya penyakit tidak menular ini.
Selain melakukan aktivitas fisik, penderita PPOK juga disarankan untuk menghindari pajanan seperti polusi udara ataupun asap rokok agar kondisi saluran napas tidak menjadi lebih berat. Bagi yang sehat, juga sangat dianjurkan untuk menghindari asap rokok dan polusi udara agar tidak terkena penyakit PPOK.
Pencegahan utama PPOK, kata Susanthy, adalah dengan menghindari pajanan polusi udara, asap rokok, atau zat iritan lainnya yang berdampak buruk terhadap saluran pernapasan. Selain itu, pencegahan lainnya adalah dengan menjaga imunitas tubuh tetap tinggi dengan mengonsumsi makanan bergizi seimbang.
Bagi penderita PPOK juga sangat dianjurkan untuk tetap melakukan kontrol kesehatan dengan dokter spesialis paru meski di tengah pandemi COVID-19. Hal itu dikarenakan penyakit PPOK membutuhkan pengobatan seumur hidup agar derajat keparahannya semakin memburuk.