2. Batik Gentong dan Tuban dari KPwBI Provinsi Jawa Timur
Stan selanjutnya yang disambangi Cantika adalah Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Jawa Timur yang menampilkan pesona Batik Madura, yakni Batik Gentongan dan Batik Tuban. Saat ditemui, Eli Virgowati, yang merupakan perancang busana sekaligus anggota dari Bank Indonesia Fashion Chamber cabang Surabaya menjelaskan soal ciri khas kedua corak dan cara pembuatannya.
Dia juga menjelaskan terkait kedua corak batik tersebut. Motif Gentongan adalah ciri khas dari Batik Madura. Diproses dalam waktu yang cukup lama dan menggunakan pewarna alam selain sintesis. Sesuai namanya, Batik Gentongan dibuat dengan dimasukkan ke dalam gentong. Metodenya celup-angkat-celup-angkat dalam waktu yang lama, bisa lebih dari satu tahun.
Sementara itu, Batik Tuban sering disebut dengan Batik Gedog karena cara pembuatannya dipukul-pukul sehingga menjadi ciri khas tersendiri. Motif ini terpengaruh dari corak India atau Tionghoa dengan gambar burung. Batik tersebut biasanya terbuat dari serat tenun, yaitu tenun yang dibatik.
“Ada perbedaan yang signifikan antara Batik Madura dengan Batik Tuban, jadi masing-masing punya ciri khas sendiri, terutama motifnya yang membedakan antara motif-motif yang ada di Jawa Timur ungkapnya.
Mengapa Batik Gentong dan Tuban yang diangkat? Corak tersebut berada di wilayah pesisir utara sesuai tema yang diusung oleh Bank Indonesia KPwBI Jawa Timur.
Booth KPwBI Provinsi Jawa Timur dalam gelaran Muffest 2023 pada 7-10 Maret 2023. Foto: CANTIKA/Widya Fitrianingsih
“Kita menggunakan batik ini meskipun banyak batik lain yang ada dari Jawa Timur seperti kediri, dan lain-lain. Kita juga sedang menggencarkan produk UMKM khusunya sektor fashion wastra,” jelas Eli.
“Kami pamerkan adalah produk-produk dari UKM binaan Bank Indonesia KPwBI Jawa Timur,” jelas Eli.
Untuk antusiasme pembeli, cukup baik. Dilihat dari banyak pengunjung yang membeli kain untuk dibuat baju kemudian hari. Ada pula yang membeli bahan premium karena teringat kenangan masa lalu atau untuk menambah koleksinya.
"Ada segelintir orang berdarah Madura yang tinggal di Jakarta ketika melihat motif ini langsung ada ikatan historinya pengen punya kain dari daerah aslinya, kemudian disimpan,” ungkapnya
Selain kain, produk yang diminati selanjutnya adalah outer. Sebab outer adalah model baju yang simpel dan fleksibel yang cocok untuk dipasangkan gaya busana apa saja.
Eli Virgowati sendiri menjelaskan bahwa mereka tidak memiliki sasaran usia yang lebih rinci, namun KPwBI ini sempat mengadakan pelatihan dengan para penjahit dan pengrajin untuk dibekali pengetahuan desain.
“Kita ajarkan konsep desain untuk menaikkan kelasnya, dan untuk penjahitnya pun kita ajarkan bagaimana cara mendesain juga dan salah satu produknya kita ikutkan dalam fashion show kemarin,” jelas Eli.
Booth KPwBI Provinsi Jawa Timur dalam gelaran Muffest 2023 pada 7-10 Maret 2023. Foto: CANTIKA/Widya Fitrianingsih
Bicara harga pakaian di stan KPwBI Jawa Timur, kain Batik Madura dibanderol dari Rp200.000 hingga Rp40 juta untuk model Batik Gentongan. Ada pula kain yang dibanderol di kisaran harga Rp500.000 hingga Rp1.500.000 Sementara untuk kain Batik Tuban dari Rp150.000 hingga Rp1,5 juta.
Harga baju siap pakai dibanderol dari 3.000.000-3.500.000 karena terbuat dari batik tulis asli yang harga per lembarnya kisaran Rp750.000-Rp1.000.000.
Mengingat waktu perhelatan Muffest dekat dengan bulan Ramadan, Eli berharap produknya semakin banyak dikenal pelanggan dan tercapai pula targetnya. Dia pun berharap wastra semakin disukai anak muda.
“Anak muda harus cinta Batik karena kalau bukan anak muda siapa lagi,” ungkapnya. Sebagai perancang busana, Eli menjelaskan bahwa sekarang ia banyak membuat desain dengan tampilan motif batik tidak monoton. “Tidak terlihat tradisional banget, makanya saya terkadang membuat outer dengan saya mix dengan bahan denim,” ungkapnya
3. Motif Cangkang Mutiara dari Dekranasda Buton Tengah
Stan Dekranasda Buton Tengah, Sulawesi Tenggara, adalah tujuan Cantika berikutnya. Motif yang diangkat adalah Cangkang Mutiara yang terinspirasi dari Pantai Mutiara. Motif ini perdana ditampilkan di Muffest untuk menunjukkan kearifan lokal atau potensi yang ada pada Buton Tengah. Ini juga kali pertama Dekranasda Buton Tengah membuka stan di Muffest.
Meski antusiasme pengunjung ke stannya tak seramai stan lainnya, usai peragaan busana di hari pertama Muffest langsung terjual dua kostum. Dia pun tak patah semangat dengan kondisi saat itu.
Booth Dekranasda Buton Tengah dalam gelaran Muffest 2023 pada 7-10 Maret 2023. Foto: CANTIKA/Widya Fitrianingsih
"Karena kami kan pertama kalinya ikut kegiatan ini kami masih tahap promosi,” ungkap Yuliarti.
Produk yang ditawarkan selain kain, ada juga blus dan outer bernuansa earth tones.
Yuliarti turut membagikan informasi mengenai kisaran harga dari produk yang mereka tawarkan, mulai dari kain tenun berkisar Rp400.000 hingga Rp2 jutaan. Sementara untuk busana siap pakai, kisaran harganya Rp700.000 hingga Rp5 jutaan.
Ia juga berharap bahwa ke depannya semakin banyak yang tertarik untuk mengenal produk atau tenun dari Buton Tengah.“Target kami produk-produk kami semakin dikenal baik di Nusantara maupun dunia. Dan, agar anak muda lebih mengenal budaya dan produk-produk lokal serta bangga memakai tenunan,” ungkap Yuliarti.
Muffest 2023 telah digelar pada 7-10 Maret 2023. Di tahun kedelapan penyelenggarannya, Muffest juga menyuguhkan rangkaian acara berupa peragaan busana karya 200 desainer, trade show 150 brand, Modest Young Designer Competition (MYDC), The Next Face 2023 Model Search, talkshow, dan seminar fashion trend forecasting.
Pilihan Editor: Dari Aleza hingga Restu Anggraini Pamerkan Koleksi Raya, Bertabur Manik-manik dan Kain Tulle
WIDYA FITRIANINGSIH
Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika
Halaman