CANTIKA.COM, Jakarta - Ada sejumlah tindakan penindasan di tempat kerja atau workplace bullying yang jarang disadari. Beragam pemicunya antara lain tindakan tersebut dianggap biasa saja di lingkungan tersebut, kurang memahami batasan profesional, dan kurangnya empati.
Berikut adalah 12 contoh umum workplace bullying yang patut diwaspadai.
1. Menyebarkan Gosip tentang Rekan Kerja
Gosip dan rumor dapat terjadi secara langsung maupun online. Pelaku workplace bullying mungkin mengorek atau menyebarkan informasi palsu tentang seseorang, baik untuk keuntungan mereka sendiri atau hanya untuk menyakiti orang tersebut. Terlepas dari seberapa parah komentarnya, perilaku semacam ini merupakan bentuk perundungan dan bisa menyakitkan.
2. Mengucilkan Rekan Kerja dengan Sengaja
Perundung mungkin secara mencolok mengecualikan atau mengabaikan seseorang di acara sosial atau di kantor. Kebanyakan dari mereka memakai alasan lupa mengundang korban workplace bullying untuk menghalangi mereka bergaul dengan yang lain.
Pengucilan yang sering terjadi bisa menjadi tanda manipulasi. Penting untuk mengatasi perilaku ini sejak dini karena bisa menghambat hubungan kerja yang sukses.
3. Bertindak Agresif
Beberapa pengganggu mungkin sangat langsung dan bertindak agresif untuk mengintimidasi orang lain dengan kehadiran fisik mereka atau dengan menyalahgunakan posisi mereka. Intimidasi semacam ini sering terjadi di depan umum, dengan pelaku bermaksud mempermalukan orang yang mereka targetkan.
Ini adalah salah satu contoh intimidasi yang paling serius dan berbahaya yang secara teratur ditangani dan diusahakan oleh departemen SDM untuk ditangani.
4. Merongrong Rekan Kerja di Depan Manajemen
Pelaku workplace bullying yang mencoba bersaing dengan orang lain mungkin dengan sengaja merendahkan orang lain agar terlihat buruk di depan atasan. Pemicu tindakan tersebut demi mendapatkan promosi, bonus, atau kredit tambahan. Hal ini tidak hanya merugikan orang lain dan menyebabkan salah alokasi kredit, tetapi juga dapat mengganggu proses kerja yang penting.
So, dokumentasikan setiap pekerjaan dan upaya kamu sehingga kamu dapat membuat manajer mengetahui tindakan pelaku intimidasi.
5. Ancaman Fisik
Pelecehan fisik atau ancaman fisik bisa dibilang merupakan bentuk intimidasi yang paling tradisional. Ancaman fisik ini mungkin diakibatkan oleh kemarahan atau kecemburuan, atau dari pelaku intimidasi yang memanipulasi orang lain untuk memberikan sesuatu yang mereka inginkan.
Penindasan semacam ini dapat menyebabkan cedera serius, jadi jika kamu alami ancaman fisik, segera laporkan.
Ilustrasi wanita bekerja dalam kondisi cemas. Foto: Unsplash.com/Icons8 Team
6. Tenggat Waktu Kerja Tidak Masuk Akal
Penyalahgunaan kekuasaan umum yang dianggap sebagai intimidasi adalah jika supervisor memberikan waktu penyerahan tugas yang terlalu menantang atau sama sekali tidak mungkin diselesaikan dalam jangka waktu tertentu. Misalnya, jika pekerjaan belum diselesaikan, pelaku intimidasi memiliki alasan untuk menghukum Anda.
Perundungan semacam ini dapat dengan mudah luput dari perhatian karena bergantung pada mekanisme bisnis untuk menghasilkan karya.
7. Menahan Informasi
Penindas manipulatif yang ingin bersekongkol melawan atau menyabotase orang lain mungkin menyembunyikan informasi penting. Informasi ini dapat mencakup detail penting tentang tugas, rapat, atau tenggat waktu. Tujuannya membuat orang lain melakukan kesalahan.
Baca juga: Workplace Bullying, Kenali Dampak dan Cara Mencegahnya
8. Menutup Akses Pengembangan Diri
Beberapa pelaku workplace bullying menindas orang lain dengan menolak menugaskan mereka atau memberi proyek yang tidak penting dan membosankan. Intimidasi tersebut dapat meremehkan orang lain dan membuat mereka merasa tidak berarti. Itu juga dapat menghilangkan kesempatan mereka mengembangkan diri dan unggul dalam bekerja.
9. Membuat Lelucon yang Tidak Pantas
Bentuk umum dari perundungan kasual adalah menceritakan lelucon yang tidak pantas di tempat kerja yang dapat menyinggung perasaan orang lain. Jenis intimidasi ini sulit untuk didefinisikan dan beberapa mungkin tidak menganggapnya sebagai intimidasi sama sekali, sehingga tingkat hukumannya bervariasi tergantung pada industri atau tempat kerja.
Jika lelucon terlalu berlebihan untuk kamu atau kamu dapat melihatnya menyakiti orang lain, pertimbangkan untuk berkonsultasi dengan SDM.
10. Menyerang Privasi Orang Lain
Memata-matai, menguntit, atau menyerang privasi karyawan lain adalah bentuk intimidasi yang serius. Penindas dapat melihat-lihat barang pribadi atau membaca detail yang bukan ranah mereka. Dalam kasus yang sangat parah, mereka dapat menggunakan informasi ini untuk memeras atau mengancam orang lain.
11. Mengkritik Orang Lain Tanpa Henti
Ada perbedaan antara kritik konstruktif biasa dengan hinaan dan kritik terus menerus yang tidak membantu orang lain. Mengkritik rekan kerja yang bukan bagian dari tim atau departemennya adalah bentuk intimidas lain yang patut disadari. Sebab hal tersebut dapat menurunkan kepercayaan diri karyawan tersebut, juga mempersulit mereka untuk menyelesaikan tugas dan kemajuan dalam karier.
12. Meremehkan Pendapat Orang Lain saat Diskusi
Bentuk intimidasi umum lainnya yang sering digunakan oleh manajer atau kolega yang kompetitif adalah meremehkan dan merendahkan pendapat orang lain dalam suasana kolaboratif atau diskusi. Contohnya, jika si pelaku workplace bullying tipe yang pasif, dia akan menyebut kamu terlalu berapi-api. Sebaliknya, jika dia aktif, dia akan menyebut kamu tidak berkontribusi apa pun.
Tindakan tersebut dapat menghambat kerja sama tim, mengisolasi karyawan, dan merusak kepercayaan diri mereka. Ini tidak kalah seriusnya dengan bentuk intimidasi lainnya dan mungkin sulit diketahui saat rapat berlangsung cepat dan terfokus.
UK INDEED | HEALTHLINE
Baca juga: Jadi Korban Workplace Bullying? Lakukan 5 Tips Menghadapinya Berikut Ini
Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika