CANTIKA.COM, Jakarta - Libur telah tiba. Sudah banyak keluarga yang menentukan berbagai kegiatan untuk menyambut hari libur sekolah buah hati. Ada yang mungkin berencana untuk pergi ke luar kota, ada pula yang berniat untuk pergi ke luar negeri. Padahal menghabiskan waktu liburan sekolah, tidak harus pergi ke suatu tempat. Masih banyak kegiatan unik yang bisa dilakukan dengan anak di rumah. Bahkan beberapa kegiatan itu bisa tingkatkan kemampuan sosialisasi anak.
Menyambut Hari Keluarga Nasional 29 Juni 2022, psikolog Anak dan Keluarga, Anna Surti Ariani membagikan 5 tips untuk tingkatkan kemampuan sosialisasi anak dan melepas jenuh Anak saat liburan sekolah.
1. Manfaatkan Teknologi Sesuai Usia
Banyak orang berpikir sebaiknya anak dijauhi dari teknologi. Orang tua sering melarang anak-anak mereka untuk tidak menonton film atau bermain game melalui gadget. Padahal menggunakan teknologi bisa menjadi salah satu tips untuk tingkatkan kemampuan sosialisasi anak saat liburan sekolah. Walau begitu, tentu ada beberapa syarat yang harus diikuti. “Pemanfaatan teknologi secara tepat justru bisa meningkatkan kemampuan sosialisasi anak dan keterampilan lainnya. Misal, dengan bantuan orang tua, sesama anak bisa saling berbagi atau mengirim camilan ke teman sebaya atau melakukan workshop kerajinan tangan secara virtual,” kata Anna dalam konferensi pers Tokopedia pada 28 Juni 2022.
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) merekomendasikan penggunaan gadget berdasarkan usia anak. Misalnya, untuk anak usia 2-6 tahun, penggunaan gadget dibatasi satu jam sehari dan harus didampingi orang tua. Ikuti juga aturan 20:20:20, yaitu 20 menit melihat layar gadget, lalu istirahatkan mata anak dengan menjauhkan gadget sekitar 20 kaki selama 20 detik.
2. Roleplay atau Bermain Peran
Bagi anak-anak yang menyukai drama, orang tua pun bisa tingkatkan kemampuan sosialisasi anak dengan melakukan roleplay atau bermain peran. Caranya mudah, orang tua bisa berpura-pura menjadi sesuatu. Anna mengatakan membuat konfliknya bisa disesuaikan dengan usia anak. Ketika anak masih usia dini, mungkin bisa bermain salon-salonan, belanja-belanjaan, atau murid dan guru. Namun ketika anak sudah mulai masuk sekolah, para orang tua bisa mulai ajarkan role play yang mengandung skenario konflik yang biasa dialami anak.
Salah satunya adalah konflik ketika anak rebutan mainan dengan temannya. Atau kasus lain, role play dengan konflik anak yang sedang bermain curang juga bicara tak sopan. “Setelahnya, ajak anak diskusi dan mencari solusi bersama jika menghadapi berbagai situasi tersebut. Dengan bermain peran, anak akan memiliki gambaran riil terkait cara menyelesaikan masalah dengan orang lain,” kata Anna.
3. Perhatikan Interaksi Antar Anggota Keluarga
Dala tingkatkan kemampuan sosialisasi anak pun perlu untuk memperhatikan interaksi antar anggota keluarga. Atur kegiatan khusus yang bisa menstimulasi anak melakukan interaksi dengan orang lain, seperti mengajak anak bercerita mengenai kesehariannya. “Upayakan juga menciptakan suasana tenteram antara anggota keluarga karena anak akan meniru apa yang ia lihat secara langsung,” tambah Anna.
4. Playdate dengan Teman Sebaya
Untuk tingkatkan kemampuan sosialisasi anak, bisa juga orang tua mendorong keberanian anak bersosialisasi, interaksi tatap muka penting dilakukan sejak usia dini, terutama di bawah tujuh tahun. “Di tengah pandemi, sangat penting untuk selalu mengingatkan anak mematuhi protokol kesehatan saat bermain, mulai dari menggunakan masker, mencuci tangan hingga menjaga jarak,” kata Anna menjelaskan.
5. Longgarkan Aturan Selama Liburan
Libatkan anak untuk mencoba hal baru, mulai dari berkemah di halaman atau kamar, mendekorasi ulang kamar dan lain sebagainya. “Longgarkan juga aturan selama libur sekolah, misal dengan membebaskan anak makan es krim atau main gadget lebih lama dari biasanya. Di sisi lain, tetap beri pengertian mengapa aturan dilonggarkan, misal hanya berlaku selama libur sekolah,” kata Anna.
Tokopedia melalui Head of Category Development Tokopedia, Ramadhan Niendraputra mengatakan para orang tua dapat memperoleh wawasan dan saling berbagi informasi melalui webinar atau talkshow seputar anak dan keluarga yang melibatkan para ahli lewat Tokopedia Parents. "Topik yang dibahas mulai dari bakat anak, sekolah, investasi, manajemen finansial dan masih banyak lainnya,” katanya pada kesempatan yang sama.
Ramadhan pun menyampaikan tren jual-beli online terkait produk kebutuhan keluarga. “Kategori Ibu dan Anak serta Rumah Tangga menjadi beberapa kategori yang banyak dicari masyarakat pada kuartal II 2022,” kata Ramadhan.
Di kategori Ibu dan Anak, produk botol susu dan dot, mainan edukasi dan musikal bayi, alat makan bayi, sikat gigi dan pasta gigi bayi, serta mainan luar ruangan bayi menjadi beberapa produk yang laris dibeli. Sementara pada kategori Rumah Tangga, benih bibit tanaman, toples makanan, keran air, pupuk, serta sprei dan bed cover menjadi beberapa produk yang banyak dicari.
Hal ini turut didorong oleh sederet inisiatif dari Tokopedia untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sekaligus mendukung para pegiat usaha lokal yang menawarkan produk kebutuhan keluarga.
Baca: Kenali Tanda Speech Delay yang Dapat Mengganggu Sosialisasi Anak