Studi: Berbuat Baik kepada Orang Lain Cegah Peradangan dan Bikin Umur Panjang

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi wanita tersenyum bersama teman. shutterstock.com

Ilustrasi wanita tersenyum bersama teman. shutterstock.com

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Berbuat baik kepada orang lain tak sulit dan beragam pilihannya. Sesederhana, membukakan pintu, tersenyum saat menyapa, atau memberikan tempat duduk di transportasi umum. Tak hanya berdampak pada hubungan sosial, dari sisi ilmiah, berbuat baik pada orang lain bikin hidup lebih lama alias umur panjang.

Menurut analisis meta 2018 yang diterbitkan dalam Journal of Experimental Social Psychology berbuat baik untuk orang lain adalah cara efektif untuk meningkatkan kesejahteraan. Sementara itu, studi tahun 2017 yang diterbitkan dalam studi Evolution and Human Behavior menemukan bahwa orang yang sesekali, menjadi sukarelawan hidup lebih lama daripada individu yang tidak.

Berikut pemaparan lebih lengkap kaitan berbuat baik dengan umur panjang berdasarkan penelitian dan ahli dikutip dari laman Well and Good, 10 Januari 2022.

1. Berbuat baik memberi Anda tujuan

Alasan mengapa berbuat baik membantu Anda hidup lebih lama, menurut penelitian, ada dua, kata Kien Vuu, MD, seorang dokter yang berfokus pada umur panjang dan penulis Thrive State: Your Blueprint for Optimal Health, Longevity, and Peak Performance.

“Ada komponen emosional, dan komponen lainnya adalah memberi, melayani orang lain,” katanya, menambahkan bahwa hubungan antara berbuat dan umur panjang adalah sesuatu yang telah kita pelajari dari kebiasaan gaya hidup inti—atau "Kekuatan 9" —dari orang-orang yang hidup paling lama di dunia.

"Salah satu [Kekuatan 9] adalah 'tahu tujuan Anda,' yang merupakan alasan Anda bangun di pagi hari," kata Dr. kata Vuu. “Mengetahui tujuan Anda benar-benar berarti merasa seperti Anda terhubung dan merasa seperti Anda melayani, seperti Anda memberi kepada orang lain.”

Itulah tepatnya mengapa berbuat baik dapat meningkatkan umur panjang Anda. "Hal yang indah tentang kebaikan adalah bahwa hal itu membuat Anda keluar dari kotak persepsi Anda sendiri, dan membantu Anda menghilangkan fokus dari diri sendiri dan meletakkannya pada hal-hal lain di dunia yang membantu memberikan makna dan tujuan," kata pakar psikologi positif dan pelatih kebahagiaan selebriti, Robert Mack.

2. Berbuat baik membantu Anda terhubung dengan orang lain

“Hal lain tentang berbuat baik adalah membantu Anda terhubung dengan orang lain,” kata Mack.

Berbuat baik bisa membantu Anda membangun jaringan sosial yang lebih kuat, juga dapat membantu umur panjang berjalan. Mengingat bahwa mempertahankan kehidupan sosial dan menjadi bagian dari komunitas juga merupakan prinsip dari Kekuatan 9.

3. Berbuat baik dapat menurunkan tingkat peradangan 

Ada juga hubungan biokimiawi antara berbuat baik dan umur panjang, mengingat stres dan emosi negatif memicu kortisol.

“Keadaan emosional marah, takut, benci, dendam, cemas, khawatir, semua itu meningkatkan hormon stres, kortisol," kata Dr. kata Vuu. Lonjakan tersebut dapat meningkatkan peradangan, tambahnya. Peradangan berkaitan dengan penyakit degeneratif seperti demensia.

Dengan berbuat baik, lanjut Dr. Vuu, bisa membantu mengurangi peradangan atau inflamasi dan meningkatkan sistem kekebalan.

Jika kamu ingin berbuat baik kepada orang lain, jangan anggap itu transaksional atau mengharapkan timbal balik, sekalipun pujian.

"Sangat penting bahwa Anda tidak mencoba untuk mendapatkan sesuatu dari kebaikan," imbau Mack.

Jadi, apa salah satu cara terbaik untuk mempraktikkan berbuat baik tanpa mengharapkan seseorang akan membalas budi? “Apa pun itu [yang membuatmu bahagia]... bagikan saja dengan orang lain secara bebas. Itulah arti sebenarnya dari berbuat baik,” kata Dr. kata Vuu. “Itu membuat kebaikan menjadi mudah, karena Anda menikmati apa pun yang Anda lakukan, dan kemudian Anda hanya membagikannya dengan orang lain.”

Baca juga: Studi Ungkap Berbuat Baik Bisa Pengaruhi Produktivitas Kerja

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."