CANTIKA.COM, Jakarta - Keindahan dalam empati adalah bahwa rasa itu dapat memicu segala macam perilaku prososial. Ketika Anda dapat memahami perasaan orang lain, Anda akan lebih mungkin untuk mendukung, bekerja sama dengan mereka, memaafkan mereka, dan menawarkan bantuan.
"Ini (empati) berarti bahwa ketika Anda melihat seseorang yang merasa sedih, sebagian dari Anda juga merasa sedih," kata pakar empati Jodi Halpern, profesor bioetika di Universitas California Berkeley, Amerika Serikat, seperti dilansir laman Well+Good, pada 10 Februari 2023.
Baca Juga:
Halpern juga menyebutkan bahwa kualitas empati seseorang tak akan sama, ada yang memiliki lebih ketimbang yang lain.
Empati tidak harus terlihat seperti percakapan yang tulus, berpegangan tangan, dan menatap mata. "Empati bisa sangat ditundukkan secara emosional," kata Dr. Halpern.
“Apa yang sebenarnya terjadi adalah terlibat dengan seseorang dengan cara apa pun yang memungkinkan Anda untuk lebih merasakan keberadaan mereka, sebagai pribadi, dan bagaimana rasanya menjadi mereka.”
Dengan kata lain, Anda dapat berempati dengan seseorang sambil menertawakan sesuatu yang konyol sebanyak yang Anda bisa sambil mendengarkan mereka mengungkapkan sesuatu yang sangat pribadi.
Meskipun membangun empati tentu melibatkan pilihan untuk mempertimbangkan emosi orang lain, pilihan itu, yang terpenting, tidak harus meniadakan perasaan Anda sendiri. Dan, kuncinya adalah merefleksikan pengalaman orang lain, tetapi tidak bertujuan untuk mengalaminya sendiri. Anda memahami emosi seseorang tanpa menganggapnya sebagai beban pribadi yang harus Anda tanggung.
Baca juga: Belajar Rasa Empati Bisa Melalui Musik?
Halaman