CANTIKA.COM, Jakarta - Makanan bisa menjadi sarana ampuh untuk mempromosikan sebuah negara. Demi mempromosikan santapan khas Nusantara, akan ada pameran kuliner Indonesia di perhelatan olahraga balap MotoGP Mandalika 2022 di Nusa Tenggara Barat. "Kita optimistis akan ada ratusan juta pasang mata yang fokus ke MotoGP, itu kesempatan buat kita. Meski makanan harus dirasakan langsung, minimal kalau ada wisatawan mancanegara yang hadir di sana bisa mencicipi," kata Deputi Bidang Ekonomi Digital dan Produk Kreatif Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Muhammad Neil El Himam, dalam konferensi pers daring berjudul Festival Jajanan Bango Mandalika 2022 Angkat Kekayaan dan Kelezatan Kuliner Legendaris Indonesia Hingga Mendunia, Minggu 13 Maret 2022.
Neil mengatakan, ragam kuliner Nusantara adalah bagian aset budaya yang bisa jadi pendorong ekonomi dan memberi nilai tambah bagi para pelaku. Pameran kuliner Indonesia ini diharapkan bisa mempromosikan kelezatan masakan Nusantara kepada wisatawan yang berkunjung ke Mandalika untuk menonton perhelatan olahraga ternama.
Puluhan penjaja kuliner legendaris dari berbagai wilayah Indonesia maupun kuliner Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) lokal NTB akan hadir di Pantai Kuta Mandalika pada 18 – 20 Maret 2022 di tengah perhelatan akbar MotoGP Mandalika 2022. Salah satu yang akan memboyong masakannya ke Mandalika adalah Ratna Dwikora, pemilik Mie Aceh Seulawah. "Mie Aceh Seulawah dibawa ke MotoGP Mandalika, rasanya gembira dan bangga. Mudah-mudahan semua berjalan lancar," kata pendiri Mie Aceh Seulawah Ratna Dwikora yang akan menyajikan mi Aceh penuh rempah.
Neil menjelaskan, ekonomi kreatif menyumbang sekitar Rp 1.100 triliun terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia dan kuliner menjadi subsektor dengan kontribusi terbesar, yang mencapai 41 persen. Pada 2021, nilai total produk kuliner Indonesia tercatat telah mencapai AS 27,5 miliar dolar per tahun, kontribusinya terus meningkat dan membuka lapangan kerja bagi lebih dari 2,2 juta orang.
Masih banyak hal yang perlu dibenahi agar pengusaha kuliner di Tanah Air, khususnya UMKM, agar bisa mendorong perekonomian. "Banyak UMKM sekarang masih informal, bagaimana caranya meningkatkan jadi formal," kata Neil.
UMKM yang statusnya informal bisa menjadi formal bila sudah terdaftar dalam Nomor Induk Berusaha (NIB). Ketika UMKM sudah berstatus formal, usahanya bisa dikembangkan menjadi lebih besar dan memiliki daya saing.
Kira-kira kamu paling penasaran dengan makanan apa di pameran kuliner Indonesia itu?
Baca: Alasan Nikita Willy Lebih Suka Masak Hidangan Barat daripada Kuliner Indonesia