CANTIKA.COM, Jakarta - Bicara soal keuangan generasi sandwich, ekonom dari Universitas Indonesia, Telisa Aulia Falianty, menyarankan agar memiliki aset finansial. Mengapa? Sebab aset tersebut sebagai pemasukan pasif untuk membantu sumber pemasukan, sehingga tidak hanya mengandalkan dari pendapatan utama.
Untuk menyegarkan ingatan kita sejenak, generasi sandwich adalah generasi yang harus menanggung hidup tiga generasi yaitu orang tuanya, diri sendiri, dan anaknya, serta biasanya berusia 30-40 tahun, seperti dikutip dari laman resmi Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Telisa mengatakan aset finansial yang dimiliki berfungsi sebagai simpanan atau tabungan cadangan yang nantinya dapat bermanfaat jika sewaktu-waktu generasi sandwich menghadapi kebutuhan yang mendesak.
“Memang harus dimulai, ya. Dan diberikan edukasi finansial kepada mereka bahwa menabung itu justru akan membantu meringankan nanti beban mereka di masa yang akan datang,” ujar Telisa saat dihubungi Antara pada Jumat, 24 Februari 2023.
Menurut Telisa, aset finansial yang wajib dimiliki generasi sandwich yaitu tabungan. Jenis aset ini merupakan aset finansial yang paling konvensional. Apalagi, imbuh dia, saat ini pemerintah sudah meluncurkan produk “TabunganKu” di beberapa bank dengan syarat mudah dan ringan serta saldo minimal yang cukup ramah untuk lapisan masyarakat kecil.
Selain itu, aset konvensional lain yang dapat dipilih adalah deposito. “Tapi memang return-nya nggak bisa terlalu tinggi. Tapi mereka harus punya itu (tabungan), walaupun dalam jumlah kecil,” ujarnya.
Telisa juga merekomendasikan generasi sandwich untuk mulai berinvestasi atau menabung emas dan ini dapat dilakukan dengan mencicilnya dimulai dari jumlah yang kecil. Kemudian, naik ke tingkatan selanjutnya, generasi sandwich juga dapat berinvestasi pada saham sambil didampingi oleh pihak profesional.
Bila generasi sandwich sudah memiliki beberapa aset finansial tersebut, aset juga dapat dikombinasikan dengan produk lainnya seperti simpanan di koperasi.
Beranjak ke tingkatan yang lebih mumpuni lagi, jika pemasukan utama sudah meningkat, generasi sandwich dapat berinvestasi pada obligasi hingga properti.
Akan tetapi, Telisa mengingatkan bahwa setiap produk keuangan memiliki risikonya masing-masing. Oleh sebab itu, generasi sandwich didorong untuk meningkatkan kemampuan literasi finansialnya sehingga terhindar dari produk keuangan yang spekulatif dan ilegal. Literasi juga penting untuk dilakukan sejak dini dimulai dari tingkatan sekolah atau perguruan tinggi.
“Program itu (literasi finansial) harus digalakkan untuk memberikan mereka pengetahuan bahwa pentingnya juga financial asset tapi tetap ada risiko yang perlu hati-hati dan bagaimana mengelolanya supaya optimal. Jadi, perencanaan keuangannya harus lebih dimasifkan lagi, dibikinlah semacam simulasi-simulasi,” ujarnya.
Bukan cuma itu, menurut Telisa, generasi sandwich juga wajib meningkatkan keterampilan atau kompetensi (skill) yang dapat mendukung pekerjaan dan kariernya. Dengan begitu, diharapkan pendapatan utama akan membaik serta dana yang disisihkan untuk menabung atau investasi juga bertambah.
Pilihan Editor: Tips Agar Generasi Sandwich Punya Keuangan yang Sehat
Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika