CANTIKA.COM, Jakarta - Aktris Marsha Timothy meluncurkan debut kolaborasinya dengan brand fashion lokal asal Bandung, Calla The Label. Koleksi berbahan serat tencel alami terdiri dari satu set gaun, celana, kemeja, dan rompi/outer. Bertajuk “JOURNEY”, Marsha Timothy dan Calla The Label mengusung konsep elegan dan desain minimalis, dituangkan dalam motif daun maple dan gelombang.
Dalam beberapa budaya Asia, daun maple diartikan sebagai simbol cinta dan kekuatan. Maple juga menggambarkan keajaiban dan momen manis yang muncul dalam kehidupan sehari-hari. Marsha mengatakan, motif ini ingin menyampaikan pesan bahwa kekuatan dan cinta bisa membawa banyak kebaikan dalam hidup.
Motif gelombang terinspirasi dari filosofi bahwa ombak tidak selalu pasang dan ombak yang tinggi. Ombak juga bisa membawa perasaan damai di hati dan pikiran. Mirip dengan kehidupan yang kita jalani, kata Marsha, ada saat-saat sulit, tetapi ada juga saat-saat menyenangkan.
Pasang surut ombak menggambarkan kehidupan manusia yang penuh petualangan. Motif gelombang menggambarkan kehidupan manusia yang penuh petualangan dan dinamika.
Aktris Marsha Timothy meluncurkan debut kolaborasinya dengan brand fashion lokal asal Bandung, Calla the Label/Foto: Instagram/Calla the Label
Seluruh koleksi hasil kerjasama Marsha Timothy dan Calla The Label ini dibuat dengan menggunakan bahan ramah lingkungan yaitu tencel fiber. Serat yang terbuat dari pulp kayu dan merupakan bahan dasar pembuatan benang ini memiliki sejumlah keunggulan yang dapat memberikan nilai lebih pada produk sandang.
Koleksi Calla The Label berbahan dasar serat tencel memiliki ciri tekstur lembut, warna cerah dan tahan lama, serta aman untuk kulit sensitif. Serat ini juga memiliki sirkulasi udara yang baik, sehingga menjaga pakaian tetap kering dan mencegah munculnya bakteri.
Margret Marito, Marketing & Branding Manager, SEA & Oceania di Lenzing Group mengatakan kerjasama ini merupakan wujud komitmen Lenzing Group, produsen tencel fiber, untuk menjawab permintaan fashion yang inovatif produk.
"Melalui koleksi terbaru kolaborasi Calla The Label, Marsha Timothy, dan tencel fiber, kami tetap berkomitmen menjawab keinginan konsumen akan produk pakaian yang stylish sekaligus ramah lingkungan. Tidak hanya dibuat dengan bahan alami dan bersertifikat, serat tencel juga diproduksi secara bertanggung jawab dan memiliki jumlah limbah yang sangat kecil ,” ujar Margret.
Sementara itu, Yeri Afriyani, Founder of Calla The Label juga menyampaikan bahwa kerjasama ini bertujuan untuk terus mengedukasi masyarakat tentang manfaat dan pentingnya memilih produk fashion yang dirancang secara bertanggung jawab. Selain itu, produk fashion juga harus membawa manfaat yang lebih positif dan mampu memberdayakan ekonomi lokal untuk bangkit dan bangkit. .maju.
“Kolaborasi yang digagas oleh Calla The Label merupakan langkah dan batu loncatan bagi kami untuk terus berkontribusi dan mendukung perekonomian industri tekstil yang lebih berkelanjutan,” ujar Yeri.
Pada akhir tahun 2021, Calla The Label akan menjadi salah satu merek fashion lokal yang berkomitmen untuk mendukung visi Lenzing untuk menciptakan masa depan industri tekstil bebas karbon pada tahun 2050.
Calla The Label akan merancang dan merilis koleksi pakaian adat berbahan Tencel Carbon serat Nol. Kolaborasi ini sejalan dengan visi yang juga ingin dicapai Calla The Label untuk menciptakan ekosistem fASHION yang lebih hijau di Indonesia dan pengurangan emisi karbon yang berdampak pada iklim dunia.
Serat ramah lingkungan
Seiring dengan meningkatnya kepedulian konsumen terhadap dampak lingkungan dari konsumsi pakaian mereka, kini konsumen ingin tetap tampil fashionable dengan koleksi bahan yang ramah lingkungan.
Penggunaan serat ramah lingkungan kini diminati di dunia fashion. Sebut saja Calvin Klein, brand fashion asal Amerika Serikat, menghadirkan koleksi terbarunya “Reconsidered Comfort” dengan bahan fiber ramah lingkungan yang tentunya mendukung kelestarian lingkungan.
Koleksi terbaru juga mempromosikan dan berkontribusi pada ekonomi tekstil melingkar dengan menggunakan serat tencel yang diproduksi secara bertanggung jawab sehingga lingkungan tetap aman.
Melalui koleksi “Reconsidered Comfort”, Calvin Klein tidak hanya menawarkan kenyamanan tetapi juga mengajak para pecinta untuk beralih dan berkontribusi melestarikan lingkungan dengan memilih produk pakaian dalam yang ramah lingkungan.
Serat tencel yang menjadi bahan utama pembuatan benang dan kain pada produk terbaru Calvin Klein ini terbuat dari bahan baku kayu terbarukan dari hutan tanaman industri yang dikelola secara berkesinambungan oleh PEFC (Program for the Endorsement of Forest Certification).
Karena terbuat dari bahan dasar alami, produk pakaian yang mengandung serat mampu terurai kembali ke alam, sehingga aman bagi lingkungan. Untuk bagian karet di bagian pinggang juga terbuat dari bahan polyester daur ulang 40 persen.
Bahan ini juga memiliki sirkulasi udara yang baik sehingga dapat mencegah pertumbuhan bakteri, dan memberikan retensi warna yang tahan lama. Serat-serat tersebut diklaim dapat terdegradasi secara biologis dan telah disertifikasi, sehingga dapat sepenuhnya dikembalikan ke alam.
Kemudian, proses produksi loop tertutup dilakukan saat mengubah pulp menjadi serat selulosa, dengan memaksimalkan efisiensi penggunaan sumber daya dan meminimalkan dampak terhadap lingkungan.
Baca: Gaya Edgy Marsha Timothy Raih Piala IMA Awards 2021, Pakai Crop Top