CANTIKA.COM, Jakarta - Sebagian ahli bisnis memulai usahanya dari hobi yang dia minati, sebut saja Nova Dewi yang sejak kecil menyukai jamu dan saat dewasa mendirikan bisnis produk jamu di bawah merek Suwe Ora Jamu. Tak hanya dia, Angel Chyntia yang menyukai dunia kosmetik kini telah melahirkan produk makeup-nya sendiri melalui label Goban Cosmetics.
Selain minat dan kreativitas, naluri bisnis yang tajam juga dianggap sangat penting agar bisnis yang ditekuni dapat menghasilkan keuntungan. Di sisi lain, pebisnis juga disarankan tak semata mengejar keuntungan dan melupakan konsumen serta karyawannya.
Berkaca dari kisah perjalanan bisnis Nova dan Angel ditambah saran dari pakar industri bisnis kreatif Yoris Sebastian, berikut strategi yang dapat diterapkan dalam membangun bisnis berbasis hobi
1. Tentukan skala prioritas dan bangun pola pikir bisnis
Salah satu tantangan yang dihadapi ketika membangun bisnis yang berasal dari hobi yakni memposisikan diri antara hobi yang digemari dengan bisnis yang harus terus berjalan dan dikembangkan. Dalam menjawab tantangan tersebut, pebisnis harus mampu berpikir objektif serta beradaptasi dengan memasang mindset hobi yang digemari kini bukan lagi kegemaran pribadi, namun telah bertransformasi menjadi sebuah bisnis yang menyangkut kepentingan banyak pihak, sehingga memerlukan strategi bisnis yang matang.
“Meski Suwe Ora Jamu berdiri atas dasar kecintaan saya terhadap jamu, perjalanan kami pun tidak luput dari permasalahan bisnis. Salah satu hal yang selalu saya terapkan apabila dihadapkan pada sebuah tantangan bisnis adalah menyusun skala prioritas, mana yang memberikan dampak lebih besar pada bisnis," ujar Nova yang menjabat sebagai CEO & Co-Founder of Suwe Ora Jamu.
Nova mengatakan, suatu hal yang penting bagi para pebisnis dalam memasang mindset yang lebih strategis, holistik, dan berorientasi pada bisnis. Pendelegasian tugas juga menjadi suatu hal yang krusial ketika hobi sudah berkembang menjadi bisnis yang semakin sustainable.
2. Terus eksplorasi hobi untuk menghindari kejenuhan
Tanpa adanya manajemen bisnis dan profesionalitas, bisnis yang berawal dari hobi dapat menjadi bumerang dan beban. Lebih-lebih, hobi yang awalnya menyenangkan dan mendatangkan kebahagiaan justru bisa mengundang kejenuhan.
Demi menghindari kedua hal tersebut, pebisnis dapat menantang diri untuk menggali hal-hal baru yang belum pernah disentuh sebelumnya. Dengan begitu, semangat eksplorasi dan keingintahuan akan terus menyala seiring dengan perkembangan bisnisnya. "Kalau lagi jalan-jalan saya suka explore. Saya di satu store bisa enam jam. Saya perhatikan produk ini cocok enggak. Memang sudah hobi jadi enggak kerja," tutur Angel Chyntia yang menjabat sebagai Co-Founder of Goban Cosmetics.
Di sisi lain, dia mengatakan, kala jenuh melanda maka dia akan kembali mengingat visi dan hal-hal yang ingin diberikan pada pelanggannya. "Saya selalu ingat visi dan value yang saya mau berikan ke teman-teman customer. Saya mau buat kosmetik high end, berkualitas dengan harga yang affordable. Pas saya jenuh, saya sering baca-baca review orang. Saya semangat lagi untuk mengulik produk baru yang bisa kita berikan pada orang," kata Angel.
Sementara bila jenuh melanda dia dan rekan-rekan satu timnya, sekedar makan siang bersama untuk mencairkan suasana hingga melakukan brainstorming termasuk upaya yang dilakukan Angel.
3. Jaga orisinalitas dan berikan sentuhan strategi marketing yang personal
Mengubah hobi atau karya menjadi sebuah peluang bisnis memiliki privilesenya sendiri. Penggiat hobi memiliki kedekatan personal dengan produk atau karya yang dihasilkan serta industri yang digeluti, sehingga bisnis yang didirikan bisa membawa sentuhan cerita yang unik, orisinil, dan personal guna menciptakan brand yang lebih melekat di hati konsumen.
Usaha ini perlu diimbangi dengan kegiatan marketing dan branding yang mengacu pada preferensi dan perilaku konsumen, serta bagaimana hobi kita dapat menjawab kebutuhan konsumen. "Sehingga pada akhirnya, riset pasar yang diimbangi dengan story telling yang personal, lambat laun akan menggaet komunitas konsumen yang loyal," kata Yoris.
Hal lain yang tak kalah penting yakni upaya tidak sekedar mengumpulkan keuntungan. Yoris mengatakan, berdasarkan pengalamannya ada dua rumus sederhana yang sebaiknya pebisnis lakukan yakni bagaimana membuat konsumen berhasil dan bagaimana membuat karyawan-karyawan berhasil. Hal ini bertentangan dengan teori ekonomi yang mengajarkan pengusaha caranya semata mendapatkan keuntungan.
"Pengalaman saya, kalau konsumen kita berhasil karena produk atau jasa kita, kalau karyawan kita bisa berhasil dari bisnis yang kita jalankan ya kita pasti berhasil," ujar Yoris.
"Karena kalau kita hanya mau memperkaya diri kita sendiri ya biasanya malah susah. Bisa konsumennya lari, bisa karyawannya pindah. Di otak saya sekarang sebagai pebisnis bagaimana caranya konsumen kita berhasil dan bagaimana karyawan kita berhasil karena bisnis yang kita jalani," kata dia.
Selain itu, Yoris mengingatkan, peluang yang berpotensi untuk dikembangkan menjadi bisnis terbagi menjadi dua yakni good opportunity dan great opportunity.
"Bagi saya memotret sekedar hobi tidak lagi menjadi cuan. Karena bagi saya, fotografi adalah good opportunity. Tetapi saya mencari great opportunity, misalnya saya menjadi creative consultant dan saya bisa bekerja sama dengan banyak fotografer, arsitek dan orang kreatif," kata dia.
Yoris mengatakan, great opprotunity bisa saja lahir dari hobi Anda lalu menjadi besar karena teknologi digital dan bisa berkelanjutan misalnya hingga lima tahun depan masih berdampak untuk terus membesar. Menurut dia, bisnis jamu dan kosmetik sebagai dua di antaranya.
Baca: Tips Sukses Bisnis ala Luna Maya, Fokus dan Jangan Pernah Berpikir Instan