Survei Nielsen Indonesia 2022: Mobile Streaming Rata-rata Lebih dari 9 Jam/Bulan

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Direktur Eksekutif Nielsen Indonesia Hellen Katherina di acara peluncuran

Direktur Eksekutif Nielsen Indonesia Hellen Katherina di acara peluncuran "Streaming Content Rating di Indonesia" di Jakarta, pada Kamis, 8 Desember 2022. Foto: CANTIKA/Silvy Riana Putri

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Berdasarkan hasil survei Nielsen Indonesia 2022 menunjukkan mobile streaming rata-rata lebih dari 9 jam per bulan. Dan, untuk kategori heavy users, mereka menghabiskan waktu sekitar 28 jam/bulan untuk mobile streaming. Hal itu diungkapkan Direktur Eksekutif Nielsen Indonesia Hellen Katherina di acara peluncuran "Streaming Content Rating di Indonesia" di Jakarta, pada Kamis, 8 Desember 2022. 

Hasil tersebut didapat dari survei Nielsen Indonesia mulai April 2022- Agustus 2022, terhadap 11.500 responden dari televisi panel dan mobile panel sebanyak 3.700 individu. Usia responden televisi panel 5 tahun ke atas, sementara responden mobile panel berusia 10 tahun ke atas. Dan, tentunya memiliki TV berfungsi baik di Indonesia dan memiliki smartphone pribadi. 

Adapun cakupan lokasi survei di 11 kota besar di Indonesia meliputi Bandung, Banjarmasin, Denpasar, Jakarta, Surabaya, Yogyakarta, Makassar, Medan, Palembang, Semarang dan Surakarta. Sementara untuk cakupan kepemirsaan untuk layanan streaming adalah aplikasi YouTube, Vidio, Viu, Netflix, Disney+Hostar, RCTI+, iQIYI, dan Vision+.

Tentang Streaming Content Ratings

Streaming Content Ratings merupakan pengukuran pemirsa video lintas media untuk TV linear dan streaming seluler untuk kebutuhan pasar di Indonesia. Streaming Content Ratings juga dapat memberikan wawasan tentang platform dan saluran yang ditayangkan melalui aktivitas pengguna.

Dalam pengukuran streaming content ratings, alat Peoplemeter Nielsen dipasang di tv rumah tangga panel untuk menangkap kebiasaan menonton TV linear. Untuk pengukuran pada telepon pintar, lewat Nielsen mobile meters app untuk menangkap kebiasaan menonton via mobile. Aplikasi ini dipasang sesuai kesepakatan bersama dengan peserta survei.

Manfaat Streaming Content Ratings

Baca Juga:

Menurut Hellen, ada empat kegunaan dari streaming content ratings, yakni yang pertama untuk mengetahui berapa lama waktu yang dihabiskan untuk mobile streaming.

"Kemudian juga sudah berapa banyak orang, jangkauan. Apakah semua orang yang punya smartphone, pasti streaming?" ucapnya menjelaskan manfaat kedua dari streaming content ratings.

Manfaat ketiga adalah melihaf profil demografis penonton TV linear dan mobile streaming. Yang keempat, memahami aktivitas pengguna di mobile streaming memengaruhi kebiasaannya di TV linear.

TV Masih Mendominasi Pasar Indonesia

Berdasarkan Nielsen Consumer Media & View Q3 (Juli-September) 2022 di Indonesia, Hellen menyebutkan bahwa TV dan internet menjadi dua jenis media dengan jangkauan tertinggi. Menurut survei tersebut, TV masih mendominasi dengan 81,1 persen dan pengguna internet mengalami pertumbuhan yang signifikan mencapai 76,7 persen.

Hingga kuartal tiga 2022, pengguna TV masih didominasi usia 40-49 tahun (18 persen) dan 50+ (23 persen), sementara digital masih didominasi usia 10-19 tahun (22 persen), 20-29 tahun (26 persen), 30-39 tahun (23 persen).

Dengan pertumbuhan internet yang tinggi, mengakses video online dan menonton streaming TV juga meningkat secara signifikan dalam tiga tahun terakhir di semua kelompok umur.  

TV dan Internet Saling Melengkapi

Berdasarkan survei Nielsen Indonesia Q3 2019 vs Q3 2022, Hellen juga mengatakan TV dan internet saling melengkapi dilihat dari profil penggunanya. "Dari sisi gender, di TV itu 51 persen pengguna adalah wanita. Di internet agak berbeda, pria sedikit lebih tinggi, yakni 48 persen. Dari sisi komposisi usia, TV itu menjangkau usia yang lebih dewasa, internet lebih muda," tuturnya.

Pengguna OTT 

Over The Top (OTT) atau layanan streaming terbagi dua jenis, yakni Advertising Video-On-Demand (AVOD) dan Subscription Video-On-Demand (SVOD). Mudahnya, AVOD bisa diakses secara gratis, sementara SVOD wajib berlangganan dengan biaya tertentu.

Contoh AVOD adalah Vidio.com, RCTI+, Vision+, sementara contoh SVOD seperti Netflix dan Disney+ Hotstar. Dari segi jumlah pengguna OTT di smartphone, lebih banyak pengguna AVOD, yakni sebesar 5,9 persen, sementara SVOD sekitar 3,1 persen.

Dari segi lama menikmati tayangan di OTT selama satu bulan, pemirsa SVOD lebih tinggi ketimbang AVOD. Sebabnya, mereka sudah membayar tiap bulannya, jadi ingin mengeksplor seoptimal mungkin.

"Karena kontennya lebih panjang-panjang. Dan, karena udah bayar bulanan, rugi kalau tidak dimanfaatkan. Yang bayar ini lebih dominan kelas atas," jelasnya. Dalam sebulan, total waktu menonton pemirsa SVOD mencapai 7 jam, sementara pemirsa AVOD sekitar 6 jam.

Semoga dari hasil survei Nielsen Indonesia di atas bisa menambah gambaran sahabat Cantika tentang perkembangan pengguna televisi maupun layanan streaming.

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."