CANTIKA.COM, Jakarta - Orang tua berperan sangat penting dalam proses tumbuh kembang anak, maka dari itu pengetahuan yang luas dibutuhkan para orang tua. Selama proses pengasuhan anak, para orang tua pasti menemukan berbagai macam masalah, salah satunya mungkin, keterlambatan perkembangan anak.
Tentang Anak sempat mengadakan acara webinar pertamanya di tahun 2022 bersama Dokter Spesialis Anak Konsultan Neurologi Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Hardiono D. Pusponegoro. Sesi webinar tersebut membahas topik mengenai Global Developmental Delay pada anak terutama di usia kurang dari lima tahun.
Hardiono menjelaskan soal global developmental delay atau keterlambatan perkembangan umum pada anak, yaitu keterlambatan perkembangan yang bermakna pada dua atau lebih bidang perkembangan pada anak. Hardiono D. Pusponegoro menjelaskan bahwa 30 persen dari anak di dunia mengalami keterlambatan perkembangan, mulai dari yang ringan hingga berat, dan lima sampai sepuluh persen diantaranya sudah memasuki fase spesifik seperti autisme.
Hardiono mengatakan jika selama proses tumbuh kembang anak, orang tua mendeteksi adanya keterlambatan perkembangan, orang tua tidak diam saja atau hanya menunggu kemajuan perkembangan anak dengan sendirinya. "Dengan mendeteksi dan menangani keterlambatan perkembangan sejak dini, dapat menghasilkan pertumbuhan yang lebih baik," kata Hardiono dalam keterangan pers yang diterima Cantika pada 7 Januari 2021.
Maka dari itu, setelah mendeteksi, orang tua dianjurkan untuk menemui dokter spesialis anak atau ahlinya agar bisa mendiagnosis jenis keterlambatan perkembangan anak. Setelah diagnosis keluar, maka anak dapat segera diobati, atau melakukan terapi yang tepat sesuai diagnosis, serta melakukan konseling dan rujuk konsultasi berikutnya.
Para orang tua harus mampu mengenali tanda yang harus diwaspadai selama perkembangan anak dengan memantau perkembangan gerak kasar dan bahasa pada anak, untuk mengetahui lebih lanjut umum atau tidaknya tingkat pertumbuhan pada anak. Beberapa tanda yang harus diwaspadai sesuai dengan usia anak dan tumbuh kembangnya, yaitu pada anak usia enam bulan sudah bisa gerak kasar seperti tengkurap. Lalu pada anak usia sembilan bulan seharusnya sudah bisa gerak kasar duduk. Untuk bahasa atau komunikasi pada anak usia enam bulan hingga satu tahun yaitu anak seharusnya sudah mulai menoleh saat dipanggil namanya. Kemudian, pada anak usia 11,5 bulan atau satu tahun, anak diharapkan sudah bisa gerak kasar merangkak, disertai komunikasi melalui bubbling dan menunjuk dengan telunjuk. Pada anak usia 13,5 bulan seharusnya anak sudah mulai gerak kasar berdiri, lalu gerak kasar berjalan pada usia 18 bulan. Lalu, anak usia 16 bulan pun seharusnya sudah mulai mengucapkan kata, seperti 'Mama dan Papa'.
Dokter spesialis anak serta founder dari Tentang Anak Official Mesty Ariotedjo mengingatkan soal pentingnya bagi setiap orang tua agar dapat mendeteksi sedini mungkin terkait perkembangan anak. "Terutama pada anak di usia kurang dari lima tahun agar dapat menanganinya dengan perawatan dan pengobatan yang tepat," kata Mesty.
Tentang Anak hadir untuk membantu memudahkan peran orang tua sehari-hari dalam memantau setiap perkembangan anak melalui informasi dan edukasi yang kami bagikan, tentunya dari sumber yang ahli dan kredibel di bidangnya.
Baca:4 Perkembangan Anak yang Penting Dikenali Orang Tua
BERNADETTE JEANE WIDJAJA