CANTIKA.COM, Jakarta - Direktur Pelaksana Kebijakan Pembangunan dan Kemitraan Bank Dunia, Mari Elka Pangestu membagikan salah satu pengalaman inspiratif baginya saat menjabat Menteri Perdagangan Indonesia perioda 2004-2011. Ia mengisahkan betapa tangguhnya wanita penjual ayam dan sayur usai gempa Yogyakarta pada 2006.
Sebagai bagian pemerintah saat itu, ia terjun langsung ke lokasi bencana, khususnya pasar yang menjadi ruang lingkup yang di bawah kementeriannya.
"Jadi sehari setelah gempa, saya pergi ke Bantul, yang merupakan salah satu daerah yang terkena dampak paling parah. Saat itu, pukul empat pagi, masih gelap, tetapi ada seorang wanita yang menjual ayam dan sayuran. Tidak banyak (produknya)," ucapnya dalam bahasa Inggris dalam panggilan video di acara "Women with Impact – International Women’s Day 2023" by East Venture di kantor Google Indonesia, Jakarta Pusat, pada Rabu, 8 Maret 2023.
Melihat sosok ibu itu, ia langsung terinspirasi dengan ketangguhannya. Lalu, ia mendekat dan berbincang dengan ibu yang ia lupa namanya tersebut.
"Saya berbincang dengannya, 'di mana Anda berjualan'. Ibu itu menunjuk ke pasar yang telah runtuh total. 'Itu tempat jualan saya, sudah tidak ada'," jelas wanita Tionghoa-Indonesia pertama yang memegang jabatan sebagai menteri di Indonesia.
Mari kemudian menanyakan mengapa ibu tersebut masih tetap berjualan di area tersebut. Jawaban ibu tersebut masih melekat jelas di ingatan perempuan yang kini menetap di Amerika Serikat itu
"Wanita itu bilang 'ya orang harus makan, saya harus makan. Saya harus tetap bekerja'," kenang Mari yang mengagumi ketangguhan dan semangat juang wanita tersebut.
"Lalu saya menanyakan bagaimana cara Anda mendapatkan modal untuk belanja. 'Oh, kami mengumpulkan uang dari keluarga kami, dan kami memutuskan bahwa kami harus terus bekerja, melanjutkan bisnis'," ucap perempuan yang telah berkarier lebih dari 30 tahun di bidang ekonomi.
Pengalaman itu menginspirasi Mari. Ia juga mengatakan ada jutaan perempuan tangguh seperti wanita penjual ayam dan sayur usai gempa Yogyakarta 17 tahun silam itu. Maka dari itu, ia yakin wanita Indonesia bisa semakin berdaya dan mendukung satu sama lain.
(paling kanan) Direktur Pelaksana Kebijakan Pembangunan dan Kemitraan Bank Dunia Mari Elka Pangestu dalam panggilan video acara "Women with Impact – International Women’s Day 2023 by East Ventures" di Google Indonesia, pada Rabu, 8 Maret 2023. Foto: CANTIKA/Silvy Riana Putri
Masalah Kepercayaan Diri, Pentingnya Mentor sekaligus Jejaring
Memperingati Hari Perempuan Internasional atau International Women's Day setiap tanggal 8 Maret, Mari Elka Pangestu menyoroti masih banyak perempuan Indonesia yang tidak percaya diri, meskipun dia mampu dan berdaya.
"Seringkali mereka merasa tidak cukup percaya diri dapat melakukan sesuatu. Padahal mereka bisa dan mampu," tegas perempuan 66 tahun itu.
"Dari pelajaran perjalanan karier saya bahwa kita harus bekerja keras, tapi seringkali perlu menunjukkan bahwa kita adalah yang terbaik. Itu benar-benar cara terbaik bagi kita untuk menaiki tangga kepemimpinan," sambungnya.
Bagi perempuan yang sedang berada di pucuk pimpinan, Mari menyebutkan mentor dan jejaring atau networking termasuk dukungan penting.
"Saya menemukan mentor dan networking adalah dua dukungan yang sangat penting bagi saya. Saya punya banyak mentor laki-laki, bukan hanya perempuan, mengingat area ini didominasi laki-laki," tuturnya.
"Ketika saya kali pertama kembali ke indonesia. Saya tidak punya banyak network di negara saya sendiri. Jadi, saya harus mengembangan network. Yang saya lakukan, saya banyak bergabung ke asosiasi, grup, dan Anda harus aktif di grup itu," pungkas Mari Elka Pangestu.
Pilihan Editor: Mari Elka Pangestu Hampir Jadi Dokter, tapi Batal Gara-Gara Ini
Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika