CANTIKA.COM, Jakarta - Aktris Raline Shah mencoba peran baru menjadi seorang alih suara melalui film Eating Our Way To Extinction. Raline Shah mengatakan itu hal yang sangat baru baginya. "Kami melakukannya di Bali. Dan harus disejajarkan dengan waktu dalam Bahasa Inggris. Susah untuk samakan scene per scene," kata Raline dalam peluncuran film tersebut di Jakarta pada 6 September 2022.
Raline mengatakan ia menjalani peran barunya ini berawal dari ajakan sang direktur fotografer sekaligus sutradara film itu, Ludovic Brockway, yang juga sahabatnya. "Ludo dan saya mendaki Gunung Kilimanjaro untuk syuting ini. Harusnya saat itu dry season, tapi karena malah musim hujan saat itu. Global warming itu benar adanya," kata Raline Shah mengingatkan masyarakat.
“Sebagai manusia, kita mengemban tanggung jawab besar bagi planet yang kita hidupi setiap harinya. Sehingga, ketika saya ditawarkan untuk turut andil dalam film ini, saya sangat tertarik dan langsung menyetujuinya.” ujar Raline Shah.
Raline Shah mengatakan dengan menjadi narator alih bahasa film soal lingkungan ini, ia merasa lebih dekat soal masalah lingkungan yang dialami masyarakat. Ia pun berharap masyarakat akan semakin menyadari berbagai kebiasaan kita yang justru mendukung masalah perubahan iklin ini. "Semua itu berdampak pada tubuh kita, semoga dengan adanya visual ini, masyarakat jadi lebih mengerti soal masalah perubahan iklim yang sedang terjadi," katanya.
Raline Shah jadi narator Bahasa Indonesia “Eating Our Way To Extinction”/BROXSTAR PRODUCTIONS
Raline Shah mengingatkan bahwa sebagai manusia yang memiliki jiwa, seharusnya manusia bisa mulai melakukan berbagai aksi dan perubahan untuk melindungi planet satu-satunya ini. "Ayah saya sering menyampaikan kutipannya ini. 'Bumi ini sudah menjaga kita dengan baik, tugas kita untuk menjaga balik bumi ini'," kata Raline Shah yang didampingi sang ayah dalam perilisan film dokumenter itu.
Dalam bahasa Inggris, film dokumenter “Eating Our Way To Extinction” dinarasikan oleh aktris peraih Academy Award Kate Winslet. Pemain film Titanic itu pula yang menjadi produser film itu. Dalam bahasa Indonesia, film itu berjudul “Kisah Manusia Merangkai Punah”. Selain dalam bahasa Indonesia, film ini juga disulihsuarakan ke dalam sejumlah bahasa lokal harapannya agar semakin banyak masyarakat yang memahami masalah lingkungan ini. Suguhan film menyentuh ini menjanjikan pengalaman visual yang indah dan belum pernah disaksikan sebelumnya, kendati pembahasan film yang terkesan berat. Menariknya, film dokumenter ini dapat dinikmati di laman YouTube resmi mulai September 2022.
Film berdurasi 82 menit ini memberikan sudut pandang menarik yang memungkinkan penonton untuk mempertimbangkan kembali pilihan sehari-hari mereka. Tidak hanya itu, perspektif yang disuguhkan pada film ini juga mengajak pemangku kepentingan untuk menilik kembali bagaimana keputusan yang diambil mampu mempengaruhi lingkungan. Melalui kontribusi sejumlah tokoh berpengaruh di dunia termasuk Sir Richard Branson dan Tony Robbins, film ini memiliki harapan besar untuk dapat membawa pesan positif bagi penonton.
Ada pula pandangan para ahli yang memberikan komentarnya terkait berbagai isu dari mulai ahli agribisnis, hingga ahli kelautan soal masalah perubahan iklim ini. Di antara deretan ilmuwan dan ahli yang ditampilkan sebagai narasumber film terdapat Prof. Olivier de Schutter, Eks-Special Rapporteur dari PBB dan Dr Marco Springmann, Peneliti Senior untuk Kelestarian Lingkungan, Oxford University. Gerard Wedderburn-Bisshop, Mantan Ilmuwan Utama, Pemerintah Queensland, yang hadir sebagai salah satu narasumber ahli pada film mengutarakan, "Para ilmuwan telah meramalkan bahwa hanya dalam lebih dari dua dekade, kehilangan spesies akan menjadi begitu besar sehingga mustahil untuk pulih. Bumi akan menderita keruntuhan ekologis dan salah satu upaya yang dapat kita tempuh untuk menunda kepunahan ini adalah dengan mengubah pola makan kita."
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya mengapresiasi adanya film soal lingkungan ini. "Film ini mengangkat pesan agar kita bisa mengubah gaya hidup kita ke arah gaya hidup yang lebih baik," katanya.
Ia mengingatkan bahwa masyarakat memiliki peran serta dalam kerangka masyarakat hidup yang sehat. "Setiap orang adalah sebagian dari masyarakat. Dan masyarakat punya peran serta dalam pengelolaan lingkungan hidup sesuai dengan konstitusi kita," katanya melalui virtual.
Baca: Raline Shah dan Refal Hady jadi Muse Erigo di New York Fashion Week 2023