Cara Dian Sastro Meminimalisir Tren Fast Fashion, Pakai Baju Lama

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Ecka Pramita

google-image
Dian Sastro ungkap cara meminimalisir konsumsi fast fashion/Foto: Ecka Pramita

Dian Sastro ungkap cara meminimalisir konsumsi fast fashion/Foto: Ecka Pramita

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Apakah kamu pernah mendengar fast fashion yang belakangan semakin menjadi tren dan gaya hidup baru. Fast Fashion adalah istilah yang digunakan oleh industri tekstil yang memiliki berbagai model fashion yang silih berganti dalam waktu yang sangat singkat, serta menggunakan bahan baku yang berkualitas buruk, sehingga tidak tahan lama.

Melansir laman Zero Waste, berikut empat ciri-ciri yang dapat mempermudah mengenali sebuah produk fast fashion, pertama memiliki banyak model dan selalu mengikuti tren terbaru, model fashion selalu berganti dalam waktu yang sangat singkat, diproduksi pada negara Asia dan negara berkembang, dimana pekerja digaji dengan sangat murah tanpa ada jaminan keselamatan kerja dan upah yang layak, salah satunya di Indonesia, menggunakan bahan baku yang tidak berkualitas (murah), dan tidak tahan lama.

Banyak cara meminimalisir penggunaan fast fashion, seperti yang dilakukan oleh Dian Sastro. Menurut pemain Aruna dan Lidahnya ini, belakangan Dian mulai concern untuk lebih hemat dalam membeli busana.

"Kalau memang sudah terlanjur banyak produk fashion yang kita punya tidak apa-apa yang penting saat ini kita mulai lebih merawat lagi pakaian yang kita punya. Mulai dengan cara mencuci sesuati petunjuk masng-masing jenis kain," ucap Dian Saat ditemui di acara IdeaTalks Hybrid Live Session, Jumat, 26 November 2021.

Yayasan Dian Sastrowardoyo, Sejauh Mata Memandang dan film Bara (The Flame) berkolaborasi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan berbagai isu penting dalam hal lingkungan hidup/Foto: Ecka Pramita

"Karena dulu kan belum tahu dan teredukasi dengan baik, maka saat ini kita bisa belajar memberlakukan pakaian dengan baik. Jadi kaya orang zaman dulu kalau ada yang rusak ya kita perbaiki, atau bisa dialihkan sebagai fungsi lain seperti lap atau arung bantal. Bahkan juga bisa dijadikan aksen untuk busana kita lainnya seperti misalnya jaket jeans yang bisa dipadukan dengan fashion yang sudah lama," papar perempuan kelahiran 16 Maret 1982 ini. 

"Apa ya jangan malu untuk foto dengan busana yang lama, bahkan sampai ada fasn aku yang ngenalin aku waktu pakai baju olahraga yang sudah tujuh tahun lalu masih aku pakai. Kalau masih bagus dipakai kenapa mesti beli lagi," imbuh Dian.

Sementara itu Creative Director Sejauh Mata Memandang Chitra Subiyakto mengatakan lima tahun belakangan ini tren produk sustainable fashion mulai naik, banyak orang yang mulai sadar untuk memilih pakaian yang tidak merusak lingkungan. "Artinya kita juga punya awarness buat merawat pakaian kita dengan bai agar tetap bisa digunakan atau bisa juga di-upcycle," ucapnya.

Upcycle adalah proses daur ulang yang mengubah barang itu menjadi menjadi barang dengan kemanfaatan baru tanpa menghilangkan bentuk asli barang, melainkan tidak melewati tahapan penghancuran atau peleburan.

Sebagai informasi, label Sejauh Mata Memandang telah dikenal sebagai salah satu brand fashion lokal yang fokus pada keberlanjutan. Sejak pertama kali didirikan oleh Chitra Subiyakto pada tahun 2014, Sejauh Mata Memandang telah menerapkan konsep slow fashion untuk produk-produk yang dihasilkannya.

Baca: Alasan Dian Sastro Dukung Permen PPKS, Tiap Orang Butuh Rasa Aman dan Keadilan

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."