CANTIKA.COM, Jakarta - Banyak di antara kita yang kerap menangis saat memotong atau mengiris bawang. Padahal saat itu, suasana hati sedang gembira. Ternyata ada alasan ilmiah di balik peristiwa itu.
Ketika bawang utuh, sekelompok senyawa yang disebut sistein sulfoksida disimpan terpisah dari enzim alliinase. Tetapi ketika Anda mengiris, memotong atau menghancurkan bawang, penghalang yang memisahkan senyawa dan enzim rusak.
Keduanya bersatu, memicu reaksi alliinase yang menyebabkan sistein sulfoksida menjadi asam sulfenat.
"Asam sulfenat tidak terlalu stabil, sehingga mereka harus berubah menjadi sesuatu yang lain," kata kandidat doktor farmasi di The Ohio State University, Josie Silvaroli, seperti dikutip dari Live Science, Ahad, 23 Januari 2022.
Dalam bawang, asam sulfenat bisa memiliki dua peran. Pertama, mengembun secara spontan dan menjadi senyawa organosulfur. Senyawa organosulfur inilah yang memberikan aroma dan rasa yang kuat pada bawang.
Baca Juga:
"Reaksi serupa terjadi pada bawang putih, itulah sebabnya bawang putih juga memiliki rasa yang begitu tajam," ujar Silvaroli.
Selain itu, ada juga faktor sintase lachrymatory yang telah bersembunyi di dalam sel, lalu ikut memainkan peran dan mengatur ulang asam sulfenat menjadi faktor lachrymatory.
Faktor lachrymatory yakni cairan mudah menguap, yang berarti berubah menjadi uap dengan sangat cepat. Begitulah cara zat ini mencapai mata Anda dan mengiritasi saraf sensorik.
"Mata Anda mulai berair untuk menghilangkan iritasi," kata Silvaroli.
Agar air mata tak mengalir terus menerus, Anda bisa memakai kacamata atau pelindung wajah untuk melindungi mata Anda. Lensa kontak juga menawarkan penghalang terhadap faktor lachrymatory. Selain itu, menggunakan pisau tajam daripada pisau tumpul juga dapat membantu.
Baca juga: Benarkah Bawang Berkhasiat Menurunkan Risiko Kanker Payudara?