CANTIKA.COM, Jakarta - Facilitator of TalkInc & Psychologist Ajeng Raviando mengatakan sangat penting bagi seseorang memahami diri sendiri. Dengan melakukan self reflection, seseorang bisa lebih meningkatkan teknik empati dalam berkomunikasi dengan sesama. "Caranya dengan kita berupaya menempatkan diri di posisi orang lain. Apa yang dia rasakan ketika kita bicara hal ini," katanya dalam konferensi pers daring Talkinc “Act of Kindness” Kamis, 24 November 2022.
Dengan mengetahui frekuensi orang lain, maka orang jadi mudah komunikasi dengan kita. Ajeng pun mengingatkan agar dalam berkomunikasi, penting bagi untuk mengurangi soal diri sendiri, tapi mencoba memahami orang lain. "Harus pikirkan kebermanfaatan diri kepada orang lain," katanya.
Untuk bisa bermanfaat bagi orang lain, Ajeng mengatakan hal pertama yang perlu dilakukan justru memahami diri sendiri dulu. Salah satu cara memahami diri sendiri adalah dengan menganalisa soal apa kekuata, kelemahan, peluang, serta tantangan diri sendiri. "Kita perlu self love dulu, ssebelum sharelove. Makanya kita harus tahu soal SWOT (strengths, weaknesses, opportunities, and threats) masing-masing," katanya.
Ajeng mengatakan ada beberapa cara yang bisa dilakukan agar setiap orang melakukan refleksi diri. "Sesederhana journaling," katanya mencontohkan.
Menuliskan apapun yang diri rasakan terhadap suatu peristiwa bisa melatih diri untuk mengevaluasi apa yang dirasakannya. Ketika tulisan soal perasaan diri itu dibaca suatu hari, pasti dia akan menyadari bagaimana pola pikirnya atau apa rasa yang sering dirasakannya. "Kita jadi bisa tahu bagaimana menurut diri kita terhadap suatu masalah. Journaling juga bantu kita mengetahui apa SWOT kita," katanya.
Ajeng Raviando, Facilitator of TalkInc & Psychologist/Talkinc
Ajeng menilai dengan menuliskan buah pikir dan juga pengalaman diri, seseorang bisa melihat gambaran diri masing-masing.
Cara lain untuk self reflection adalah dengan bercerita ke teman. "Tentu carilah teman yang tulus dan bisa kasih feedback. Bukan hanya bisa menutupi dan mengatakan bahwa 'kamu baik baik aja," katanya.
Teman yang tulis dan sayang pada sahabatnya biasanya bisa memberikan komentar yang adil. Sehingga komentar yang positif atau negatif itu bisa membantu kita untuk lebih berbenah diri. "Self reflection memang kadang butuh bantun orang lain yang bisa memberikan feedback yang fair," katanya.
Walau begitu, Ajeng mengingatkan bahwa komentar atau masukan dari teman itu tidak boleh ditelan mentah-mentah. Ia mengingatkan agar masyarakat bisa menganalisa komentar seperti apa yang kira-kira sesuai diri sendiri. Bisa saja teman yang memberikan komentar itu hanya sekali melihat tindakan kita yang dia nilai dan mengeneralisir sifat kita. "Perlu mencari orang yang kenal secara baik dengan kita dan akhirnya tahu hal positif kita," katanya.
Proses self reflection itu bisa membantu seseorang untuk mengembangkan diri hingga mengubah diri ke arah yang lebih baik. Ajeng mengatakan self reflection bisa menjadi dasar untuk seseorang mengembangkan diri. Setelah self reflection, ada tahap self awareness (kesadaran diri), self acceptance (penerimaan diri), baru akhirnya self improvements (perbaikan diri) untuk mengubah diri ke arah yang lebih baik. "Yang penting kita punya niat jadi orang yang lebh baik lagi," katanya.
Baca: Self Love ala Sigi Wimala, Tidak Takut pada Penghakiman Orang Lain
Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika