CANTIKA.COM, Jakarta - Tumpeng identik dengan perayaan untuk masyarakat Indonesia, seperti ulang tahun, memulai bisnis baru, atau merayakan hari penting lainnya dalam hidup. Umumnya, tumpeng akan dipotong di bagian puncknya lebih dulu, baru kemudian disajikan dengan hidangan pendampingnya.
Rupanya cara tersebut kurang tepat. Hal itu disampaikan oleh Chef Desi Trisnawati yang juga dikenal sebagai jebolan ajang pencarian bakat MasterChef Indonesia musim kedua.
"Jadi yang benar itu seharusnya dikerok saja dari bagian bawah, yang penting jangan potong bagian atasnya karena seolah kita memutuskan hubungan dengan Sang Pencipta," kata Chef Desi di Jakarta, Sabtu, 19 November 2022.
Secara filosofi, tumpeng berasal dari Jawa, tapi terpengaruh budaya Hindu India. Tumpeng berbentuk kerucut, lebar di bawah, dan runcing di atas adalah representasi Gunung Mahameru di India. Gunung tersebut dianggap sakral sebagai tempat bermukimnya pada dewa.
Oleh karena itu, bagian atas tumpeng yang terdiri dari satu butir nasi merupakan simbol dari Tuhan. Makin ke bawah adalah umat dengan berbagai tingkat kelakuannya.
Sementara itu, bagian lauk pauk-nya yang biasanya terdiri dari tempe orek, kentang balado, ayam goreng, hingga telur rupanya sengaja yang ditata mengelilingi nasi. Hal itu untuk melambangkan alam semesta yang harus dijaga untuk menciptakan harmoni antara manusia dan lingkungannya.
Maka ketika bagian atas dari tumpeng dipotong secara langsung, langkah tersebut seakan menggambarkan manusia memotong hubungannya dengan Tuhan.
Setelah mengerok bagian bawah dari tumpeng sesuai kebutuhan, kamu bisa melengkapinya dengan lauk pauk yang tersedia. Setiap bagian dari lauk pauk yang tersedia harus ditaruh mendampingi nasi untuk menyempurnakan rasa serta memenuhi filosofi penyajian tumpeng.
Baca juga: Tips Memasak Nasi Tumpeng, Perhatikan Rasio Beras dan Ketan 10:1
ANTARA | DARI BERBAGAI SUMBER
Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika