CANTIKA.COM, Jakarta - World Health Organisation (WHO) merekomendasikan pemberian ASI, Inisiasi Menyusu Dini (IMD), rawat gabung, dan menjaga kedekatan bayi dengan ibu yang dicurigai atau dikonfirmasi COVID-19 beberapa organisasi nasional dan profesional berbeda dari Rekomendasi WHO.
Beberapa contoh antara lain adalah Amerika Serikat dan India awalnya memilih opsi pemisahan ibu dan bayi, dan tidak mendukung pemberian Air Susu Ibu (ASI) langsung (menyusui) tetapi tetap mengijinkan pemberian dan penyediaan Air Susu Ibu Perah (ASIP). Sebaliknya, banyak negara – negara yang mengadopsi secara utuh dan patuh dengan panduan WHO seperti Kanada Italia dan Inggris .
Ketidakselarasan penggunaan panduan ini mengakibatkan praktik yang tidak sesui dan berbeda – beda sehingga mempengaruhi ibu untuk melaksanakan praktik menyusui yang benar. Hal ini juga terjadi di Indonesia selain karena regulasi penggunaan panduan yang tidak ketat, banyak ibu yang mendapatkan info kurang tepat dalam praktik menyusui selama masa Covid -19 ini.
Upaya lain yang dilakukan oleh WHO dan juga pemerintah dalam mengurangi angka kematian pada masa Covid – 19 ini adalah pelaksanaan vaksinasi Covid-19. Berdasarkan pernyataan WHO dan evidence terbaru lainnya, vaksin Covid-19 aman untuk ibu menyusui. Sebaiknya ibu menyusui dimasukkan dalam populasi yang mendapatkan vaksinasi Covid – 19, sebab telah terdapat bukti – bukti ilmiah bahwa virus Covid – 19 tidak masuk di dalam ASI.
Saat ini WHO dan pemerintah Indonesia telah memberikan ijin pada populasi ini. Hal ini terbukti dari pelaksanaan tahap I vaksinasi bahwa banyak tenaga kesehatan yang menyusui mendapatkan vaksin. Selain itu, hingga tahap II dilakukan tidak terjadi laporan efek samping yang berarti.
Dosen kebidanan URINDO, Kusmayra Ambarwati mengatakan berdasarkan data yang terjadi di masyarakat sangatlah berbeda. Banyak ibu menyusui yang masih enggan untuk melakukan vaksin Covid-19 karena banyak informasi yang kurang tepat didapatkan.
"Bahkan banyak yang telah memutuskan untuk tidak melakukan vaksinasi. Hal ini dapat memperlambat pembentukan imunitas pada masyarakat, mengingat populasi ibu menyusui di Indonesia cukup besar lebih dari 11 persen. Oleh karena itu perlu adanya edukasi untuk meningkatkan pemahaman, kesadaran dan kepercayaan diri ibu dalam menyusui pada masa pandemii Covid – 19 ini serta melakukan vaksinasi Covid – 19 pada ibu menyusui," papar Kusmayra melalui siaran pers, Jumat, 11 Februari 2022.
Dokter Irma Hidayana menyampaikan pentingnya tenaga kesehatan mengerti kode Internasional Pemasaran produk – produk pengganti ASI dan peraturan – peraturan pemerintah terkait perlindungan menyusui, bahwasanya bayi tidak seharusnya dipisahkan dari ibu ketika pasca-persalinan, tanpa alasan medis yang kuat, (termasuk Covid, selama ibu dapat menyusui bayi mampu menyusu, tidak boleh dipisahkan dari ibu); larangan tenaga kesehatan memberikan produk – produk pengganti ASi secara gratis dan beriklan dan sebagainya.
Sementara itu Dokter Astri Pramarini menjelaskan lebih detail terkait praktik menyusui termasuk di masa pandemi ini serta mekanisme dan pentingnya vaksinasi Covid 19 untuk ibu menyusui. "Vaksinasi justru penting didapatkan sejak hamil, karena akan melindungi ibu dan juga janinnya. Terdapat mekanisme khusus dalam plasenta," ungkapnya.
Baca: Pandemi, Ini Keluhan Paling Banyak yang Dialami Ibu Menyusui