CANTIKA.COM, Jakarta - Gastroesophageal reflux disease (GERD) merupakan gangguan pencernaan dimana asam lambung mengalir naik kembali menuju kerongkongan. Normalnya, pada jalur yang menghubungkan mulut dan perut Anda, terdapat sebuah katup yang disebut lower esophageal sphincter.
Katup ini akan terbuka ketika makanan akan masuk ke perut dan menutup saat makanan mulai masuk ke perut sekaligus untuk mencegah naiknya kembali cairan asam lambung ke kerongkongan. Refluks asam lambung dapat terjadi saat katup ini melemah atau dalam kondisi rileks yang seharusnya tidak terjadi, sehingga memungkinkan isi perut dan asam lambung kembali mengalir ke kerongkongan.
Baca Juga:
Asam lambung yang naik ini mengiritasi lapisan dalam saluran makan sehingga menimbulkan sensasi nyeri di ulu hati, tenggorokan, serta rasa asam pada mulut. Rasa terbakar dan sakit di dada terutama setelah makan, sulit menelan, memuntahkan kembali makanan atau cairan asam serta adanya sensasi seperti benjolan di tenggorokan adalah gejala umum dari GERD. Selain itu, pada malam hari, pengidap GERD juga dapat mengalami gejala lainnya seperti batuk kornis, infeksi kerongkongan (laringitis), sesak napas atau susah tidur.
GERD termasuk salah satu masalah pencernaan yang paling umum dialami oleh siapa saja. Namun, orang dengan pola hidup dan kebiasaan yang tidak sehat lebih berisiko mengalami GERD. Misalnya merokok, makan dalam porsi yang terlalu banyak, minum-minuman beralkohol atau kopi dan terlalu banyak makan makanan berlemak.
Nah kebanyakan orang percaya bahwa penyakit ini dapat menyebabkan kematian. Namun, benarkah demikian? Melansir Ai Care, sebetulnya GERD tidak akan langsung menyebabkan kematian pada seseorang. Kasus kematian akibat komplikasi GERD juga terbilang jarang, yakni hanya 0,02 per 100.000 kasus saja.
Sayangnya, GERD dapat menurunkan kualitas hidup seseorang akibat gejala yang ditimbulkannya. Apabila penyakit ini dibiarkan tanpa pengobatan yang tepat, Anda akan mengalami komplikasi seperti peradangan kronis pada esofagus, di antaranya penyempitan esofagus, luka terbuka esofagus, dan kondisi pra-kanker esofagus. Oleh karena itu, bila Anda mengalami gejala GERD, segera lakukan pengobatan rutin di rumah sakit dan berkonsultasi dengan dokter.
Biasanya, dokter akan menganjurkan beberapa jenis obat-obatan. Pada beberapa kasus yang berat, dokter akan menyarankan Anda untuk menjalani pembedahan, misalnya fundoplication dan prosedur bariatric.
Baca: Punya Keluhan Asam Lambung? Yuk Ketahui Upaya Pencegahan dan Mengelolanya