CANTIKA.COM, Jakarta - Industri skincare merupakan salah satu industri yang dinamis. Dibutuhkan inovasi agar menjadi perhatian bagi industri kecantikan di Indonesia yang merupakan pangsa pasar terbesar di bisnis kecantikan dan perawatan kulit. Terlebih, belakangan ini skincare lokal menjadi semakin digandrungi oleh para konsumen dan beauty enthusiast.
Salah satu indikatornya bisa disaksikan dalam ajang Jakarta x Beauty 2022 yang digelar akhir pekan ini. Betapa ruangan khusus yang terletak di hall B Jakarta Convention Center (JCC) disesaki oleh para konsumen yang berburu skincare lokal andalan mereka. Sebut saja mulai dari brans lokal Somethinc hingga Npure dipadati oleh pengunjung.
Baca Juga:
Gelaran tersbeut menghadirkan lebih dari 200 merek skincare dan makeup, serta kurang lebih 70 persen di antaranya merupakan brand lokal. Kembalinya acara Jakarta X Beauty tak lepas dari perkembangan industri skincare khususnya di Indonesia yang sedang melesat. Kini, dapat dilihat bahwa industri kecantikan di Indonesia mengalami kemajuan dari segi penjualan atau rilisnya produk baru meski dilanda pandemi.
Studio Tropik menjadi salah satu produk skincare lokal yang ditopang oleh Female Daily dari awal merek tersebut lahir, sampai menjadi salah satu brand lokal yang paling diminati. "Dari pertama kita launching, pada saat itu tim Female Daily bisa pick up produk kita dan memberikan review secara organik. Pada saat itu dari tim Female Daily sendiri banyak sharing soal kenapa mereka suka produk kita dan didemonstrasikan kepada audience," ujar Chief Marketing Officer Studio Tropik Isabella Ingrid.
Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Teten Masduki membuka acara Jakarta x Beauty 2022, di Jakarta, Kamis 28 Juli 2022/Foto: Cantika
Lantas apa, sih, yang membuat konsumen tertarik untuk memakai skincare lokal dibanding produk luar yang pamornya juga tak kalah moncer seperti brand dari Korea Selatan dan USA. Apakah semata soal harga? Salah satu pengguna skincare lokal, Deasy Rafianty mengatakan alasannya tak sekadar harga, terdapat sederet alasan yang menyebabkan dia menyukai produk skincare lokal
Pertama, karena karakter kulit perempuan Indonesia itu khas dan berbeda dengan kulit perempuan di negara lain, maka skincare yang sesuai untuk kebutuhan kulit perempuan Indonesia adalah produk lokal Indonesia. Selanjutnya dari sisi komposisinya, bahan lokal cenderung ramah di kulit karena menggunakan bahan-bahan alami dalam negeri.
"Kemudian, produk lokal lebih mudah diakses untuk pembelian produknya, berbeda dengan produk luar negeri yang agak sulit didapatkan. Terakhir, dari sisi harga, produk lokal lebih terjangkau dibandingkan produk luar negeri," ucapnya saat dihubungi melalui pesan instan, Senin, 1 Agustus 2022.
Senada dengan Deasy, Rezky Alvionitasari juga memilih skincare lokal salah satunya karena harga yang lebih terjangkau. Alasan pakai skincare lokal dari segi keamanan bahan yang digunakan, harga lebih terjangkau, terjamin karena sudah lama bertahan merknya Kalau yang sudah beredar di minimarket atau pasaran relatif bagus.
"Tapi kalau menurut aku, yang baru muncul masih perlu diuji coba pemakaiannya. Karena aku pernah punya pengalaman, beli satu paket hampir 200 ribu, tapi sebulan belum keliatan bedanya. Klaimnya, sih, alami, mungkin kalau alami jadinya agak lama ya prosesnya," ucapnya asaat dihubungi melalui pesan instan, Senin, 1 Agustus 2022.
Kemudian, pengguna lain, Siti Nurbadriah mengatakan jika dirinya memang merasa cocok pakai skincare lokal, sebab tidak jauh berbeda dengan krim racikan dari dokter. "Pertama karena harga sih pastinya, tapi pas pakai ternyata kualitasnya juga bagus, makanya lanjut terus, worth it lah, soalnya kualitasnya juga bagus," ucapnya.
Begitu pula dengan Wulan Arif yang memilih skincare lokal karena faktor harga dan merasa jika kualitasnya tidak berbeda jauh dengan produk luar. Sekarang ini produk lokal sudah semakin menjamur. Banyak yang bagus juga kualiatasnya. Intinya memakai dengan konsisten dan sabar.
"Memang butuh waktu yang lebih lama dibanding produk luar jika untuk hasil. Tapi not bad lah. Istilahnya, semakin murah harga, semakin lama hasil yang di dapat. Kalau mau cepet ada hasil ya cepet pula bikin dompet bocor. Ada harga ada rupa itu benar adanya. Namun, buat ibu rumah tangga yang pengen tetep kinclong awet muda harus pinter menyiasati. Gimana caranya uang dari suami bikin dapur ngebul tapi kita bisa jajan skincare." selorohnya.
Memilih produk skincare berbahan alami bisa memberi dampak baik bagi lingkungan. Sumber foto: Canva
Masih soal harga, pemakai lainnya, Emma mengaku jika dirinya lebih menyukai produk skincare lokal ya daripada produk skincare luar. "Pertimbangan pertama sih harga ya, jelas harga produk skincare lokal jauh lebih murah karena enggak ada impor2an. Selain itu, produknya juga sekarang bagus-bagus dan banyak banget jenisnya, jadi bisa disesuaikan oleh kebutuhan dan jenis kulit wajah seperti apa," imbuhnya.
Begitu pula dengan Irma Laila Fithriyah yang selain memilih lantaran faktor harga, ada syarat lain yakni awet atau tahan lama saat diaplikasikan ke wajahnya. Bukan tanpa sebab, ia pernah punya pengalaman pakai produk lokal, tapi belum cocok jika melakukan kunjungan ke luar negeri.
"Kalau musim hujan dan musim gugur relatif masih aman, saat aku berkunjung ke Busan dan Italia, jadi aman pakai brand lokal. Nah, pas aku ke Arab Sudi kerasa banget ke wajah jadi bruntusan dan merah saking keringnya, saat itu aku pakai skincare lokal yang mungkin kurang kandungan pelembabnya, mau enggak mau aku beli tabir surya di Madinah." ucap perempuan 35 tahun ini.
Lain halnya dengan pengalaman Yuli Setyaningsih yang sempat memakai produk dari negeri Gingseng, menurut dia mau pakai merek apa pun untuk mendapatkan kualitas kulit yang diinginkan memang perlu kesabaran dan konsisten.
"Sekarang pakai produk lokal sama saja, lama juga prosesnya. Harga sih tentu murah yang lokal, sepaket harga rate sekitar 300-400 ribu rupiah. Dipakainya masih harus trial beberapa merek, karena ada saja yang bikin enggak cocok seperti bruntusan atau merah-merah. So far belum ada perubahan karena baru pakai sebulan, lihat saja nanti. " tambah perempuan 37 tahun ini.
Selanjutnya, bicara soal kualitas dan kebutuhan kulit tentu saja juga pertimbangan yang tak kalah penting selain soal harga. Antara lain seperti yang dikatakan Irma, bicara kualitas, sepanjang masih dipakai di Indonesia rasanya worth it. "Pengalaman kerja 10 tahun di bank yang literally kudu segar dan fresh terus itu aku selalu pakai brand lokal, penting juga kasih setting spray sama perawatan rutin sudah cukup," mbuhnya.
Begitu pula soal head to head produk, seperti yang ditambahkan Deasy, sudah bisa bersaing dengan produk lokal, karena produk lokal sekarang dengan kualitas bagus telah membanjiri Indonesia. Balik lagi ke kebutuhan kulit Indonesia yang beda dengan kulit luar negeri. "Contohnya produk luar itu kan gak ada yang untuk mencerahkan kulit karena pigmen kulit wanita sono udah putih-putih. Sedangkan produk Indonesia, laris yang mengandung pencerah," jelas ibu tiga anak ini.
"Kualitas tidak menurun dengan harga yang bisa tetap murah di tengah persaingan ketat antara brand kosmetik lain, soalnya kualitas itu kan penting banget dan menjadi modal kepercayaan masyarakat untuk tetap beli produk lokal. Kalau kualitasnya saja kurang, bagaimana bisa repurchase kan ya? Mending pilih produk lain," tambah Emma.
Baca: Cerita Michella Ham Merintis Bisnis Skincare Lokal, Berawal dari 1.000 Krim Totol Jerawat