CANTIKA.COM, Jakarta - Hari Ibu yang diperingati setiap tanggal 22 Desember menjadi momentum masyarakat Indonesia untuk menyatakan rasa cinta kepada ibu yang telah merawat dan menjaga keberlangsungan kesejahteraan keluarga.
Beragam cara dapat dilakukan untuk merayakan Hari Ibu, salah satunya dengan memberikan hadiah untuk ibu tercinta, dan kain batik dapat menjadi sebuah kado istimewa nan berkesan yang tak lekang dimakan zaman. Dengan menghadiahkan batik tulis sebagai hadiah, berarti Anda ikut melestarikan kain batik tulis khas nusantara yang bernilai seni tinggi dan memberdayakan keberadaan para pengrajin batik lokal.
Lazada, sebagai salah satu platform e-Commerce di Indonesia, berkomitmen mendukung pemberdayaan penjual batik untuk terus bertumbuh dan meraih kesuksesan, seraya melestarikan warisan budaya batik Indonesia. Dukungan ini dimulai sejak tahun lalu saat Lazada melakukan penutupan akses impor atas beberapa klaster besar, termasuk di antaranya klaster tekstil dan fesyen. Melalui teknologi dan inovasi dalam platform eCommerce, Lazada terus mendukung penjual batik untuk bertransformasi digital dan memperluas jangkauan pasar batik di seluruh pelosok Indonesia maupun mancanegara.
Kain batik sendiri menjadi salah satu kain tradisional dan warisan budaya Indonesia yang sudah ada sejak masa kerajaan menguasai kepulauan Indonesia. Selain menjadi warisan budaya Indonesia, batik telah menjadi media pemersatu bangsa dari sisi wastra. Batik dikenakan di berbagai kesempatan oleh individu, lembaga, dan kelompok sosial di Indonesia untuk tampil modis dalam menghadiri acara formal maupun kasual. Bahkan sekarang penjual batik telah berinovasi dengan menghasilkan aksesoris kekinian dari kain batik, seperti masker, bando, ikat rambut, dan obi belt.
Keunggulan yang dimiliki kain batik adalah kombinasi antara warna dan motifnya yang unik, bahkan setiap motifnya memiliki makna tersendiri, menjadikan kain batik cocok sebagai pilihan kado Hari Ibu. Menurut salah satu pengusaha batik di Lazada Mega Riski Lestari, karena batik memiliki nilai estetis tinggi, keunikan warna dan motif batik harus dijaga sebagai wujud rasa bangga terhadap kekayaan budaya Indonesia dengan cara merawat batik yang dimiliki.
“Perawatan kain batik terbilang rumit dibandingkan dengan kain biasa. Mengingat teknik pewarnaannya yang alami, maka warna yang digunakan dalam batik terkadang sulit diatur. Karena itu, sangat penting untuk berhati-hati dalam perawatannya,” ujar Mega.
Apa saja yang harus diperhatikan dari perawatan kain batik agar motif batik tetap terjaga? Yuk simak tips dari pengusaha batik asal Pekalongan, Jawa Tengah ini untuk merawat kain batik agar terjaga keindahan warna dan motifnya.
1. Usahakan mencuci batik dengan menggunakan tangan
Menggunakan tangan saat mencuci batik lebih dianjurkan daripada menggunakan mesin cuci. Proses membersihkan pada mesin cuci dapat merusak serat-serat dan menurunkan kualitas kain batik. Warna pada batik, khususnya jenis batik tulis pun, juga akan memudar bila menggunakan mesin cuci.
Hal ini dikarenakan proses pembuatan batik yang cukup tradisional dengan menggunakan alat canting dan cap untuk menorehkan cairan malam (lilin) yang panas. Meskipun tradisional, teknik inilah yang membuat batik Indonesia menjadi satu-satunya yang diakui oleh United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) di PBB. Selain itu, dalam membersihkan kain batik tidak perlu memakai sikat. Cukup cuci lembut dengan tangan dan jangan terlalu keras memeras kain batik agar kain dan warnanya lebih terjaga.
2. Tidak menggabungkan kain batik dengan pakaian lainnya
Umumnya batik terbuat dari bahan alami, seperti kayu, bunga, akar, buah, atau malam. Karena bahan pewarnaannya yang alami, warna pada kain batik lebih mudah luntur jika tercampur dengan pakaian lain. Contohnya batik dari malam, bila dicuci pertama kali akan membuat kandungan malamnya berkurang sehingga residu pewarna batik akan ikut dengan air. Tapi jangan khawatir, proses ini tidak akan merusak batik Anda. Mengelompokkan batik yang sewarna dalam satu wadah juga sebaiknya dilakukan ketika mencuci kain batik.
3. Hindari penggunaan detergen dan pelembut
Mega mengatakan pemilihan sabun untuk mencuci batik juga penting. Akan lebih baik bila dicuci menggunakan lerak atau sabun pencuci batik khusus yang sudah banyak dijual. Sebagai alternatif, Anda dapat menggunakan sampo atau sabun bayi. Produk ini lebih aman digunakan bagi kain batik daripada detergen pada umumnya. Namun, jika batik yang Anda miliki tidak terlalu kotor atau tidak terdapat noda yang serius, Anda cukup merendamnya dengan air hangat tanpa harus dicuci. Air hangat akan lebih mudah mengangkat kotoran dari kain batik tanpa perlu dikucek secara berlebihan.
4. Jemur pakaian di tempat yang tidak terpapar sinar matahari secara langsung
Batik yang basah tidak perlu diperas dan cukup dibentangkan saja. Menurut Mega, menjemur kain batik di bawah sinar matahari dapat mengurangi keindahan dari warna batik. Jemurlah di tempat teduh atau diangin-anginkan hingga kering.
5. Tidak menyetrika dengan suhu panas
Setelah dijemur, setrika kain batik dengan suhu yang tidak terlalu panas dan hindari kain batik terkena panas secara langsung agar tidak merusak warna kain batik. Jika batik Anda terlihat sangat kusut, semprotkan sedikit air di atas kain batik lalu letakan sehelai kain di atasnya, kemudian disetrika. Hal ini agar panas dari setrika tidak langsung menyentuh kain batik. Setelah itu, Anda dapat menyimpannya dalam posisi tergantung dan disimpan dalam plastik untuk perlindungan khusus agar tidak dimakan oleh ngengat.
Nah, itulah lima tips merawat kain batik agar terjaga keindahan warna dan motifnya dari pengusaha yang sudah berbisnis batik sejak tahun 2016. Kain-kain batik yang menjadi identitas di berbagai wilayah Indonesia ini bisa menjadi pilihan kado tepat untuk Hari Ibu dan dapat ditemukan di Lazada. Sebagai salah satu penjual pakaian batik di Lazada, Mega juga mengapresiasi upaya Lazada dalam mendukung pemberdayaan penjual batik Indonesia melalui platform eCommerce.
“Semenjak memanfaatkan platform Lazada, pelanggan toko saya semakin meluas hingga tersebar di seluruh Indonesia, dari yang muda hingga orang tua. Penjualan pun meningkat berlipat ganda, bahkan toko saya pun telah mendapatkan predikat “Super Seller”. Dalam menjual batik, saya merasa lebih dari sekedar keuntungan, saya bangga bisa turut berperan aktif dalam melestarikan warisan budaya batik dengan mempopulerkan batik di tengah masyarakat,” tutup Mega.
Baca: Hari Ibu, Ketahui Anak Autistik Capai Puncak Perkembangan di Usia 10 Tahun
Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika