CANTIKA.COM, Jakarta - Pada Rabu, 30 Maret 2022 diperingati sebagai Hari Bipolar Sedunia, bipolar merupakan sebuah kondisi yang menampilkan perubahan ekstrem pada suasana hati dan naik turunnya energi serta tingkat aktivitas yang membuat kehidupan sehari-hari menjadi sulit. Gangguan ini dulunya lebih dikenal sebagai depresi manik, yang merupakan penyakit mental serius.
Salah satu selebritis Indonesia yang mengalami bipolar ialah Marshanda. Ibu satu anak ini membagikan kisahnya di laman Reels Instagram. Melalui video tersebut Chacha -sapaan akrabnya- menyebut bahwa setelah melewati fase depresi tahun lalu. Sampai dia merasa di titik mengapa harus hidup sampai sekarang, seperti merasa hidup itu sakit, sampai di titik serendah itu.
"Tapi syukur Alhamdulillah, gue masih dikasih kesadaran buat mencari pertolongan yang tepat. Ini alasannya gue dikasih kesempatan project yang sangat amazing, dan ini masih satu lini dengan posisinya sebagai motivasi influencer." lanjut dia.
Chacha juga mengirimkan semangat untuk followers-nya di momen Hari Bipolar bagi mereka yang sedang berjuang. "Selamat Hari Bipolar Sedunia 2022! Walaupun kita punya banyak alasan untuk dijudge, nggak dianggep, di-nomor terakhir-kan, dan bahkan “dipecat” menjadi orang yang disayang oleh some people who we really love karena keterbatasan kita," tulisnya.
Pasa akhirnya, lanjut Chacha tujuannya bukanlah untuk menjadi sempurna. "Goalnya adalah untuk menjalani setiap momen sambil berkembang, bertumbuh, dan jadi manusia yang bermanfaat. Untuk diri sendiri dan orang lain. Tolong, masih berani dan percaya pada diri kamu sendiri." lanjut dia.
Sebagai informasi, seorang pengidap gangguan bipolar akan mengalami fase mania atau hipomania dan depresi, yang dapat menyebabkan psikosis. Fasenya dapat berlangsung selama beberapa minggu atau bulan, dengan periode stabil di tengah-tengahnya. Gangguan ini dapat diredakan dengan mengkonsumsi obat-obatan, namun butuh dosis yang tepat.
Berikut tiga jenis bipolar:
1. Gangguan Bipolar I
Penderita gangguan bipolar I dapat didiagnosis dengan ciri-ciri memiliki satu episode manik dan penderita sebelumnya memiliki episode depresi yang berat. Dokter harus menyingkirkan gangguan yang tidak terkait dengan bipolar, seperti delusi, skizofrenia, dan ganguan psikotik lainnya.
2. Gangguan Bipolar II
Pada diagnosis gangguan bipolar II, penderita mengalami lebih dari satu episode depresi dan hipomanik. Hipomanik merupakan keadaan yang lebih ringan ketimbang manik. Gejalanya adalah pola tidur yang kurang, menjadi kompetitif, dan penuh semangat.
Jenis gangguan bipolar II juga dapat melibatkan fase campuran dengan adanya gejala mood yang kongruen (halusinasi atau delusi yang topiknya konsisten meliputi ketidakcukupan, rasa bersalah, penyakit, kematian, nihilism, atau hukuman yang layak) atau gejala mood inkongruen (halusinasi atau delusi yang topiknya tidak mencakup tema-tema dalam mood kongruen).
3. Cyclothymia
Jenis gangguan bipolar yang satu ini melibatkan fase depresi tingkat rendah yang bergantian dalam beberapa periode hipomania. Para ahli mengklasifikasikan jenis ini secara terpisah dari gangguan bipolar, karena perubahan mood yang dialami tidak sedramatis seperti dalam gangguan bipolar.
SILVY RIANA PUTRI
Baca:Berterima Kasih Atas Capaian Fisik Selama Ini, Cara Marshanda Mencintai Diri