CANTIKA.COM, Jakarta - Pada era digital, saat ini banyak tantangan dalam upaya untuk menanamkan nilai-nilai Pancasila kepada generasi muda. Informasi yang semakin mudah diakses dan terbuka, merupakan tantangan yang harus dihadapi seorang ibu dalam menanamkan nilai-nilai Pancasila sejak dini.
Hal tersebut terungkap dalam webinar Ngobrol Bareng Legislator dengan tema Peran Perempuan dalam Menanamkan Nilai-Nilai Pancasila Sejak Usia Dini di Era Digital, secara daring dan live via YouTube, akhir Juli 2022.
Anggota DPR RI, Idham Samawi mengungkapkan Pancasila merupakan satu-satunya ideologi dan dasar negara yang bisa menyatukan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Menurutnya, implementasi dari nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila akan terus berkembang, akan tetapi lima butir Pancasila tidak bisa diganggu gugat. “Maka itu, penting mengajarkan nilai-nilai Pancasila sejak dini, karena anak-anak kita pada saatnya nanti akan jadi pemimpin di bidangnya masing-masing di Indonesia“ ujarnya.
Sejak dini anak-anak harus paham, kenapa negara ini harus merdeka. Maka peran ibu menjadi sangat strategis untuk mengajarkan nilai-nilai implementasi Pancasila yang dimulai dari Keluarga. “Saya mengajak ibu-ibu untuk bisa mendidik dan menyiapkan anak-anaknya menjadi pemimpin negara kita dengan memahami dan menerapkan nilai-nilai Pancasila dari sila pertama sampai sila kelima, agar mampu menata Negara Indonesia yang lebih baik,” kata Idham.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Hasto Wardoyo mengatakan Pancasila yang merupakan nilai luhur bangsa menjadi way of life yang hadir di setiap kehidupan di keluarga dan Masyarakat. Sehingga sangat tepat bila keluarga menjadi sumber untuk melestarikan nilai bangsa ini. “Di era digital ini penguatan peran Keluarga dan Masyarakat memahami Pancasila secara konseptual sangat penting dan menanamkan Pancasila dalam Keluarga bisa melalui alat modern seperti YouTube, berbasis e-learning, dan sebagainya,” ungkapnya.
Delapan fungsi Keluarga juga diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari karena ada tiga ancaman utama terhadap generasi muda Indonesia. Ketiga ancaman tersebut adalah stunting, mental emotional disorder, serta difabilitas dan narkotika.
Menurut Hasto, berdasarkan riset kesehatan dasar, mental emotional disorder atau gangguan emosi mental di kalangan remaja dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan. “Angka remaja yang mengalami mental emotional disorder sebanyak 9,8 persen. Ini cukup serius untuk menjadi perhatian kita semua, bagaimana mencapai generasi muda yang unggul untuk masa depan Indonesia, Generasi emas terancam apabila Keluarga tidak memberikan pelajaran karakter yang baik, nilai-nilai Pancasila, nilai-nilai agama dan tidak memberikan bimbingan yang baik,” kata Hasto.
Kesempatan yang baik untuk membentuk karakter manusia ada di usia dini, semua kemampuan dasar manusia dibentuk saat 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Otak bisa berkembang dan dinamis di periode ini. “Maka penting memasukan hal yang baik, mencegah stunting dengan memberikan nutrisi yang tepat, memberikan kecerdasan intelektual, kecerdasan emosi dan sebagai nya di umur kurang dari 2 tahun,” ujarnya.
Sejalan dengan itu, peneliti bidang komunikasi Gloria Angelita mengatakan peran ibu sebagai pondasi utama dan terkuat untuk menjadi pijakan anak-anak yang dapat memberikan pengenalan nilai nilai Pancasila melalui interaksi sehari-hari. “Perempuan merupakan faktor penting dan kunci keberhasilan sebuah negara, yang harus memiliki aura positif di tengah Keluarga maupun publik khususnya dalam mendidik anak-anaknya. Serta dapat turun berperan serta memperbaiki mentalitas dan moral Bangsa melalui peran ibu di ranah keluarga,” katanya.