CANTIKA.COM, Jakarta - Disarankan sikat gigi minimal dua kali dalam sehari, pagi hari dan malam hari sebelum tidur. Bahkan bisa lebih dari itu, contohnya usai menyantap jengkol atau petai yang meninggalkan aroma di mulut bisa diatasi dengan sikat gigi. Dengan demikian, sikat gigi berperan penting dalam menjaga kesehatan gigi. Berarti harus diperhatikan pula masa pakainya agar optimal perlindungannya.
Jadi, seberapa sering harus mengganti sikat gigi atau kepala sikat gigi elektrik? Menurut Tina Saw, dokter gigi dan pendiri Oral Geno, sikat gigi biasa maupun kepala sikat gigi elektrik harus diganti setidaknya setiap tiga bulan.
Namun, Dr. Saw menyarankan untuk membeli sikat gigi baru lebih cepat dalam keadaan tertentu. Contohnya, Anda harus segera menukar sikat gigi jika Anda melihat bulu sikatnya sudah melebar. Ganti pula sikat gigi baru, bila Anda sakit gigi baru-baru ini karena bakteri dan virus dapat terus berkembang biak di antara bulu-bulu sikat.
Apa yang akan terjadi jika malas mengganti sikat gigi? Dr. Saw mengatakan sikat gigi dengan bulu yang melebar dapat memengaruhi kesehatan gusi. Dalam skenario kasus terburuk, katanya, bulu yang melebar dapat menyebabkan kerusakan yang cukup parah pada gusi sehingga akar menjadi terbuka, menyebabkan sensitivitas gigi, di antara masalah gigi lainnya.
Perlu juga dicatat bahwa bulu yang berjumbai tidak terlalu efektif menghilangkan plak, yang juga merupakan kabar buruk bagi gigi Anda. Selain itu, bakteri yang menumpuk di sikat gigi yang tak lama diganti semakin meningkatkan risiko penyakit gusi dan bahkan bisa membuat Anda sakit.
Selain memperhatikan masa pakai, cermati pula cara merawatnya. Dokter Saw mengimbau agar membiarkan sikat gigi tetap terbuka agar mudah mengering usai dipakai. Hindari tempat penyimpanan yang lembap atau tertutup untuk sikat gigi. Dan, jangan lupa selalu bilas dengan air bersih segera setelah digunakan.
Baca juga: 6 Kesalahan saat Sikat Gigi, Termasuk Menyikat Terlalu Kuat
PUREWOW
