CANTIKA.COM, Jakarta - Tidak dapat dimungkiri setiap anak usia dini harus diberikan pelatihan stimulus yang baik dan sesuai dengan usianya. Di awal pandemi pemerintah menerapkan prinsip memprioritaskan kesehatan dan keselamatan
dalam penyelenggaraan pendidikan dengan memepertimbangkan tumbuh kembang anak dan hak-hak anak selama pandemi Covid-19.
Kebijakan Pembelajaran Tatap Muka terbatas secara bertahap mulai dilakukan untuk kembali meningkatkan kualitas belajar agar maksimal dan lebih terukur hasilnya.
Brand Manager Cussons Kids Indonesia Seila Sativa Pramadania menjelaskan PTM Terbatas merupakan berita baik namun banyak menimbulkan pertanyaan dan sedikit kekhawatiran untuk orang tua yang harus melepaskan anaknya setelah satu setengah tahun mendampingi belajar secara daring.
"Sangat penting sekali bagi orang tua untuk berperan aktif memastikan bahwa anak-anak siap dalam mengikuti proses transisi tersebut. Dimulai dengan komunikasi perihal pentingnya taat menjaga prosedur kesehatan dan juga pengertian untuk berhati-hati dalam bersosialisasi dan menjaga jarak," ucapnya melalui siaran pers, Senin 22 November 2021.
Di dalam sesi tersebut, dihadirkan Grace Melia, seorang seorang Therapeutic Play Practitioner dan Montessori Diploma in Training yang sudah lama membahas perihal pentingnya bermain dengan anak usia dini.
Grace juga berbagi beberapa tips dan trik yang membahas perihal permainan yang dapat dengan mudah dilakukan di rumah untuk mendampingi anak dalam proses belajar dan tumbuh kembangnya. Seperti diketahui, PTM Terbatas akan masuk dalam beberapa tahapan, dimana artinya anak akan tetap banyak berada di rumah dan belajar dari rumah.
Untuk mengimbangi proses belajar di sekolah dan juga di rumah, alangkah baiknya apabila orang tua tetap mendampingi dan menstimulasi fisik dan sensorik anak dengan bermain agar ketika tiba saatnya mereka kembali belajar di sekolah mereka tidak memiliki kesulitan untuk mengikuti pelajaran yang berlangsung ataupun terdampak learning loss secara signifikan. Untuk diketahui, yang banyak terjadi saat ini learning loss sendiri merupakan hasil dari dampak penutupan sekolah selama pandemi.
Ilustrasi anak bermain. Shutterstock.com
Yang perlu diingat, bermain adalah sarana belajar sehingga untuk anak-anak, bermain adalah sebuah kebutuhan dan bukan saja bersifat rekreasi. Materi pendidikan anak usia dini memang diarahkan untuk bermain sambil belajar. Melalui berbagai metode belajar dengan metode bermain, diharapkan dapat mendukung anak untuk tumbuh serta mandiri dan memiliki kontrol akan lingkungannya.
"Melalui bermain pula, anak dapat menemukan hal baru. Mereka bisa bereksplorasi, meniru, dan mempraktekkan kehidupan sehari-hari sebagai sebuah langkah dalam membangun keterampilan untuk menolong dirinya sendiri.”
Melalui kesempatan ini Grace Melia juga memberikan beberapa tips dan ide untuk kreatif mengajak anak bermain dengan menstimulasi memori maupun fisik dan ruang gerak mereka. Beberapa contoh permainan yang dapat dilakukan adalah :
Do It Yourself (DIY) Painting
Pernahkah memperhatikan ketika anak anda mulai belajar mencoret-coret
berbagai permukaan seperti kertas, meja, atau bahkan tembok? Terutama saat masa tumbuh kembangnya, anak sudah mulai bisa mengontrol gerakan motoriknya. Hal ini menjadikan anak antusias melakukan berbagai beraktivitas menggunakan tangan.
Karena itu, mari gunakan kesempatan ini untuk mulai mengajari anak berkarya. Hak ini akan sangat membantu merangsang kreativitas dan pengetahuan mereka akan warna, bentuk dan hal lainnya yang sudah pasti membantu proses lanjutan belajar di sekolah.
DIY Puppet Show
Aktivitas yang satu ini sangat merangsang kreativitas dan dapat mengasah kemampuan anak berkomunikasi dan bercerita.Di satu sisi bermain dengan cara seperti ini akan membantu mengasah kemampuan berbahasa anak.
Dengan memperkenalkan banyak karakter serta sifat dan juga kelebihan dan
kekurangannya maka anak akan terbiasa mendengar dan juga menyusun cerita untuk mereka ceritakan kembali. Hal ini dapat membantu mereka untuk memudahkan berteman, sharing dan juga bercanda bersama keluarga dan teman di sekolah.
Collaborative Drawing
Dengan melakukan kolaborasi dan menggambar bersama, anak dapat belajar
mengasah imajinasi dan juga kemampuan mereka berbahasa dan berkreativitas semaksimal mungkin. Menentukan warna, bentuk dan ragam diskusi lainnya yang terjalin antara anak dan orang tua tentunya akan membawa banyak kegembiraan dan mempererat bonding.
DIY Craft (membuat bentuk)
Disesuaikan dengan preferensi anak dan juga minat dan bakatnya, orang
tua dapat memilih bentuk-bentuk yang familiar dan disukai anak untuk kemudian dijadikan proyek bersama. Misalkan anak menyukai binatang (dinosaurus), buah (semangka/apel), makanan (pizza, ayam atau brokoli) ataupun bentuk lainnya, semuanya dapat dijadikan subjek untuk dibuatkan bentuk DIY craft-nya. Keterlibatan orang tua dalam membuat proyek ini akan sangat berkesan dan menyenangkan
bagi anak.
Buat rutinitas bermain selayaknya kita menerapkan rutinitas belajar untuk anak-anak. Hal ini penting untuk memberikan mereka struktur dalam beraktifitas. Berikan mereka latihan yang dapat mereka eksplorasi sendiri dan kemudian evaluasi bersama selayaknya memeriksa pekerjaan rumah yang diberikan di sekolah. Terus
berkomunikasi dengan guru di sekolah perihal perkembangan anak dan yang terpenting, ketika waktunya untuk belajar maupun bermain pastikan orang tua hadir untuk anak sebisa mungkin
"Jangan lupa untuk have fun dan ajak anak-anak berkomunikasi dan bercengkrama sebanyak-banyaknya. Banyak cinta, kegembiraan dan juga candatawa adalah hal yang penting dalam proses tumbuh kembang anak," ucap Grace.
Baca: Ragam Permainan Menarik untuk Anak Sesuai Tahapan Tumbuh Kembang